H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 28 Maret 2011

PRINSIP SANG GEMBALA


PRINSIP SANG GEMBALA
            Semua pemimpin pasti mempunyai kerinduan untuk dapat menciptakan satu tim kerja yang kompak, loyal, dan produktif. Dr. Jack Neumann telah mempelajari dan mempraktekkan dengan berhasil memanajemen kepemimpinan yang ia sebut sebagai “Prinsip Sang Gembala” yang merupakan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan yang didasarkan pada alkitab.
Prinsip kepemimpinan yang diajarkan didasarkan pada pengalaman nyata menggembalakan domba, tepat seperti yang digambarkan dalam mazmur 23 dan sangat cocok untuk diterapkan terhadap tim kerja. Prinsip-prinsip ini akan sangat bermanfaat bagi anda sebagai pemimpin. Prinsip sang gembala berisi 7 rahasia sederhana untuk memimpin orang menjadi orang-orang yang produktif, setia, dan berdedikasi tinggi. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah :
  1. Kenali Kondisi-Kondisi Dombamu
Gembala yang baik akan selalu memeriksa keadaan dombanya satu per satu. Mulai dari kondisi fisik, sampai pada sifat domba-dombanya. Dia tahu mana domba yang lemah dan yang kuat. Dia tahu warna bulu masing-masing, mana yang makannya lahap dan mana yang kurang berselera. Dia mengenal sifat domba-dombanya, mana yang senang dibelai dan yang tidak disuka. Sang gembala mengenal domba-dombanya karena ia ada ditengah-tengah mereka, bergaul dekat dan terlibat dalam keseharian mereka. Dengan demikian, domba-dombanya pun mengenal sang gembala. “Akulah gembala yang baik dan aku mengenal domba-dombaku dan domba-dombaku mengenal Aku (Yoh 10:14).”
Banyak pemimpin yang hanya fokus pada proyek atau pekerjaan bawahannya, namun buka pada orangnya. Kenalilah orang-orang yang kita pimpin, impian, cita-cita, kesukaan dan apa yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu. Kenali juga apa yang membuat mereka tidak bersemangat atau frustasi. Orang yang ada di bawah kita bukan hanya sekedar pengikut atau pegawai, mereka adalah individu yang perlu mendapatkan perhatian. “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik (Ibr 10:24)”. Untuk mengenal mereka, libatkanlah diri dalam kehidupan orang-orang yang kita pimpin. Rasanya tidaklah berlebihan jika kita menanyakan kabar anaknya yang sakit, atau bagaimana dengan liburan mereka. Tunjukkan kepedulian yang tulus, karena jika mereka tahu bahwa anda peduli, mereka akan mengikuti anda, ikut mendukung visi anda bahkan bersedia berkorban bagi anda.
  1. Temukan “SHAPE” Domba-Dombamu
Menurut Dr.Neumann, kalau kita memilih domba untuk dipelihara, pilihlag yang bulunya harus dan jangan yang kasar. Kaki dan bahunya juga harus kuat, jarak antara iga dan dadanya harus lebar. Cirri-ciri itu menunjukkan domba yang sehat dan produktif. Kesalahan dalam memilih akan mewariskan masalah bagi kita.
Sebagai pemimpin, pastikan bahwa anda tidak sembarang merekrut orang-orang yang akan diajak untuk terlibat dalam tim anda. Apalagi jika itu berhubungan dengan tim pelayanan. Untuk itu seorang pemimpin harus mengetahui “SHAPE” calon pengikutnya. SHAPE yang dimaksud adalah sebagai berikut :
-          S-Strength atau kekuatan
Pastikan bahwa orang yang anda ajak bekerja sama memiliki kemampuan untuk tugas yang akan diberikan kepadanya. Kemampuan itulah yang dimaksudkan dengan kekuatan. Terkadang kemampuan itu sudah dimiliki sebelum bekerja, tetapi bias juga dipelajari sambil bekerja. Dalam hal ini pemimpin harus memiliki kejelian untuk melihat kemampuan seseorang, sehingga bisa ditempatkan di posisi yang tepat sesuai kemampuan yang ia miliki.
-          H-Heart atau hati
Memiliki kemampuanmemang penting, tetapi sekalipun sebuah perusahaan dipenuhi dengan orang-orang pintar dan berbakat namun tidak memiliki keinginan dan motivasi untuk bekerja, percuma saja. Ams 4:23 berkata, “jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Hati merupakan pusat dari segala tindakan manusia yang kelihatan. Para pengikut yang “memiliki hati” tidak hanya memandang pekerjaan sebagai tempat mencari uang, melainkan bagian dari hidupnya sehingga ia akan bertanggung jawab kepada Tuhan melalui pekerjaannya.
-          A-Attitude atau sikap
Sikap adalah perilaku, gerak-gerik, dan tindakan yang didasarkan pada pendirian atau keyakinan. Para pemimpin yang bijak seringkali lebih memilih orang-orang yang memiliki sikap yang baik, daripada mereka yang cukup berbakat namun tidak memiliki sikap yang baik. Orang yang memiliki sikap yang baik biasanya mau diajar, mudah bekerja dalam tim dan bersungguh hati dalam banyak hal. Yusuf adalah seorang pemuda yang memiliki sikap yang baik, dimana Alkitab menggambarkannya dengan kata “manis sikapnya Kej 39:6”. Tak heran kehadiran Yusuf membawa dampak positif di lingkungan di mana ia bekerja.
-          P-Personality atau Kepribadian
Masing-masing orang memiliki kepribadian atau temparamen yang berbeda. Ada yang introvert, ada yang ekstrovert, ada yang periang, dan banyak bicara, ada yang pemurung dan serius. Ada yang tahan dengan rutinitas, ada yang suka dengan perubahan. Dengan memenuhi kepribadian anggotany, pemimpin bias menempatkan mereka dengan posisi yang tepat. Dengan demikian akan terjadi kemaksimalan di dalam melakukan sesuatu, karena mereka berada pada bidang yang sesuai dengan keprbadian mereka.
-          E-Experiences atau pengalaman-pengalaman
Terkadang untuk mengetahui tempat atau bidang yang cocok bagi seseorang, kita perlu mencari tahu pengalaman-pengalaman mereka. Setiap orang merupakan produk dari pengalaman-pengalaman masa lalunya. Keberanian Daud melawan Goliat terbentuk dari kedekatannya dengan Tuhan dan pengalamannya sebagai gembala kambing domba. Pertimbangkan pengalaman seseorang untuk menempatkannya pada posisi yang tepat.
  1. Tandai Domba-Dombamu
Salah satu cara untuk menandai domba adalah dengan memasang angka dan lambang peternakan pada telinganya. Pemasangan lambang ini menggunakan semacam jarum yang harus ditusukkan ke telinga sang domba. Proses menandai domba seperti ini cukup menyakitkan sang domba. Biasanya domba akan meronta bahkan lari karena kesakitan. Tapi pemberian tanda ini penting, karena menyangkut masalah kepemilikan.
Ketika menjadi pemimpin, ada saatnya dimana kita harus tega menyakiti orang yang kita pimpin. Pemimpin yang selalu berusaha menyenangkan hati bawahannya akan menemui masalah. Ada saatnya dimana kita perlu mengevaluasi bawahan, mendisiplinkan, menegur, atau bahkan mengeluarkan mereka. Walaupun nampaknya kejam, tapi pemimpin yang baik harus berani melakukannya. Dengan begini seseorang pemimpin sedang menandai bawahannya bahwa mereka adalah miliknya. Pemimpin melakukan itu karena is mengasihi mereka dan menginginkan agar mereka menjadi lebih baik. “memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibr 12:11). Sebaliknya, bawahan yang baik akan menyadari proses “menandai” tersebut menunjukkan bahwa ia berharga di hadapan pimpinannya dan ia akan bersyukur untuk hal itu. “karena perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendindik itu jalan kehidupan (Ams 6:23).” Pemimpin yang hanya membiarkan bawahannya tanpa pernah menegur mereka, sesungguhnya tidak memenuhi kebutuhan bawahannya, yaitu perasaan dimiliki.
            Selain teguran, evaluasi, dan disiplin, proses “menandai domba” juga dapat dilakukan dengan cara mengkomunikasikan visi secara terus-menerus kepada bawahan. Dengan cara itu pemimpin meninggalkan tandanya kepada bawahan dan selalu menarik bawahannya untuk tetap berada di jalan yang benar dan ada pada tujuan mereka yang sesungguhnya.
  1. Jadikan Padang Rumput Anda Tempat Yang Aman
Dr. Neumann memperlihatkan sebuah pemandangan yang menyedihkan. Nampak kawanan domba yang kurus, bulunya kusam dan kasar. Rumput di sekeliling domba-domba itupun tidak hijau, melainkan coklat kering. Lalat beterbangan di atas kawanan domba itu. Yang paling menjijikkan, pada punggung domba-domba tersebut ada borok berulat yang digerogoti serangga. Jika dibiarkan maka domba-domba tersebut akan mati. Tak satupun domba yang sehat dalam kawanan itu. “ini merupakan hasil dari ketidakpedulian” kata Dr. Neumann mulai memberikan pelajaran.
            Banyak sekali pekerja yang bangun pagi dan berangkat kerja di tempat seperti padang rumput yang tidak terawat seperti diatas. Mereka bekerja di padang rumput yang tidak subur dan tidak dirawat baik oleh sang gembala. Mereka pulang dengan tubuh lelah, namun sedikit sekali yang mereka dapatkan. Diluar mereka nampak sehat, namun di dalam mereka sama dengan domba-domba kurus di atas. Pemimpin yang baik harus menciptakan rasa aman bagi para bawahan di tempat mereka bekerja.
Rasa aman akan mereka dapatkan ketika :
-          Mereka mendapatkan upah yang cukup
Ketika kawanan domba berada pada rumput yang hijau dan mereka mendapatkan makanan yang cukup, maka mereka akan merasa aman dan menjadi domba-domba yang produktif. Para bawahan akan merasa aman bekerja ketika mereka mendapatkan upah yang pantas sebagai bukti kepeduliaan pimpinan terhadap mereka. Sebagai pimpinan, pastikan bahwa bawahan kita menerima upah yang cukup sesuai dengan kinerja dan keuntungan yang diperoleh perusahaan (band Yer 22:13, Im 19:13).
-          Pastikan bawahan mendapat informasi
Bangun kepercayaan bawahan dengan memberitahukan informasi yang jelas kepada mereka mengenai berbagai hal menyangkut perusahaan. Beritahukan mengenai kemajuan yang dicapai perusahaan atau mungkin juga kemunduran, sehingga mereka tidak akan bertanya-tanya, menduga-duga, atau curiga.
-          Buat semua posisi penting
Seseorang tidak akan merasa aman jika ia merasa bahwa posisinya tidak penting. Buatlah setiap orang merasa bahwa mereka berarti dan posisi mereka penting, jangan ada anak emas dan anak tiri, perlakukan semua karyawan sama adil.
-          Tetaplah terlihat
Tidak ada yang lebih membuat domba merasa tenang selain kehadiran sang gembala. Pemimpin yang baik akan selalu terlihat, dan kehadirannya akan membuat bawahan merasa aman dan termotivasi.

  1. Tongkat Arahan
Tongkat adalah alat utama yang digunakan gembala untuk memimpin domba-dombanya. Ada 4 fungsi tongkat gembala :
-          Tongkat berfungsi untuk mengarahkan domba. Dibandingkan gada, tongkat adalah alat yang lebih lembut untuk mengarahkan. Dengan berjalan di depan sembari memegang tongkat, kawanan domba akan diarahkan ke arah yang sama.
-          Tongkat berfungsi untuk menetapkan batas. Jika domba salah jalan, maka gembala akan menggunakan tongkat untuk mengarahkan domba kembali ke jalannya dengan menepukkan tongkat ke badan domba. Jika dombanya tidak juga sadar, maka gembala akan menggunakan ujung tongkat yang berbentuk tanda Tanya.
-          Tongkat berfungsi membantu gembala menolong domba yang terpisah. Domba yang tersesat, nyangkut di semak-semak atau masuk lobang, akan ditarik dengan menggunakan ujung tongkat yang berkait seperti tanda Tanya.
-          Tongkat berfungsi member semangat pada domba. Gembala bias memisahkan beberapa domba dan menarik ke dekatnya. Kadang tongkat digunakan untuk menepuk punggung domba. Tongkat menjadi lambang bahwa gembala memperhatikan domba-dombanya.
  1. Gada Teguran
Selain tongkat, gembala biasanya memiliki senjata yang disebut gada. Gada bentuknya lebih pendek dari tongkat. Terbuat dari kayu ek beserta akarnya, sehingga bagian ujungnya merupakan bonggol akar kayu yang menonjol. Ada 3 fungsi gada :
  • Gada melindungi domba dari predator (Pemangsa). Gada berfngsi sebagai senjata untuk melindungi domba dari pemangsa. Seorang pemimpin harus melindungi para bawahannya ketika ada situasi yang mengancam. Dalam prinsip kepemimpinan sang gembala, pemimpin ada untuk membela bawahannya dan bukan untuk melemparkan kesalahan kepada mereka untuk membela nama baiknya sendiri. Bandingkan bagaimana Yesus sering membela murid-muridnya di hadapan orang-orang farisi yang berusaha mencari kelemahan mereka (Mat 12:2, 15:2). Jika sebagai pemimpin anda membela bawahan secara wajar, maka para bawahanpun akan setia kepada anda.
  • Gada melindungi domba dari bahaya. Gembala akan melemparkan gada ke depan domba yang sedang berjalan menuju bahaya atau makan tanaman yang beracun. Gada berbicara mengenai teguran atau disiplin yang dilakukan seorang pemimpin ketika ada bawahan yang melakukan kesalahan. Gembala yang baik akan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhkan dombanya dari masalah, sekalipun itu dengan cara yang menyakitkan domba tersebut. Teguran dan disiplin terasa sangat menyakitkan, tetapi pemimpin yang baik akan melakukan itu demi kebaikan bawahannya.
  • Gada senagai alat pemeriksa
Gembala akan berdiri di depan pintu goa sembari menghitung jumlah dombanya dengan menggunakan gada yang sekaligus digunakan untuk menyisir bulu domba dan mencari luka-luka pada badan dombanya.
  1. Hati Gembala
Prinsip kepemimpinan sang gembala adalah gaya hidup yang mengutamakan domba-domba. Ini berarti untuk menjadi pemimpin yang besar, anda harus memiliki hati seorang gembala yang siap membayar harga yang mahal untuk domba-domba anda. Anda harus mencari orang-orangmu yang keluar batas, anda akan lelah secara emosi karena harus menggunakan tongkat ataupun gada yang terkadang melukai bawahanmu, Anda harus menginvestasikan tenaga, pikiran, dan uang untuk kebaikan dan kemajuan bersama, dan mungkin juga anda harus mengambil keputusan yang sulit demi kebaikan mereka intinya, kepemimpinan yang besar adalah KERJA KERAS.
Pemimpin yang memiliki hati gembala bukanlah pemimpin yang menuntut untuk dilayani dan diutamakan oleh orang-orang yang dipimpinnya, dan bukan juga semata-mata mencari keuntungan dari mereka. Jika anda ingin agar orang-orang percaya dan setia kepada anda, maka anda harus lebih dahulu percaya dan setia kepada mereka. Para pemimpin yang memimpin dengan setengah hati akan mendapatkan pengikut yang mengikut dengan setengah hati. Tetapi jika seorang pemimpin menginvestasikan seluruh hidupnya bagi orang-orang yang dipimpinnya dan mempunyai hati untuk mereka, maka merekapun akan mengikuti anda dengan sepenuh hati. “Akulah gembala yang baik, gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yoh 10:11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar