*Magnanimous*
[Murah Hati]
*Lukas 6:36,* _"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati"._
Bila kita murah hati mengundikasikan bahwa kita sukacita. Kita menyadari bahwa sukacita merupakan perasaan yang timbul dari dalam diri dan bukan bergantung pada faktor sosial. Dimana sukacita tersebut bukan cuma tentang sesuatu yang baru atau senang sepanjang waktu. Menurut pemazmur bahwa sukacita ditemukan dalam kehadiran Allah. Oleh sebab itu, kita perlu sungguh memikirkannya, bahwa sukacita hanya dapat ditemukan di dalam Allah.Dimana kita berada di dalam-Nya dan diselamatkan dalam Yesus, akan tidak ada yang dapat mengubah fakta tersebut. Maka ketika kita memahami bahwa sukacita datang dari Allah, sehingga kita akan mengetahui sukacita sejati. Barangkali kita ada sebagian yang lelah, khawatir, ataupun merasa ada kesulitan.
Mungkin sebahagian dari kita pasti ada yang melupakan dan memilih untuk menjauh dari Tuhan. Atau ada perasaan bahwa Tuhan pasti tidak membantu dalam kondisi kesulitan dan beranggapan Dia tidak akan mengabulkan doa kita. Tentu bisa saja, Tuhan tidak akan menolong kita secara langsung pada saat kita kesulitan melainkan, Tuhan akan mendampingi kita dimanapun dan apapun yang kita lakukan. Namun kita akan merasakan bantuan Tuhan lewat hati nurani kita atau dapat mengurangi beban pikiran dengan menceritakan kepada Tuhan lewat doa. Mirip halnya dengan sukacita, dimana kita dapat merasakan sukacita kembali dengan mengingat akan apa yang telah Tuhan lakukan selama ini buat kita. Bila pada saat kita berbuat kesalahan atau dosa, pasti Tuhan mengingatkan bahwa tindakan yang dilakukan salah lewat hati nurani kita. Misalnya kita berbohong kepada orang tua atau kepada siapapun, pasti akan ada perasaan gelisah. Bila kita didapati berbohong pasti mereka akan merasa kecewa dan tidak akan menaruh kepercayaan lagi kepada kita. Jadi perasaan yang kita rasakan demikian cara Tuhan membantu kita. Jadi sekalipun kita kesulitan pasti akan mengingat bahwa Tuhan selalu membantu kita. Walaupun kadang Tuhan menguji kita untuk mengetahui apakah kita masih percaya kepada-Nya di saat kita kesulitan. Maka dari itu sukacita sejati hanya akan didapatkan atau rasakan jikalau kita hidup selaras dengan Tuhan (1 Tawarikh 29:17).
Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kepada murid-murid-Nya, termasuk kepada kita semua, _"Siapa yang menguasai seluruh hidup kita ?"._ Dan telah berulang kali Tuhan Yesus mengingatkan bahwa _"Hati"_ sebagai penguasanya, yang menguasai hidup kita adanya. Alkitab menyatakan Adam dan Hawa beserta seluruh keturunannya telah jatuh dalam dosa dimulai dari _“Hati”._ Jadi _"Hati”_ yang sudah dikuasai kegelapan, sebab Tuhan Yesus menyatakan bahwa dari _“Hati”_ mu keluar semua yang jahat. Sehingga Tuhan Yesus mengingatkan lagi, _hendaklah kamu murah hati,_ dan bukan _“murah pikiran”,_ karena pikiran itu hanya berfungsi untuk memikir, berpendapat, berlogika, ratio atau pikiran tersebut sebenarnya pasif, netral. Jadi tinggal menunggu perintah dari _“Hati,”_ jikalau hati kita jahat maka pikiran kita juga jahat; dan jika hati kita baik maka pikiran kita juga baik adanya. Maka Tuhan Yesus menyatakan _hendaklah kamu “murah hati,”_ agar pikiran juga “murah hati,"_ seperti Bapa yang di Sorga. Jadi itulah keinginan-Nya, dan hanya dari hati benar yang memiliki Kasih Tuhan Yesus yang dapat untuk bermurah hati. Dalam suatu pernyataan dinyatakan, _"Kasih bukan sekedar perasaan hati, melainkan merupakan pribadi Allah sendiri. Murah hati merupakan sifat Allah sendiri, sehingga orang percaya harus memiliki sifat tersebut"._
*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*
Kasih bukan sekedar perasaan hati, melainkan merupakan pribadi Allah sendiri. Murah hati merupakan sifat Allah sendiri, sehingga orang percaya harus memiliki sifat tersebut.
BalasHapus“Hati,”_ jikalau hati kita jahat maka pikiran kita juga jahat; dan jika hati kita baik maka pikiran kita juga baik adanya. Maka Tuhan Yesus menyatakan _hendaklah kamu “murah hati,”_ agar pikiran juga “murah hati,"_ seperti Bapa yang di Sorga.
BalasHapus