H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 23 Januari 2025

Iman Yang Diamalkan

 *Practiced Faith*

[Iman Yang Diamalkan]


*Yakobus 2:1,*  _"Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka"._


Kita umumnya menyadari bahwa dunia dimana kita hidup, hari-hari ini merupakan dunia yang memandang muka, yang memandang warna kulit, yang membeda-bedakan manusia. Dan manusia cenderung dipandang menurut apa yang ia miliki, apa yang sederajat. Priblema memandang dapat juga dalam konteks dunia pelayanan (tidak perlu contoh). Dari Yakobus mengajarkan bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang berdasarkan bangsa, suku, kelahiran, atau kedudukan dalam hidup. Selain itu Alkitab juga mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia tanpa membeda-bedakan. Memandang muka dapat berarti memberikan perhatian khusus kepada orang tertentu karena kekayaan, kedudukan, penampilan atau hal yang dianggap "mulia". 


Dari Yakobus 2:1 mengajarkan bahwa, memandang muka merupakan tindakan penghakiman yang berasal dari pikiran yang jahat , memandang muka tidak menyenangkan Allah sebab Allah tidak memandang penampilan lahiriah, melainkan hati orang, dan memandang muka tidak didorong oleh kasih yang murni untuk semua orang, serta memandang muka merupakan dosa terhadap hukum kasih. Jadi Yakobus juga mengajarkan bahwa iman yang sejati harus disertai dengan perbuatan-perbuatan baik. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Intinya tindakan memandang muka akan memperlihatkan isi hati orang yang bersangkutan. _*Pertama,*_ orang terdlsebut lebih menghargai kekayaan dari pada menghormati moralitas atau kesalehan. _*Kedua,*_ akan memperhatikan hal-hal yang bersifat superfisial, misalnya, pakaian indah atau pakaian buruk (diterjemahkan: kotor, ayat 2). Dan _*ketiga,*_ seseorang sudah "bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat" (ayat 4b). 


Jadi orang tersebut telah bertindak sama seperti hakim, padahal bukan. Dia bersikap subjektif serta berprasangka buruk terhadap orang miskin yang baik-baik hanya karena pakaiannya kotor. Misalnya oang miskin sering dianggap malas, suka meminta, kurang berpendidikan, atau tidak-jujur. Terlebih kalau terjadi dalam suasana memeriksa suatu perselisihan. Dan orang miskin sejak awal sudah berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Bisa saja para penatua atau penengah yang berprasangka bisa jadi tidak memeriksa perselisihan dengan objektif. Selayaknya sebagai orang percaya kita tidak boleh membeda-bedakan manusia hanya karena status sosial. Jadi janganlah hanya oleh sebab seseorang kaya lalu lebih hormati, sedangkan orang yang miskin dipandang sebelah mata. Sebagai wujud iman yang diamalkan, marilah kita menjadi orang percaya yang hidup dalam kasih, hidup damai dengan semua orang, hidup menerima orang lain apa adanya serta memiliki hati seorang hamba, yang terus melayani dan menjadi berkat bagi sesama. Dalam suatu quotes dinyatakan, _"Iman tidak menghilangkan pertanyaan. Tapi iman tahu ke mana harus membawanya"._


*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*








2 komentar:

  1. "Iman tidak menghilangkan pertanyaan. Tapi iman tahu ke mana harus membawanya.

    BalasHapus
  2. *Yakobus 2:1,* _"Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka".

    BalasHapus