H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 03 Maret 2025

Tidak Boleh Makan Lemak ?

 Santapan Harian

Senin, 03/03/25

https://www.sabda.org/publikasi/e-sh/print/?edisi=20250303


Tidak Boleh Makan Lemak? 

Imamat 3 


Di antara orang Kristen ada perdebatan apakah kita boleh makan darah atau tidak, karena umat pada masa Perjanjian Lama dilarang makan darah (Im 7:26-27). Ternyata di dalam nas kita hari ini ditekankan bahwa umat bukan hanya tidak boleh makan darah, tetapi juga tidak boleh makan lemak.


Untuk kurban keselamatan, sama seperti kurban bakaran, umat harus meletakkan tangannya di atas kepala kurban dan menyembelih kurban itu.


Kemudian, imam menyiramkan darahnya (1-2). Kurban ini dibakar bersama dengan kurban bakaran (5). Namun, berbeda dari kurban bakaran di mana semua potongan kurban dibakar (Im 1:9), penekanan kurban keselamatan terletak pada lemak yang harus dipersembahkan kepada Tuhan (3-4).


Mengapa lemak perlu disebutkan secara khusus? Ternyata alasannya adalah "seluruh lemak adalah milik TUHAN" (16). Hal ini ditekankan dengan larangan: "Jangan sekali-kali kamu makan lemak atau darah" (17).


Lemak tidak boleh dimakan umat bukan karena lemak meningkatkan risiko penyakit pada tubuh umat. Larangan ini diberikan bukan untuk alasan kesehatan, tetapi untuk alasan religius. Mereka mengkhususkan lemak sebagai tanda penghormatan mereka kepada Tuhan.


Bagaimana dengan kita sekarang? Apakah kita juga tidak boleh makan lemak? Perlu diperhatikan bahwa hukum Perjanjian Lama yang masih berlaku bagi kita adalah Hukum Moral (Sepuluh Firman), sedangkan Hukum Ibadah sudah tidak berlaku karena Yesus sudah menggenapinya. Kita sekarang sudah tidak perlu memberikan kurban persembahan karena Kristus telah mempersembahkan Diri-Nya sebagai persembahan yang sempurna.


Jadi, sekarang kita bisa makan apa pun, namun hendaknya kita menikmatinya bukan dengan kerakusan dan sikap egois, tetapi dengan pengendalian diri dan ucapan syukur kepada Tuhan. Apa yang dapat kita pelajari dan lakukan sekarang adalah menyerahkan apa yang menjad milik Tuhan kepada-Nya, yakni seluruh ketaatan, kesetiaan, dan kehidupan kita. [INT]












2 komentar:

  1. Jadi, sekarang kita bisa makan apa pun, namun hendaknya kita menikmatinya bukan dengan kerakusan dan sikap egois, tetapi dengan pengendalian diri dan ucapan syukur kepada Tuhan.

    BalasHapus
  2. Apa yang dapat kita pelajari dan lakukan sekarang adalah menyerahkan apa yang menjad milik Tuhan kepada-Nya, yakni seluruh ketaatan, kesetiaan, dan kehidupan kita.

    BalasHapus