LOVE YOUR BUSINESS AND YOUR WORK
Pembahasan
hari ini masih menyangkut pembahasan kemarin, yaitu menyangkut “kerja keras dan
kerja cerdas”. Untuk bisa melakukan peran, tugas, dan fungsi kita dengan
sebaik-baiknya, untuk bisa sukses, kita perlu kerja keras, tetapi di atas kerja
keras kita perlu kerja cerdas.
Pembahasan
hari ini membahas salah satu cara untuk bekerja cerdas. Dalam bisnis dan
pekerjaan, kita perlu bekerja cerdas. Jadi kalau mengingat prinsip ekonomi,
dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya mendapatkan imbalan yang
sebesar-besarnya.
Ini
prinsip yang kita gunakan dalam tingkat tertentu. Namun saya ingin
memperingatkan Anda semua untuk tidak menggunakan prinsip ekonomi tersebut
dengan level penghayatan yang sangat tinggi. Mengapa demikian ? karena kalau
itu terjadi maka Anda akan terjebak dalam yang namanya asas manfaat.
Asas
manfaat juga menjunjung tinggi prinsip ekonomi dan dalam tingkat penghayatan
yang paling tinggi. Jadi, jangan sampai Anda menjadi orang yang gemar
memanfaatkan orang lain untuk kepentingan Anda. Ya, saya yakin semua orang pada
tingkat tertentu akan relatif saling memanfaatkan, namun tentu saja jelas ada
timbal baliknya.
Jadi jangan
sampai Anda memandang seseorang hanya sebagai obyek penderita yang dapat Anda
manfaatkan, Anda gunakan. Contoh yang paling jelas dalam hal ini adalah : untuk
Anda yang berusaha dan bekerja dalam suatu sistem yang sifatnya adalah
berjenjang dan membutuhkan jaringan untuk sistem tersebut dapat bekerja.
Saya
sering kali mendengar dan juga beberapa kali mengalami betapa uang bisa
membutakan. Tingkat penghayatan prinsip ekonomi secara kebablasan membuat
sejumlah orang tidak segan segan untuk memandang orang lain sebagai obyek
semata, sebagai prospek bisnis dan pekerjaan semata.
Hal ini
sangat menyedihkan menurut saya, wajar bagi Anda untuk menawarkan suatu produk
atau jasa kepada orang lain, namun jangan sampai Anda memandang setiap
kesempatan bertemu orang lain sebagai kesempatan mencari prospek dan menggolkan
prospek.
Nah,
kunci untuk kerja cerdas adalah menghayati prinsip ekonomi tersebut dalam
tingkat yang selayaknya. Salah satunya adalah dengan menyukai usaha dan
pekerjaan Anda.
1 kor 13
: 13, demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih
dan yang paling besar diantaranya ialah kasih.
Hal yang
paling besar adalah kasih. Jika Anda menyukai pekerjaan Anda, maka akan jauh
lebih mudah bagi Anda untuk melakukan peran, tugas, fungsi anda dengan
sebaik-baiknya. Mengapa saya sebutkan bahwa menyukai usaha dan pekerjaan
sebagai bentuk penghayatan prinsip ekonomi dalam tingkat yang selayaknya ?
Mari kita
tinjau kembali prinsip ekonomi tersebut. Dengan pengorbanan sekecil-kecilnya
mendapatkan imbalan sebesar-besarnya kembali ke menyukai usaha dan pekerjaan,
saya akan menjelaskan dengan suatu penjelasan sederhana.
Jika anda
menyukai sesuatu, apakah Anda akan menganggap suatu pengorbanan jika Anda
menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran Anda untuk hal tersebut ? saya yakin
tidak, untuk orang yang memiliki hobi (menyukai) memancing, membeli pancing
seharga 10 juta rupiah mudah saja bagi orang tersebut mengeluarkan koceknya.
Sebaliknya untuk orang yang tidak memiliki hobi yang sama, jangankan 10 juta, 1
juta saja mungkin sudah terlalu mahal.
Prinsip
yang sama berlaku dalam menyukai usaha dan pekerjaan Anda. Saat Anda menyukai
usaha dan pekerjaan Anda, hal itu akan terasa bukan sebagai pengorbanan bagi
Anda menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran Anda untuk melakukannya.
Ya, Anda
akan melakukannya dengan penuh gairah (passionate) dan penuh semangat. Sudah
banyak sekali penelitian membuktikan bahwa jika Anda menyukai melakukan
sesuatu, maka Anda akan menjadi lebih produktif dalam hal tersebut.
Pertanyaannya
sekarang, bagaimana untuk menyukai usaha dan pekerjaan Anda ?
1.
Usaha dan pekerjaan Anda harus sesuai dengan nilai
nilai kebaikan dan kebenaran yang Anda pegang. Jangan sampai Anda berusaha atau
bekerja pada bidang yang membuat Anda harus berpegang dengan nilai-nilai yang
Anda pegang
Ini tidak akan berhasil, entah
membuat Anda harus melepas nilai-nilai yang Anda pegang, atau terus berada
dalam konflik internal dalam batin Anda untuk terus melakukan usaha dan
pekerjaan itu atau untuk berkompromi dengan nilai-nilai yang Anda pegang.
Inilah hal yang sangat berbahaya.
Saat orang berkompromi, ia tidak adakan sadar sudah seberapa jauh ia
menyimpang. Biasanya mulai dari satu dua hal kecil, kemudian bertambah satu dua
hal kecil lainnya, terus demikian sampai akhirnya ketika tersadar sudah begitu
jauh penyimpangan yang terjadi.
Yaobus 4 : 4 : hai kamu,
orang-orang yang tidak setia ! tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan
dunia adalah permusuhan dengan Allah ? jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat
dunia ini, ia mejadikan dirinya musuh Allah.
2.
Berhikmatlah , kenali bakat, kepribadian,
pembawaan alami, dan kemampuan Anda. Untuk bisa menyukai usaha dan pekerjaan
Anda, akan semakin mudah Anda lakukan jika usaha dan pekerjaan Anda bila bakat,
kepribadian, pembawaan alami dan kemampuan Anda selaras dengan usaha dan
pekerjaan Anda
Memang pengetahuan dan kemampuan
untuk suatu usaha dan pekerjaan itu bisa dipelajari, namun akan lebih mudah
bila memang bakat, kepribadian, pembawaan alami, dan kemampuan Anda sudah
mendukung hal itu. Ingat ! lebih baik kerja cerdas daripada kerja keras
Amsal 24:14 : ketahuilah demikian
hikmat untuk jiwamu, jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan dan harapanmu
tidak akan hilang
3.
Mengalami pengubahan dalam pemikiran , Anda menyukai
usaha dan pekerjaan Anda. Ya, hal yang Anda pikirkan itu biasanya yang
membentuk Anda. Coba pikirkan mertua Anda sangat menjengkelkan dan menyebalkan
. terus pikirkan itu. Apa akibatnya ? ya akibatnya Anda jadi tidak menyukai,
bahkan membenci mertua Anda.
Hal yang sama juga terjadi pada
usaha dan pekerjaan Anda. Jika Anda berpikir ini usaha yang menantang, ini
pekerjaan yang mengasyikkan, maka Anda akan berakhir dengan menyukai usaha dan
pekerjaan Anda
Roma 12 : 2 janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna ?
4.
Bersukacta, bersyukur dan tidak banyak mengeluh.
Ya , walaupun usaha sedang lesu atau pekerjaan tidak ada habisnya. Anda dapat
memilih untuk bersukacita, bersyukur, dan tidak banyak mengeluh.
Filipi 4 : 7 : bersukacitalah
senantiasa dalam Tuhan ! sekali lagi kukatakan, bersukacitalah , hendaklah
kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat , janganlah hendaknya
kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai
sejahtera Allah , yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus.
5.
Ingat prioritas Anda ! untuk bisa menyukai bisnis
dan pekerjaan Anda, Anda harus tahu prioritas yang benar. Tanpa itu, Anda tidak
akan sukses. Ya mungkin di satu sisi Anda sukses, tapi di sisi lain Anda gagal.
Ini bukan sukses namanya. Sukses sejati bersifat integral , menyeluruh,
sedangkan sukses semu bersifat parsial, sebagian
Jika Anda
terlalu mencintai usaha dan pekerjaan Anda, tapi Anda menelantarkan Tuhan dan
keluarga Anda, ini akan mengantarkan Anda pada kehancuran. Jadi hati-hati !
ingat prioritas Anda, saat Anda mencintai usaha dan pekerjaan Anda dalam porsi
yang tepat,, itulah saatnya Anda dapat menggapai sukses.
Sumber : Http://lineme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar