H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 17 November 2011

Alat Penggergajian


PENGENALAN CHAINSAW

PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang memuaskan pada sektor kehutanan dicapai bila sejumlah prinsip yang berhubungan erat telah diterapkan pada tingkat nasional, perusahaan dan tempat kerja. Prinsip-prinsip ini meliputi pemenuhan hukum dan peraturan, dan suatu kebijakan yang didefinisikan dengan jelas yang mengidentifikasi sifat dan keparahan resiko yang terdapat dalam operasi kehutanan, sebagaimana juga pembagian tanggung jawab bagi orang-orang yang dipekerjakan pada tingkat manajemen, penyelia dan pengawasan kerja dalam bidang kehutanan (Yanri, dkk, 1998).
            Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam penebangan pohon, jenis alat tebang dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem manual dan mekanis. Kegiatan penebangan secara mekanis menggunakan gergaji rantai (chainsaw), sedang penebangan dengan sistem manual dilakukan menggunakan kapak dan gergaji tangan. Menebang dengan gergaji rantai mempunyai beberapa keuntungan, antara lain penebangan dapat dilakukan dengan cepat tetapi pemakaiannya memerlukan operator yang terampil, sehat dan kuat. Penebangan pohon merupakan salah satu bagian dari kegiatan penjarangan dan pemanenan hutan. Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang dipakai juga untuk melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang setelah pohon ditebang. Gergaji rantai merupakan alat mekanis yang mahal dan berbahaya jika dipergunakan tidak dengan semestinya, karena itu teknik penebangan dan cara mempergunakan gergaji rantai yang tepat harus betul-betul dikuasai agar tidak terjadi kesalahan. Kesalahan ini dapat mengakibatkan kecelakaan, seperti penebang tertimpa pohon yang roboh akibat salah menentukan arah rebah, kecelakaan dalam penggunaan gergaji rantai disebabkan pengetahuan cara penggunaan alat yang kurang (Sukanda dan Wesmon, 2008).
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami tahapan yang benar dalam pengaplikasian alat ini di lapangan.

TINJAUAN PUSTAKA

            Pada dasarnya gergaji terdiri dari 3 bagian utama, yaitu mesin penggerak, bilah pemadu (penghantar) dan rantai gergaji. Pada tahun 1970-an jenis gergaji yang banyak digunakan adalah gergaji buatan Amerika, seperti Mculloch, Homelite, Pioneer, Echo dsb, tetapi merek-merek tersebut sebenarnya kurang cocok untuk postur orang Asia termasuk Indonesia, disamping itu jenis tersebut bobotnya terlalu berat. Gergaji rantai buatan Eropa merupakan gergaji yang relatif ringan dan kecil, sehingga relatif sesuai untuk ukuran tubuh orang Asia. Merek-merek gergaji buatan eropa antara lain adalah STIHL, Dolmar, Hosquarna, Uran, dsb. Pada saat ini model yang paling umum adalah gergaji yang terbuat dari bahan ringan, kekuatan mesin berkisar antara 10 – 12 HP dan panjang bilah penghantarnya antara 24 – 30 inchi. (Muhdi, 2006).
            Mata rantai harus tipis untuk memberikan gergajian yang baik dengan berat alat yang ideal. Mata rantai dibuat makin ke ujung harus semakin tajam hingga mempermudah penebangan. Beberapa tipe mata rantai yaitu Lance Teeth, Peg Tooth, dan Champion Tooth (Wackerman, 1949).
            Berdasarkan operator, gergaji rantai dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu gergaji rantai untuk 2 orang (two men chainsaw) dan gergaji rantai untuk 1 orang (one men chainsaw). Gergaji rantai untuk satu orang sering digunakan untuk menebang pohon, sedangkan gergaji rantai untuk 2 orang digunakan untuk memotong batang yang diameternya besar (Staaf & Wiksten, 1984).
            Berdasarkan berat dan kekuatannya, gergaji rantai dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu :
Kelas Berat (kg)
Berat (kg)
Kekuatan PK
Ringan
< 10 kg
2-< 4
Sedang
10-12 kg
4-<6
Berat
> 12 kg
6-8
(Soenarso, et al, 1972).
            Adapun tahapan penggunaan Gergaji Rantai adalah antara lain :
Tindakan yang perlu dilakukan sebelum gergaji rantai dipergunakan  antara lain:
1.      Pemasangan keping rantai dan rantai
Untuk memasang keping rantai dan rantainya, tutup pelindung roda rantai perlu dibuka terlebih dahulu dengan melepas mur pada baud kemudian rantai dipasang pada alur keping rantai dengan gigi pengerat pada bagian atas keping rantai mengarah pada ujung.
2.      Pengisian bahan bakar
Bahan bakar yang dipergunakan adalah bensin campur dengan perbandingan satu bagian bahan pelumas (SAE 30) dan 25 bagian bensin (Premium). Pada gergaji rantai yang baru, selama 40 jam pertama digunakan campuran dengan perbandingan 1:20. Campuran tersebut harus tercampur dengan baik yaitu dengan mengguncang-guncangkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam tangki.
3.      Pengisian minyak pelumas rantai
Rantai gergaji harus diberi pelumas agar tidak cepat rusak. Pelumas rantai digunakan minyak pelumas SAE 30, tidak diperbolehkan mempergunakan minyak bekas.
4.      Menghidupkan dan mematikan mesin
Cara menghidupkan mesin adalah tali starter ditarik perlahan - lahan 3-5 kali agar masuk campuran bahan bakar dan udara, kemudian baru ditarik sekaligus sampai mesin hidup. Cara mematikannya adalah menekan tombol pada posisi off.
5.      Pelumasan rantai
Segera setelah mesin hidup, pelumas dipompa oleh mesin sehingga alur keeping rantai dan rantai gergaji mendapat pelumasan. Untuk jenis gergaji yang system pelumasannya tidak otomatis, minyak dapat mengalir kedalam alur keping rantai dan rantai gergaji dengan jalan menekan tombol pompa dengan ibu jari. Pelumas rantai dapat diperiksa dengan cara meletakkan sehelai kertas dimuka gergaji yang dihidupkan.\
(Soenarso, et al, 1972).




DAFTAR PUSTAKA


Muhdi. 2006. Pemanenan Hasil Hutan (Buku Ajar). USU. Medan.

Soenarso, R., Soewito, I., Sumantri dan Widodo. 1972. Penuntun Penggunaan Gergaji Mesin. Publikasi Khusus No. 10. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.

Sukanda dan Wesman E. 2008 Standarisasi Gergaji Rantai untuk Penebangan Pohon. Prosiding PPI Standarisasi 2008. Jakarta.

Yanri, Z., M. Yusuf, A. W. Ernawaty. 1998. Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kehutanan (Terjemahan Elias). International Labour Office. Geneva.

Staaf, K.A.G dan N.A. Wiksten. 1984. Tree harvesting techniques

Wackherman, A. E. 1949. Harvesting Timber Crops. McGraw-Hill Book Company. Inc. New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar