H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 04 November 2013

SAMOSIR History



 Makna  Batanggor
 
BATANGGOR adalah kumpulan batu berbentuk guci dan pohon besar yang terletak di Ambarita Kecamatan Simanindo pada 02º 40' 74,5" LU 98º 90' 838" LS dan 929 M’ DPL.
Batanggor adalah kuburan tua yang terletak tidak jauh dari Namartua Si Manuk Mira. Dengan demikian diduga bahwa kuburan tua ini adalah kuburan nenek-moyang Sidabutar yang dahulu tinggal di kampung tersebut. Kuburan ini terbuat dari guci batu yang dipahat, lengkap dengan tutup. Menurut penuturan Pak Sidabutar, dahulu guci batu kuburan ini ada beberapa, tetapi sekarang tinggal 2 (dua) buah. Sebagian sudah hilang diambil oleh oknum yang tidak diketahui.
Guci batu ini merupakan tempat penyimpanan tulang-belulang orang yang sudah meninggal, karena pada saat itu belum dikenal tugu seperti sekarang ini. Ada kemungkinan bahwa guci-guci ini dahulu ditanam di bawah tanah. Tetapi karena akar pohon Hariara yang ditanam sebagai pohon pertanda kuburan, guci-guci ini terangkat ke permukaan tanah.

Tanpa pelestarian, tidak tertutup kemungkinan bahwa kedua guci batu yang masih tersisa ini juga akan hilang diambil orang. Dengan maraknya pembangunan tugu nenek-moyang, ada kemungkinan bahwa marga Sidabutar tidak mengetahui persis nenek-moyang yang mana yang dikubur di lokasi ini sehingga tidak ada upaya pelestarian dari marga Sidabutar tersebut.
 
Makna Huta Pagar Batu
HUTA PAGAR BATU adalah kampung Raja Lontung, yaitu marga Situmorang, yang terletak di Desa Pardomuan, Lontung, Simanindo. Di kampung ini terdapat peninggalan sejarah yang sangat lengkap, lebih dari tempat-tempat lain di Kabupaten Samosir.
Pada legenda Uludarat telah dikemukakan tentang penyebaran keturunan Siraja Lontung dan Siboru Pareme, yaitu Banuaraja --> Sabulan --> Hatoguan --> Palipi --> Lontung / Tanjungan + Pulau Sibandang + Nainggolan + Onan Runggu --> Hutajulu + Humbang + Harian, dst. Marga yang migrasi ke Lontung adalah marga Situmorang, Sinaga, Gultom, dan Nainggolan. Di sana mereka mendirikan Kerajaan Lontung dengan Situmorang sebagai Raja.
Makam Sipiso Somalim di Palipi dan Batu Bolon di Lontung berperan penting sebagai titik batas dalam pembagian lahan Pulau Samosir antara Raja Lontung dan Raja Sumba (keturunan Raja Isumbaon).

Setiap tamu yang datang harus permisi terlebih dahulu kepada Ulubalang. Tamu yang dicurigai tidak akan diijinkan masuk. Sebaliknya, tamu yang berkenan akan diperbolehkan masuk. Pada gerbang masuk ini tamu harus menyampaikan permintaan ijin, yaitu meletakkan daun sirih di atas gerbang. Sedangkan pintu gerbang keluar adalah model tertutup, yaitu berbentuk terowongan dari batu bertumpuk. Hal itu menunjukkan bahwa tamu yang keluar dari gerbang tersebut tunduk kepada Raja Lontung atau bukan musuh. 
Namun jalan masuk dan jalan keluar dari celah bebatuan ini sudah tertutup oleh pergeseran batu di atasnya. Untuk mencapai pintu masuk,  harus melalui jalan batu yang ditata rapi dan berfungsi menjadi jalan utama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar