PENGENALAN
CHAINSAW
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang
memuaskan pada sektor kehutanan dicapai bila sejumlah prinsip yang berhubungan
erat telah diterapkan pada tingkat nasional, perusahaan dan tempat kerja.
Prinsip-prinsip ini meliputi pemenuhan hukum dan peraturan, dan suatu kebijakan
yang didefinisikan dengan jelas yang mengidentifikasi sifat dan keparahan
resiko yang terdapat dalam operasi kehutanan, sebagaimana juga pembagian
tanggung jawab bagi orang-orang yang dipekerjakan pada tingkat manajemen,
penyelia dan pengawasan kerja dalam bidang kehutanan (Yanri, dkk, 1998).
Berdasarkan
peralatan yang digunakan dalam penebangan pohon, jenis alat tebang dapat
dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem manual dan mekanis. Kegiatan
penebangan secara mekanis menggunakan gergaji rantai (chainsaw), sedang
penebangan dengan sistem manual dilakukan menggunakan kapak dan gergaji tangan.
Menebang dengan gergaji rantai mempunyai beberapa keuntungan, antara lain
penebangan dapat dilakukan dengan cepat tetapi pemakaiannya memerlukan operator
yang terampil, sehat dan kuat. Penebangan pohon merupakan salah satu bagian
dari kegiatan penjarangan dan pemanenan hutan. Gergaji rantai adalah alat utama
dalam penebangan pohon yang dipakai juga untuk melakukan pembagian batang dan
pemotongan cabang setelah pohon ditebang. Gergaji rantai merupakan alat mekanis
yang mahal dan berbahaya jika dipergunakan tidak dengan semestinya, karena itu
teknik penebangan dan cara mempergunakan gergaji rantai yang tepat harus
betul-betul dikuasai agar tidak terjadi kesalahan. Kesalahan ini dapat
mengakibatkan kecelakaan, seperti penebang tertimpa pohon yang roboh akibat
salah menentukan arah rebah, kecelakaan dalam penggunaan gergaji rantai
disebabkan pengetahuan cara penggunaan alat yang kurang (Sukanda dan Wesmon,
2008).
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk
memahami tahapan yang benar dalam pengaplikasian alat ini di lapangan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya gergaji terdiri dari 3
bagian utama, yaitu mesin penggerak, bilah pemadu (penghantar) dan rantai
gergaji. Pada tahun 1970-an jenis gergaji yang banyak digunakan adalah gergaji
buatan Amerika, seperti Mculloch, Homelite, Pioneer, Echo dsb, tetapi
merek-merek tersebut sebenarnya kurang cocok untuk postur orang Asia termasuk
Indonesia, disamping itu jenis tersebut bobotnya terlalu berat. Gergaji rantai
buatan Eropa merupakan gergaji yang relatif ringan dan kecil, sehingga relatif
sesuai untuk ukuran tubuh orang Asia. Merek-merek gergaji buatan eropa antara
lain adalah STIHL, Dolmar, Hosquarna, Uran, dsb. Pada saat ini model yang
paling umum adalah gergaji yang terbuat dari bahan ringan, kekuatan mesin
berkisar antara 10 – 12 HP dan panjang bilah penghantarnya antara 24 – 30
inchi. (Muhdi, 2006).
Mata rantai harus tipis untuk
memberikan gergajian yang baik dengan berat alat yang ideal. Mata rantai dibuat
makin ke ujung harus semakin tajam hingga mempermudah penebangan. Beberapa tipe
mata rantai yaitu Lance Teeth, Peg Tooth, dan Champion Tooth (Wackerman, 1949).
Berdasarkan operator,
gergaji rantai dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu gergaji rantai untuk 2
orang (two men chainsaw) dan gergaji rantai untuk 1 orang (one men
chainsaw). Gergaji rantai untuk satu orang sering digunakan untuk
menebang pohon, sedangkan gergaji rantai untuk 2 orang digunakan untuk memotong
batang yang diameternya besar (Staaf & Wiksten, 1984).
Berdasarkan
berat dan kekuatannya, gergaji rantai dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu
:
Kelas Berat (kg)
|
Berat (kg)
|
Kekuatan PK
|
Ringan
|
< 10 kg
|
2-< 4
|
Sedang
|
10-12 kg
|
4-<6
|
Berat
|
> 12 kg
|
6-8
|
(Soenarso, et al, 1972).
Adapun
tahapan penggunaan Gergaji Rantai adalah antara lain :
Tindakan yang perlu dilakukan sebelum gergaji
rantai dipergunakan antara lain:
1. Pemasangan
keping rantai dan rantai
Untuk memasang keping
rantai dan rantainya, tutup pelindung roda rantai perlu dibuka terlebih dahulu
dengan melepas mur pada baud kemudian rantai dipasang pada alur keping rantai
dengan gigi pengerat pada bagian atas keping rantai mengarah pada ujung.
2. Pengisian
bahan bakar
Bahan bakar yang
dipergunakan adalah bensin campur dengan perbandingan satu bagian bahan pelumas
(SAE 30) dan 25 bagian bensin (Premium). Pada gergaji rantai yang baru, selama
40 jam pertama digunakan campuran dengan perbandingan 1:20. Campuran tersebut
harus tercampur dengan baik yaitu dengan mengguncang-guncangkan terlebih dahulu
sebelum dimasukan ke dalam tangki.
3. Pengisian
minyak pelumas rantai
Rantai gergaji harus diberi
pelumas agar tidak cepat rusak. Pelumas rantai digunakan minyak pelumas SAE 30,
tidak diperbolehkan mempergunakan minyak bekas.
4. Menghidupkan
dan mematikan mesin
Cara menghidupkan mesin
adalah tali starter ditarik perlahan - lahan 3-5 kali agar masuk campuran bahan
bakar dan udara, kemudian baru ditarik sekaligus sampai mesin hidup. Cara
mematikannya adalah menekan tombol pada posisi off.
5. Pelumasan
rantai
Segera setelah mesin hidup,
pelumas dipompa oleh mesin sehingga alur keeping rantai dan rantai gergaji
mendapat pelumasan. Untuk jenis gergaji yang system pelumasannya tidak
otomatis, minyak dapat mengalir kedalam alur keping rantai dan rantai gergaji
dengan jalan menekan tombol pompa dengan ibu jari. Pelumas rantai dapat
diperiksa dengan cara meletakkan sehelai kertas dimuka gergaji yang dihidupkan.\
(Soenarso, et al, 1972).
DAFTAR
PUSTAKA
Muhdi. 2006.
Pemanenan Hasil Hutan (Buku Ajar). USU. Medan.
Soenarso, R.,
Soewito, I., Sumantri dan Widodo. 1972. Penuntun Penggunaan Gergaji Mesin.
Publikasi Khusus No. 10. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.
Sukanda dan
Wesman E. 2008 Standarisasi Gergaji Rantai untuk Penebangan Pohon. Prosiding
PPI Standarisasi 2008. Jakarta.
Yanri, Z., M.
Yusuf, A. W. Ernawaty. 1998. Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Kehutanan (Terjemahan Elias). International Labour Office. Geneva.
Staaf, K.A.G dan N.A. Wiksten. 1984. Tree harvesting techniques
Wackherman, A.
E. 1949. Harvesting Timber Crops. McGraw-Hill Book Company. Inc. New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar