MASALAH
HIDUP DAN MATI
Roma 8:12-18
Alam di dunia ini
kejam. Hidup dan mati menjadi hukum yang berlaku di padang rumput, sungai dan
rimba. Seekor singa mengintai kijang. Burung bangau bersiaga di tepi kolam, dan
ia siap untuk membunuh dengan paruhnya yang tajam. Jauh diatas langit, seekor
rajawali berekor merah menyiapkan cakar yang mematikan, sambil mengawasi
gerakan dipadang rumput dibawahnya. Sekawanan macan tutul mampu bertahan hidup
dengan memangsa zebra.
Di alam ini,
setiap hewan mampu bertahan hidup jika hewan lain mati. Hal seperti ini tampak
wajar, sekalipun kejadian yang sebenarnya bisa jauh lebih mengerikan daripada
yang dapat kita bayangkan.
Prinsip bahwa taka
da makhluk yang hidup jika yang lain tidak mati, ternyata tidak hanya berlaku
di ala mini. Saat kita berjalan bersama Allah setiap hari, keinginan daging
kita harus dimatikan oleh keinginan Roh. Jika tidak, keinginan Roh akan
dimatikan oleh keinginan daging (Roma 8:13). Di dalam rimba, padang rumput, dan
sungai hati kita, harus selalu ada yang dimatikan supaya yang lain dapat hidup.
Kita tidak mungkin
menyerahkan diri kepada Kristus dan sekaligus menyerahkan diri kepada dunia.
RohNya tidak akan dapat memenuhi hati kita jika kita terus mempertahankan
kehidupan yang penuh dengan keinginan egois. Karena itu, Tuhan menunjukkan
dengan amat jelas bahwa jika kita ingin mengikuti Dia, kita harus mematikan
keinginan daging kita setiap hari (Lukas 9:23,24).
Kita harus terus
memilih apa yang mesti kita matikan, supaya Kristus dapat senantiasa hidup
dengan bebas dalam diri kita (Mart Do Haan II).
“Jika oleh Roh kamu mematikan
perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup (Roma 8:13).”
Supaya dapat hidup bagi
Kristus , kita harus mematikan keakuan diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar