Total
Quality Manajement (TQM)
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan
manajemen yang menempatkan mutu sebagai strategi usaha, dengan cara
melibatkan seluruh anggota organisasi dalam upaya peningkatan mutu secara
berkesinambungan dan sepenuhnya berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dengan menerapkan TQM, mutu akan
ditingkatkan terus menerus dan senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan. Oleh karena itu, TQM merupakan pendekatan manajemen terpenting dalam
meningkatkan daya saing perusahaan.
TQM mendatangkan aplikasi teknik-teknik
manajemen, metoda-metoda kuantitatif, dan sumberdaya manusia untuk memperbaiki
jasa-jasa material yang dipasok pada organisasi, semua proses-proses dalam
organisasi, dan tingkatan dimana keperluan-keperluan pelanggannya dipenuhi,
sekarang dan masa depan. Sebenarnya manajemen kualitas menyediakan keseluruhan
filosofi yang menekankan pada perspektif sistematis, terintegrasi, konsisten,
diseluruh organisasi melibatkan segala sesuatunya dan setiap orang dan berfokus
terutama pada kepuasan pelanggan internal dan eksternal, mengusahakan perbaikan
terus-menerus di semua sistem dan proses dalam waktu yang sama. Manajemen
kualitas menekankan pada biaya siklus hidup yang optimal dan penerapan
metodologi manajemen menuju perbaikan-perbaikan target. Elemen-elemen penting
dari filosofi ini adalah pencegahan
kecacatan dan penekanan pada kualitas rancangan. Karena itu tujuan utama TQM
meliputi penghilangan kerugian dan pengurangan variabilitas. Ini juga
menekankan pada pengembangan hubungan antara pelanggan, pemasok, dan karyawan.
Dalam kerangka
manajemen pengembangan mutu terpadu, industri kehutanan tidak lain adalah
merupakan usaha “jasa” yang memberikan pelayanan kepada pelanggannya, yaitu
mereka yang membeli produk-produk kehutanan baik berupa perabot, kertas, bahan
mentah, bahan setengah jadi, papan, balok, dan lain-lain.
Mereka yang membeli tersebut biasa disebut konsumen atau pelanggan. Semakin maju dan berkualitas suatu produk kehutanan yang dihasilkan dan disediakan untuk pelanggan maka mereka akan semakin diuntungkan, baik secara kualitas maupun materi.
Mereka yang membeli tersebut biasa disebut konsumen atau pelanggan. Semakin maju dan berkualitas suatu produk kehutanan yang dihasilkan dan disediakan untuk pelanggan maka mereka akan semakin diuntungkan, baik secara kualitas maupun materi.
Pengembangan sumberdaya manusia (SDM) menjadi kata kunci
dalam penerapan TQM. Semua anggota atau bagian dari lembaga tersebut harus
berusaha menguasai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing. Dalam lembaga harus terjadi suasana saling belajar, segala
sumber belajar dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi masing-masing staf.
Bagaikan suatu bangunan, lemahnya SDM dalam bagian tertentu dalam lembaga akan
mengganggupencapaian visi dan misi, sehingga harus diperbaiki/ ditingkatkan.
Unsur lainnya adalah komitmen pada mutu. Semua kegiatan lembaga harus
diorientasikan pada pencapaian mutu. Harus ada kesadaran dan keyakinan bagi
seluruh anggota atau bagian dalam lembaga akan perlunya mutu kinerja
masing-masing, dan karenanya harus ada tekat dan rasa keterikatan yang kuat
untuk menjada dan meningkatkan mutu kerja masingmasing yang menyokong mutu
lembaga. Dengan adanya komitmen pada mutu, akan mampu menggerakkan usaha-usaha
yang terus menerus untuk meningkatkan mutu, sehingga tidak akan menyerah pada
kendala-kendala dan kesulitan-kesulitan yang menghadang diperjalanan menerapkan
TQM dalam rangka peningkatan mutu secara berkelanjutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Adam, E.E. Jr,
Corbett, L.M., Flores, B.E., Harrison, N.J., Lee, T.S., Rho, B.H.,Ribera, J.,
Samson, D. and Westbrook, R. 1997. An
international study of quality improvement approach and firm performance. International Journal of Operations &
Production Management, Vol. 7 No. 9, 842-73.
Ahire, S.L.,
Golhar, D.Y. and Waller, M.A. 1996. Development
and validation of TQM implementation constructs., Decision Sciences, Vol.
27 No. 1, pp. 23-56.
Ahire, S.L. and
O’Shaughnessy, K.C. 1998. The role of top
management commitment in quality management: an empirical analysis of the auto
parts industry. International Journal of Quality Science, Vol. 3 No. 1, pp.
5-37.
Anderson, J.C.,
Rungtusanatham, M., Schroeder, R.G. and Devaraj, S. .1995. A path analytic model of a theory of quality management underlying
the Deming management method: preliminary empirical findings”, Decision
Sciences, Vol. 26 No. 5, pp. 637-58.
Anderson, M. and
Sohal, A.S. .1999. A study of the
relationship between quality management practices and performance in small
businesses. International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 16 No. 9.
Banker, Rajiv D,
Potter, Gordon, Schroeder, Roger G. 1993. Reporting
Manufacturing Performance Measures To Workers: An Empirical Study. Journal of
Management Accounting Research. Vol.5
Bayazir, Ozden.
2003. Total Quality Management (TQM) Practices
In Turkish Manufacturing Organizations. The TQM Magazine Vol. 15 No. 5,
2003. pp 345-350
Benson, P. George;
Saraph, Jayant V.; Schroeder, Roger G. 1991. The Effects of Organizational Context on Quality Management: An
Empirical Investigation. Management Science Vol. 37 No. 9 pp. 1107
Brah, Shaukat A.
dan Lim, Hua Ying. 2006. The effects of technology and TQM on the
performance of logistics companies.
International Journal of Physical Distribution & Logistics
Management Vol. 36 No. 3, 2006 pp. 192-209
Chenhall, R. H. and
Kim Langfield-smith. 2003. Performance
measurement and reward sistems, trust and strategic change. Journal of management accounting research
15: pp. 117-143
Ciptani, Monika
Kussetya. 1999. Pengukuran Biaya Kualitas : Suatu Paradigma Alternatif. Jurusan
Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1 : 68 -83
Comfrey, A.L. and
Lee, H.B. (1992). A First Course in Factor Analysis. Hillsdale,
Lawrence Erlbaum Associates. New Jersey.
Demirbag, Mehmet,
Ekrem Tatoglu, Mehmet Tekinkus, Selim Zaim. 2006. An analysis of the relationship between TQM implementation and
organizational performance: Evidence from Turkish SMEs. Journal of Manufacturing Technology Management
Vol. 17 No. 6, pp. 829-847.
Douglas, T.J. and
Judge, W.Q. Jr. 2001. Total quality
management implementation and competitive advantage: the role of structural
control and exploration. Academy of Management Journal, Vol. 44, pp. 158-69.
Dean,
J.W. and Bowen, D.E. 1994. Management
theory and total quality management: improving research and practice through
theory development. Academy of
Management Review, Vol. 19 No. 3, pp. 392- 418.
Dow, D., Samson, D.
and Ford, S. 1999. Exploding the myth: do
all quality management practices contribute to superior quality performance.
Production and Operations Management, Vol. 8 No. 1, pp. 1-27
Dunk, Alan. S.
2002. Product quality, environmental accounting, and quality performance. Accounting, Auditing, & Accountability Journal. Vol.15,
No. 5, pp 719-732
Farhan,
A. 2007. Total Quality Management (TQM) Ringkasan.
Jogjakarta.
Flynn, B.B., Schroeder, R.G. and Sakakibara, S. 1994. A framework for quality management
research and an associated measurement instrument. Journal of Operations
Management, Vol. 11 No. 4, pp. 339-66
Forza, C. 1995. The impact of information systems on quality
performance: an empirical study. International Journal of Operations &
Production Management, Vol. 15 No. 6, pp. 69-83.
Garvin, D., 1987. Competing on the Eight Dimensions of
Quality. Harvard Business Review,
November-December pp. 101-9.
Hendayana,
Rachmat. 2006. Implementasi Gugus Kendali Mutu Dalam Kegiatan Pengkajian. Balai
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Working Paper. Jakarta.
Hudy,
R. N. 2003. Implementasi Total Quality
Management (Tqm) di Pt Gaya Motor dengan
Menggunakan Metode Analytical Hierarchy
Process (Ahp). Jakarta.
Jumaili
dan Gudono. 2006. Hubungan Komponen Sistem Pengendalian Manajemen
(Quality Goal, Quality Feedback,
dan Quality Incentive) terhadap Kinerja Kualitas dan Konsekuensi terhadap
Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Padang, 23-26 Agustus
2006.
Slamet,
M. 1999. Filosofi Mutu dan Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu, IPB Bogor
SNI/Standar Nasional Indonesia. 1991. Manajemen Mutu: SNI Seri 19-9000.
Zainal, A. Dan
Iskandar, M. 2009. Pengaruh Penerapan Total
Quality Management (Tqm)
terhadap Fungsi Audit Internal (Survey pada Perusahaan Bersertifikasi ISO 9000 di Propinsi Sumatera Utara).
Medan.
![]() |
Selamat Membaca blog ini yaa ^^ |
![]() |
HutDopi08.blogspot.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar