I.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Hal yang
berkaitan dengan hasil hutan adalah kegiatan pengolahan hasil hutan, antara
lain berupa industri penggergajian kayu. Dalam bidang industri pengolahan kayu,
industri penggergajian kayu merupakan pengolahan kayu bulat mentah untuk
dijadikan barang setengah jadi atau bahan baku yang selanjutnya diolah oleh
perusahaan industri kayu hilir menjadi barang jadi.
Konsumsi kayu
gergajian dalam negeri yang terbesar adalah untuk bahan baku industri maupun
kebutuhan perumahan, baik untuk furniture, panel maupun fungsi struktural
(konstruksi) dimana kebutuhan tersebut terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan kayu untuk industri perkayuan di
Indonesia diperkirakan sebesar 70 juta m3 per tahun dengan kenaikan
rata-rata sebesar 14,2 % per tahun, sedangkan produksi kayu bulat diperkirakan
hanya sebesar 25 juta m3 per tahun, dengan demikian terjadi defisit
sebesar 45 juta m3 (Priyono 2001). Hal ini menunjukkan bahwa
sebenarnya daya dukung hutan sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan kayu baik
untuk kebutuhan individu (perumahan) maupun
kebutuhan industri.
Kayu banyak
digunakan untuk berbagai kebutuhaan antara lain karena kayu mudah ditemukan,
coraknya indah, dan dapat diperbaharui. Kebutuhan kayu yang terus meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan potensi hutan yang terus
berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antara lain
dengan memanfaatkan limbah kayu gergajian menjadi produk yang bermanfaat.
Limbah kayu,
yang banyak dijumpai di tempat penggergajian atau perusahaan meubel, biasanya
hanya dijadikan bahan bakar atau kadang justru dibuang begitu saja. Namun, pada
saat ini limbah seperti ini mulai banyak dimanfaatkan untuk bahan baku
kerajinan. Salah satu pemanfaatan limbah kayu tersebut adalah sebagai bahan
baku pembuatan placemat atau taplak
meja.
Seperti yang
kita ketahui, kerajinan dari kayu cukup diminati oleh pasar, selain dari
motifnya yang alami, warnanya yang natural, juga bentuknya yang unik
menjadikannya sebagai barang kerajinan yang unik dan cantik. Pembuatan placemat
ini sangat potensial untuk mengefektifkan pemanfaatan limbah kayu karena placemat ini dibuat dari cuilan-cuilan
(perca) kayu yang kecil-kecil, sehingga lebih banyak limbah kayu yang dapat
dimanfaatkan.
Placemat dari limbah
kayu ini mempunyai kelebihan, yaitu mudah dibersihkan karena terbuat dari kayu.
Perkembangan produksi placemat ini
belum terlalu populer di kalangan mnasyarakat, padahal hal ini dapat menjadi
salah satu alternatif untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Mahalnya harga barang kerajinan dari kayu tersebut menyebabkan konsumen yang
mampu membeli produk ini terbatas. Oleh karena itu, kami ingin memproduksi
barang kerajinan dari kayu berupa placemat
dengan harga yang cukup terjangkau. Produksi kerajinan kayu ini bisa
dipasarkan di kalangan menengah ke bawah untuk akhirnya dikembangkan menjadi home industry atau usaha kecil menengah
(UKM). Ditambah dengan kreativitas yang tinggi dalam proses pembuatan, serta
inovasi-inovasi dalam menghias dan mempercantik kerajinan kayu tersebut
diharapkan akan mampu meningkatkan minat konsumen akan produk ini.
2.
Perumusan
Masalah
Kayu merupakan
hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan
teknologi. Kayu memiliki sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
Konsumsi kayu di Indonesia cukup tinggi, hal ini berdampak pada meningkatnya
limbah kayu di industry-industri penggergajian. Limbah kayu ini dianggap tidak
bermanfaat dan tidak jarang begitu saja dianggap sampah oleh produsen.
Taplak meja (placemat) merupakan barang kebutuhan
rumah tangga yang cukup penting. Selain sebagai hiasan, placemat merupakan pelindung meja dari kotoran dan benda-benda lain
yang diletakkan di atasnya. Saat ini placemat
yang unik lebih diminati dibandingkan dengan placemat yang telah lama beredar di pasaran. Keunikannya ini bisa
jadi terletak pada motif, bentuk, bahan pembuat, dan warnanya yang tentunya
disesuaikan dengan selera konsumen.
Saat ini banyak
orang menyukai semua yang berkaitan dengan alam (back to nature) karena memberi kesan kenyamanan yang menyejukkan.
Melihat pangsa pasar yang ada, banyak produsen berlomba-lomba memproduksi aneka
barang kerajinan dan alat rumah tangga dari kayu, namun yang sering terjadi
adalah harga barang yang dibuat tersebut sangat mahal. Hal ini disebabkan oleh
bahan baku yang digunakan adalah kayu bulat yang tentu juga mahal harganya.
Oleh karena itu, kami ingin membuat barang kerajinan dari limbah kayu yang pada
umumnya jarang dimanfaatkan dan dibuang begitu saja. Dengan memanfaatkan limbah
kayu, dapat meminimalisir harga bahan baku, sehingga untuk proses produksi pun
tidak memakan banyak biaya.
Pengembangan
industri pemanfaatan limbah kayu seperti placemat ini sangat bagus prospeknya. Selain karena
bahan bakunya mudah didapatkan, kita juga dapat meningkatkan nilai guna suatu
limbah menjadi barang kerajinan yang unik dan menarik. Pembuatan placemat dari limbah kayu ini dapat
dikembangkan dalam skala home industry dan
usaha kecil menengah. Selain dapat meningkatkan nilai guna dari limbah kayu,
produksi placemat ini dapat membuka
lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Dalam pengajuan
program ini, dirumuskan beberapa poin masalah, yaitu:
1.
Melimpahnya
limbah kayu di industri gergajian
2.
Kurang
berkembangnya usaha pemanfaatan limbah kayu
3.
Mahalnya
kerajinan kayu yang telah beredar di pasaran
4.
Pada
umumnya placemat atau taplak meja
terbuat dari bahan benang atau (sejenis) plastik
5.
Terbukanya
peluang pasar dalam skala home industry
3.
Tujuan
Program
Tujuan program ini adalah :
1.
Mengembangkan
jiwa kreativitas dan kewirausahaan mahasiswa
2.
Menambah
peluang usaha limbah kayu
3.
Menghasilkan
aksesoris kayu yang inovatif, bisa dinikmati oleh semua pihak dan harganya pun
cukup terjangkau
4.
Mengembangkan
industri kecil dan menengah
4.
Luaran
yang Diharapkan
Luaran yang
diharapkan dari program ini adalah produk yang unik dan menarik, harga yang
terjangkau dan dapat diterima, diminati dari berbagai kalangan dari anak-anak,
remaja, dan orang dewasa terutama ibu rumah tangga.
5.
Kegunaan
Program
Kegiatan ini
dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya :
1.
Sarana
pembelajaran dalam pengembangkan kreativitas
2.
Melatih
kemampuan berwirausaha
3.
Menghasilkan
produk sebagai alternatif dalam bidang kewirausahaan
I.
GAMBARAN
UMUM RENCANA USAHA
1.
Jenis
Usaha
Usaha yang akan
didirikan yaitu berupa industri rumah tangga (home industry) yang mengolah limbah kayu gergajian menjadi
produk-produk kerajinan placemat yang
unik dan menarik yang dipakai sebagai cendera mata dan penambah koleksi barang-barang
unik di rumah yang tentunya dengan harga
yang cukup terjangkau sehingga bisa dinikmati oleh berbagai kalangan.
2.
Gambaran
Produk
a.
Komposisi
Produk
Komposisi
produk kerajinan ini antara lain serpihan-serpihan kayu limbah industry kayu
gergajian, tali pengikat, lapisan penutup pori, cat berbagai warna, top
coating, tiner, dan amplas baik yang kasar maupun yang halus.
b.
Fisik
dan Penampilan Produk
Kerajinan
kayu berupa placemat terdiri dari berbagai jenis bentuk dan ukuran. Untuk
mempercantik tampilannya, kayu ini akan dicat dengan menggunakan cat kayu
berbagai warna, dengan pemberian warna pada kayu yang tergantung pada berapa
banyak kombinasi warna yang diinginkan. Desain yang dibuat disesuaikan dengan
selera pasar. Placemat terdiri
beberapa ukuran yaitu, (75 x 20) cm, (25 x 25) cm dan sesuai dengan pesanan
yang tentunya dengan harga yang berbeda.
3.
Tempat
Produksi
Proses produksi
akan dilaksanakan di tiga tempat, yaitu Jl. Babakan Doneng RT 01 RW 06 no 29-b,
Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor 16680, workshop Pengerjaan Kayu, dan
Laboratorium Rekayasa Kayu Departemen Hasil Hutan, Institut Pertanian Bogor.
4.
Analisis
Pasar
a.
Pangsa
Pasar
Placemat kayu ini
memiliki potensi pasar yang cukup menjanjikan. Sebagai pelengkap kebutuhan
rumah tangga, tentu penggunaannya mencakup semua kalangan. Konsumen yang
tertarik pada produk ini adalah kalangan wanita, anak-anak sampai orang dewasa.
Produk ini juga diminati sebagai cendera mata yang unik dan menarik, terlebih
karena bahan baku yang digunakan yaitu
limbah kayu yang bisa dibilang sampah kemudian disulap menjadi placemat, alat rumah tangga yang cukup
berkelas dengan variasi desain lukis yang menarik.
Kaum
wanita dapat menjadi pasar yang sangat potensial, terutama ibu rumah tangga.
Kerajinan berbahan baku limbah kayu ini setelah disulap menjadi placemat kayu yang unik dapat menjadi
trend baru di kalangan masyarakat. Desain-desain inovatif serta corak lukis
yang beragam akan menambah daya tarik dan nilai jualnya.
b.
Promosi
dan Pemasaran
1.
Promosi
Promosi sangat
perlu dilakukan karena produk belum terlalu dikenal di kalangan masyarakat.
Promosi sangat terkait dengan keberhasilan usaha ini. Promosi yang akan
dilakukan melalui beberapa langkah baik yang dilakukan langsung maupun tidak
langsung, yaitu :
a.
Spanduk
Dibuat dengan ukuran 2m x 1 m yang
dipasang di depan rumah produksi
b.
Pamflet
dan leaflet
c.
Internet,
facebook, dan blog
d.
Melalui
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kampus yaitu Century
e.
Pameran-pameran
lingkup kampus
2.
Pemasaran
Pemasaran
dilakukan dengan menjual produk secara langsung sekaligus memperkenalkan
produk, juga menyalurkan kepada toko-toko yang ada di lingkungan kampus.
5.
Rencana
Pengembangan
Karena dirangkai
dengan benang nilon, tentu saja taplak meja (placemat) ini keawetannya terbatas, jika benang perangkai ini
putus, maka cuwilan kayu akan copot. Untuk ke depannya kami ingin mencari media
perangkai yang lebih kuat dan tahan lama. Selain itu, kami juga akan
mengembangkan produksi aneka ragam produk kerajinan lainnya sehingga tidak
hanya berfokus pada placemat, misalnya
pigura, gantungan kunci, tatakan gelas, dan beberapa aksesoris lainnya.
II.
METODE
PENDEKATAN
1.
Proses
Produksi
a.
Pengumpulan
Bahan
Mempersiapkan
alat dan bahan untuk pembuatan placemat. Limbah
kayu diperoleh dari Workshop Pengerjaan Kayu Fakultas Kehutanan IPB. Setelah
itu, limbah-limbah kayu tersebut dipilah-pilah sesuai ukuran.
b.
Proses
Produksi
Limbah-limbah
kayu tersebut dipotong-potong sebesar 3 cm x 2 cm x 1 cm (ukuran perca kayu
disesuaikan dengan desain dari placemat), setelah dipotong-potong dengan mesin
pemotong, potongan perca tersebut dirapikan dengan cutter supaya benar-benar
didapat potongan perca sesuai desain yang diinginkan.
Setelah itu
perca-perca kayu dibor dengan mata bor berdiameter 3 mm, lalu diampelas dengan
ampelas kasar, lalu diberi larutan penutup pori (AQUA WOOD) dan biarkan kering.
Setelah kering, perca kayu kembali diampelas dengan ampelas halus sampai
seluruh permukaan perca licin dan siap untuk diwarnai.
Perca kemudian
diberi larutan penutup pori lagi, lalu dikeringkan. Setelah cukup kering, perca
kayu tersebut dicelupkan ke dalam larutan pewarna kayu. Setelah diwarnai dan
dikeringkan, kayu dilapisi dengan lapisan top coating, dan dikeringkan lagi
untuk proses selanjutnya.
c.
Perangkaian
Proses
selanjutnya yaitu memasukkan benang perangkai ke cuwilan kayu melalui kedua
lubang yang sudah dibentuk di kedua ujungnya. Setelah itu, cuwilan kayu yang
sudah dimasuki benang perangkai itu kemudian dirangkai, dan ditautkan antar
rangkaian hingga membentuk lembaran. Dengan demikian, satu placemat ukuran standar terdiri dari ribuan perca kayu tersebut.
d.
Pengemasan
Untuk pengemasan
produk placemat ini menggunakan
kardus yang sebelumnya diberi kertas rumput untuk menghindari gesekan saat
pengiriman barang.
2.
Pemasaran
Sebagai langkah
pemasaran produk placemat ini akan
diadakan pemasaran lewat UKM Century dan UKM lain yang bergerak di bidang
kewirausahaan yang ada di Institut Pertanian Bogor dengan sasaran para dosen
dan mahasiswa. Selanjutnya pemasaran akan dilakukan dengan mengikuti
pameran-pameran yang diadakan di lingkup kampus, hal ini dilakukan guna
memperkenalkan produk ini yang belum dikenal oleh masyarakat. Setelah produk
ini dikenal secara luas yang selanjutnya dilakukan adalah pembuatan catalog dan
membagikannya di sekitar swalayan-swalayan atau pusat-pusat perbelanjaan.
III.
PELAKSANAAN
PROGRAM
1.
Waktu
dan Tempat pelaksanaan
Proses produksi
dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Mei 2010. Proses ini dilaksanakan di tiga tempat, yaitu Jl.
Babakan Doneng RT 01 RW 06 no 29-b, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor
16680, workshop Pengerjaan Kayu, dan Laboratorium Rekayasa Kayu Departemen
Hasil Hutan, Institut Pertanian Bogor.
2.
Tahapan
Pelaksanaan
a.
Proses
Produksi
· Pengumpulan
Bahan
Limbah
kayu diperoleh dari home industry penggergajian
di kota Kudus. Limbah-limbah kayu tersebut kemudian disortir untuk mendapatkan limbah
kayu yang masih mungkin dikerjakan.
· Proses
Pengerjaan
Limbah
kayu dibentuk dengan mesin bubut sesuai dengan desain yang akan dibuat.
Kemudian imbah kayu diampelas dengan mesin pengamplas. Limbah-limbah kayu dipotong-potong
menjadi perca kayu, dan potongan perca dirapikan dengan cutter supaya
benar-benar didapat potongan rapi. Desain-desain perca yang digunakan untuk pembuatan
placemat, diantaranya berbentuk : persegi, tambah, bulat, dan lain-lain.
Perca kayu tersebut dibor dengan mata bor berdiameter 3 mm. Perca kayu
diampelas secara manual kemudian dilapisi larutan penutup pori (AQUA WOOD).
Setelah itu, perca kayu dikeringkan dan kemudian diplitur dengan menggunakan
vernis yang dicampur dengan tiner dengan perbandingan 1 : 2.
Contoh bentuk perca :
·
Perangkaian
Memasukkan
benang perangkai ke perca kayu melalui lubang yang sudah dibentuk di kedua
ujungnya. Kemudian merangkai dan menautkan antar rangkaian hingga membentuk
sebuah placemat
·
Pengemasan
Untuk
pengemasan digunakan kardus yang sebelumnya diberi kertas rumput untuk
menghindari gesekan saat pengiriman barang. Sehingga appearance dari
produk dapat tetap terjaga.
b.
Pemasaran
Pemasaran
telah dilakukan lewat UKM Century dan UKM lain yang bergerak di bidang
kewirausahaan yang ada di Institut Pertanian Bogor dengan sasaran para dosen
dan mahasiswa. Untuk pemasaran selanjutnya kami mengikuti pameran-pameran yang
diadakan di lingkup kampus, hal ini dilakukan guna memperkenalkan produk ini
yang belum dikenal oleh masyarakat. Selanjutnya dilakukan pembuatan catalog dan
membagikannya di sekitar swalayan-swalayan atau pusat-pusat perbelanjaan. Kami
juga telah bekerjasama dengan Gramedia untuk menerbitkan PKM ini di majalah Ide
Bisnis edisi 01/Juni 2010 halaman 8.
Untuk
teknik pemasarannya sendiri dengan menawarkan langsung kepada konsumen. Produk
yang ditawarkan dapat dipesan dengan ukuran yang diminta konsumen, sedangkan
untuk desainnya sesuai yang terdapat dalam catalog.
3.
Instrumen
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan
kegiatan ini ada berbagai peralatan dan bahan yang digunakan yaitu bor,
circular saw, jointer, mesin bubut, mesin pengampelas, kuas, cat, tiner,
penutup pori, kawat, dan senar.
4.
Rancangan
dan Realisasi Biaya
·
Rancangan
Biaya
A.
Bahan
Habis Pakai
No
|
Jenis Bahan
|
Satuan
|
Harga per
satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Limbah Gergajian
|
4 karung
|
100.000,00
|
400.000,00
|
2
|
Tali Pengikat
|
20 kg
|
10.000,00
|
200.000,00
|
3
|
IMPRA Aqua Wood (Penutup Pori)
|
4 kaleng
|
50.000,00
|
200.000,00
|
4
|
Tiner
|
48 kaleng
|
20.000,00
|
960.000,00
|
5
|
Amplas Kasar
|
60 lembar
|
5.000,00
|
300.000,00
|
6
|
Amplas Halus
|
60 lembar
|
5.000,00
|
300.000,00
|
7
|
ULTRAYUNIOR P-04 (Pewarna Kayu)
|
10 kaleng
|
60.000,00
|
600.000,00
|
8
|
IMPRA Top Coating
|
4 paket
|
50.000,00
|
200.000,00
|
9
|
Mika
|
50 m
|
50.000,00
|
2.500.000,00
|
10
|
Kertas Rumput
|
30 lembar
|
2.500,00
|
75.000,00
|
11
|
Solatip Bening berukuran besar
|
10 buah
|
10.000,00
|
100.000,00
|
TOTAL
|
5.835.000,00
|
B.
Perjalanan
No
|
Bentuk
Kegiatan
|
Biaya (Rp)
|
1
|
Pembelian bahan-bahan
|
400.000,00
|
TOTAL
|
400.000,00
|
C.
Peralatan
Penunjang PKM
No
|
Bentuk
Kegiatan
|
Satuan
|
Biaya per
satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Alat potong
|
30 buah
|
10.000,00
|
300.000,00
|
2
|
Mata Bor
|
5 buah
|
200.000,00
|
1.000.000,00
|
3
|
Kuas
|
6 buah
|
5.000,00
|
20.000,00
|
TOTAL
|
1.320.000,00
|
D.
Penyewaan
Laboratorium
No
|
Bentuk
Kegiatan
|
Satuan
|
Biaya per
satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Biaya pemeliharaan workshop Pengerjaan
Kayu
|
1 paket
|
300.000,00
|
300.000,00
|
2
|
Biaya Pemeliharaan Laboratorium
Rekayasa Kayu
|
1 paket
|
300.000,00
|
300.000,00
|
TOTAL
|
600.000,00
|
E.
Lain-lain
No
|
Bentuk
Kegiatan
|
Satuan
|
Biaya per
satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Pembuatan Proposal
|
5 rangkap
|
50.000,00
|
250.000,00
|
2
|
Pembuatan Laporan Akhir
|
5 rangkap
|
50.000,00
|
250.000,00
|
3
|
Dokumentasi
|
2 paket
|
125.000,00
|
250.000,00
|
4
|
Promosi
a.
Pamflet
b.
Spanduk
c.
Leaflet
|
1 paket
|
500.000,00
|
500.000,00
|
TOTAL
|
1.250.00,00
|
Jadi total biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan penelitian ini adalah Rp 9.405.000,00
·
Realisasi
Biaya
A.
Bahan
Habis Pakai
No
|
Jenis Bahan
|
Jumlah
|
Harga per
satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Limbah Gergajian
|
4 karung
|
100.000,00
|
400.000,00
|
2
|
Tali Pengikat
|
1 gulung
|
100.000,00
|
100.000,00
|
3
|
IMPRA Aqua Wood (Penutup Pori)
|
4 kaleng
|
50.000,00
|
200.000,00
|
4
|
Tiner
|
20 kaleng
|
20.000,00
|
400.000,00
|
5.
|
Vernis
|
4 kaleng
|
50.000,00
|
200.000,00
|
5
|
Amplas Kasar
|
40 lembar
|
5.000,00
|
200.000,00
|
6
|
Amplas Halus
|
40 lembar
|
5.000,00
|
200.000,00
|
TOTAL
|
1.700.000,00
|
B.
Perjalanan
No
|
Bentuk
Kegiatan
|
Biaya (Rp)
|
1
|
Pencarian
limbah kayu
·
di Kudus dan Rembang
·
di Bogor
|
100.000,00
50.000,00
|
2
|
Pengantaran
limbah kayu dari Kudus ke Bogor
|
250.000,00
|
3
|
Pembelian
bahan penunjang PKM
|
50.000,00
|
TOTAL
|
450.000,00
|
C.
Peralatan
Penunjang PKM
No
|
Bentuk
Kegiatan
|
Jumlah
|
Biaya per
satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Alat Potong
(gunting dan cutter)
|
5 buah
|
10.000,00
|
50.000,00
|
2
|
Mata Bor
|
5 buah
|
30.000,00
|
150.000,00
|
3
|
Kuas
|
6 buah
|
10.000,00
|
60.000,00
|
4
|
Kawat
|
¼ kg
|
6.000,00
|
6.000,00
|
TOTAL
|
266.000,00
|
D.
Penyewaan
Laboratorium
No
|
Bentuk
Kegiatan
|
Jumlah
|
Biaya per
satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Biaya
pemeliharaan workshop Pengerjaan Kayu
|
1 paket
|
200.000,00
|
200.000,00
|
2
|
Biaya
Pemeliharaan Laboratorium Rekayasa Kayu
|
1 paket
|
200.000,00
|
200.000,00
|
TOTAL
|
400.000,00
|
E.
Lain-lain
No
|
Bentuk
Kegiatan
|
Jumlah
|
Biaya per
satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Pembuatan
Proposal
|
5 rangkap
|
50.000,00
|
250.000,00
|
2
|
Biaya tukang
dan teknisi laboratorium
|
6 hari x 2
orang
|
@
100.000,00/hari
|
1.200.000,00
|
3
|
Dokumentasi
|
1
|
50.000,00
|
50.000,00
|
4
|
Pembuatan
Laporan Kemajuan (IPB)
|
3 eksemplar
|
20.000,00
|
60.000,00
|
5
|
Pembuatan
Laporan kemajuan (DIKTI)
|
2 eksemplar
|
20.000,00
|
40.000,00
|
6
|
Pembelian CD
|
1 keping
|
10.000
|
10.000
|
TOTAL
|
1.610.000,00
|
F.
Pemasaran
dan Kemasan
No
|
Bentuk
Kegiatan
|
Jumlah
|
Biaya per
satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Pemesanan
leaflet
|
100 lembar
|
7.000,00
|
700.000,00
|
2
|
Pembelian
kertas rumput
|
20 lembar
|
2.500,00
|
50.000,00
|
3
|
Pembuatan
kemasan
· Ukuran < 30
cm x 30 cm
· Ukuran (31 cm
x 31 cm) – (40 cm x 40 cm)
· Ukuran (41 cm
x 41 cm) – (50 cm x 50 cm)
· Ukuran (51 cm
x 51 cm) – (100 cm x 100 cm)
|
·
6 buah
· 5 buah
· 3 buah
· 1 buah
|
· 30.000,00
· 40.000,00
· 50.000,00
· 75.000,00
|
· 180.000,00
· 200.000,00
· 150.000,00
· 75.000,00
|
4
|
Penyewaan
stand
|
1 stand
|
150.000,00
|
150.000,00
|
TOTAL
|
1.505.000,00
|
Jadi
penggunaan dana sampai bulan Mei 2010 adalah Rp 5.931.000,00
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil produk
yang telah dibuat dapat dilihat dari gambar berikut :
Berikut
adalah analisis biaya dalam pembuatan produk ini :
Biaya produksi
total = Rp 5.931.000,00
Keuntungan =10%
No
|
Desain
|
Ukuran
|
Jumlah (buah)
|
Biaya produksi
(Rp)
|
Harga
jual (Rp)
|
1
|
1
|
32 cm x 32 cm
|
5
|
@ 400.000,00 =
2.000.000,00
|
@ 440.000,00
= 2.200.000,00
|
2
|
2
|
27 cm x 27 cm
|
2
|
@ 275.000,00 =
550.000,00
|
@ 302.500,00
= 605.000,00
|
3
|
3
|
24 cm x 24 cm
|
2
|
@ 300.000,00 =
600.000,00
|
@ 330.000,00
= 660.000,00
|
4
|
4
|
24 cm x 22 cm
|
2
|
@ 270.000,00 =
540.000,00
|
@ 297.000,00
= 594.000,00
|
5
|
5
|
79 cm x 28 cm
|
1
|
@ 741.000,00 =
741.000,00
|
@ 815.100,00
= 815.100,00
|
6
|
6
|
42 cm x 35 cm
|
3
|
@ 500.000,00 =
1.500.000,00
|
@ 550.000,00
= 1.650.000,00
|
TOTAL
|
5.931.000,00
|
6.524.100,00
|
Jadi keuntungan yang diperoleh jika semua produk terjual
= harga jual – biaya produksi
= Rp 5.931.000,00 – Rp 6.524.100,00
= Rp 593.100,00
B.
Pembahasan
Selama bulan
Januari 2010 sampai minggu kedua bulan april 2010 kegiatan pembuatan placemat masih dalam tahap finishing dalam kegiatan pembuatan yaitu
perangkaian perca limbah kayu. Kegiatan dimulai pada akhir bulan Januari 2010
yaitu pencarian bahan baku. Karena bulan februari yang lalu bertepatan dengan
liburan semester genap, bahan baku yang semula kami rencanakan kami ambil dari
workshop tidak bisa terpenuhi, hal ini dikarenakan selain selama liburan
workshop tutup, kayu sisa (limbah) gergajiannya juga sudah dibersihkan. Untuk
itu, selama liburan kami mencari bahan baku pembuatan placemat ini di daerah masing-masing. Setelah sama-sama mencari
akhirnya ada salah satu home industry
furniture di Kudus yang memperbolehkan kami membeli limbah dari bahan baku
pembuatan furniture yang kebetulan adalah kayu jati. Untuk itu, kami memutuskan
untuk mengambil bahan baku dari Kudus.
Selanjutnya
adalah tahap pembuatan bentuk sesuai dengan desain yang akan dibuat. Dalam
pembuatan bentuk ini kami dibantu oleh tukang kayu yang biasa membuat profil
dan teknisi laboratorium. Rencana awal, kami akan membuat placemat yang dibut dari perca limbah kayu dimana dalam 1 rangkaian
terdapat ratusan perca tetapi karena keterbatasan alat kami memperbesar dimensi
perca penyusunnya. Hal ini dikarenakan kesulitan dalam pengeboran dan
pembentukan jika contoh ujinya terlalu kecil. Jadi dari empat karung limbah
yang ada kurang lebih hanya setengahnya (2 karung) yang berukuran besar tetapi
itu belum termasuk perca yang rusak karena kesalahan teknis.
Tahap ini
dilakukan pada minggu ketiga dan keempat pada bulan Februari 2010. Tahap ini
dilakukan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Tahap berikutnya adalah tahap
pengamplasan, tahap ini adalah dilakukan pada awal bulan Maret selama 3 minggu
setiap hari Sabtu dan Minggu. Tahap selanjutnya adalah pemberian filler dan
pemberian plitur yang dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu. Selanjutnya
adalah perangkaian yang dilaksanakan pada minggu kedua yang dilaksanakan pada
minggu ke dua bulan April yang dilakukan pada hari sabtu dan minggu.
Sampai bulan Mei
kami telah mengikuti pameran dan bekerjasama dengan pihak Gramedia untuk
membantu kegiatan pemasaran placemate ini tetapi belum ada produk yang terjual.
Hal ini dikarenakan harga produk yang tinggi yang disebabkan karena terlalu
banyak kesalahan yang terjadi selama proses produksi sehingga bahan baku kurang
dan biaya produksi membengkak.
Kurangnya
penguasaan teknik pemasaran juga menjadi kendala dalam kegiatan pemasaran
produk ini. Dari analisis biaya di atas dapat dilihat adanya sisa dana yang
belum terpakai. Dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan pemasaran dan
sebagian telah terpakai untuk kegiatan pameran produk ini.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pemanfaatan
limbah kayu sebagai bahan baku pembuatan placemate dapat menjadi peluang usaha
yang cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan usaha dalam bidang ini masih jarang
dan usaha ini juga termasuk usaha yang unik. Selain menguntungkan secara
ekonomis, usaha pemanfaatan limbah kayu ini juga dapat ikut berperan dalam
mengurangi pencemaran lingkungan. Seharusnya produk ini bisa menjadi produk
yang terjangkau tetapi karena banyak kesalahan yang terjadi selama proses
produksi menyebabkan harganya terlalu tinggi untuk kalangan menengah ke bawah.
B.
Saran
Dalam
pelaksanaan kegiatan produksi banyak kesalahan yang terjadi sehingga biaya
produksinya membengkak. Untuk itu, sebaiknya sebelum hendak menekuni bisnis
ini, harus menguasai teknik pembuatannya. Selain itu, kekreatifan dalam
pembuatan produk untuk menghasilkan produk dengan desain-desain yang unik juga
menjadi kunci dalam pembuatan produk ini agar mampu bersaing di pasaran. Teknik
pemasaran dan sasaran pemasaran produk ini juga harus tepat agar usaha ini
dapat berkembang dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar