H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Selasa, 18 Oktober 2011

Benih Dan Kehutanan


BANK BENIH

(Suatu Kajian dalam Bidang Kehutanan)


Dalam istilah sehari-hari kita mengenal bank sebagai tempat untuk menyimpan uang,dan benih merupakan biji yang sudah terseleksi. Bank benih yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tempat untuk menyimpan semua benih berbagai jenis tumbuhan agar dapat dipergunakan pada masa yang akan datang, sebagai sumber genetika untuk kepentingan konservasi dan pemuliaan.

Keberadaan bank benih sangatlah penting mengingat Indonesia dengan bermacam ragam jenis pohon hutan memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan dan pelestarian plasma nutfah tumbuhan di dunia. Bank benih terdiri dari bank benih di hutan (lapangan) yang tersimpan di dalam atau di atas permukaan tanah dan bank benih di tempat penyimpanan yang sudah melalui perlakuan pendahuluan, agar kualitas fisik,fisiologis dan genetisnya tetap baik.

1. Tipe Benih
Menurut Sutarno dkk (1997) secara teknologi dikenal benih yang bersifat ortodoks dan rekalsitran.. Benih ortodoks tidak mati walaupun dikeringkan sampai kadar air yang relatife sangat rendah dengan cara pengeringan cepat dan juga tidak mati kalau benih itu disimpan dalam keadaan suhu yang relativ rendah.contoh benih yang bersifat ortodoks antara lain adalah benih Acacia mangium Wild (Akasia),Dalbergia latifolia Roxb (sonobrit),Eucalyptus urophylla S.T (ampupu),Eucalyptus deglupta Blume (leda), Gmelina arborea Linn (gmelina), Paraserianthes falcataria Folsberg (sengon),Pinus mercusii Jung et de Vriese (tusam), dan Santalum album (cendana)

Benih yang bersifat rekalsitran, akan mati kalau kadar airnya diturunkan sebelum mencapai kering dan tidak tahan di tempat yang bersuhu rendah.contoh benih ini adalah Agathis lorantifolia Salisb (dammar),Diosypros celebica Back (eboni) ,Hevea brasiliensis Aublet (Kayu karet),Macadamia hildenbrandii Steen (makadame), Shore compressa, Shorea seminis V.SI.


2. Keadaan Dorman (dormansi)
Benih viable tidak bisa berkecambah walaupun ditempatkan pada kondisi lingkungan yang menguntungkan disebut dengan dormansi. Adapun penyebabnya antara lain adalah :
1. kulit benih tidak tembus air
2. kulit terlalu keras, sehingga secara mekanis sulit ditembus oleh embrio. Contohnya : biji saga
3. benih yang impermeable terhadap gas oksigen.
4. embrio belum terbentuk sempurna pada saat benih telah masak, dan
5. ketidaksiapan benih secara kimiawi untuk memulai perkecambahan.

Beberapa teknik yang dipakai untuk memecahkan dormansi ini antara lain adalah mengikir,menggosok, melubangi,secara kimiawi yaitu dengan merendam benih dalam larutan asam sulfat, asam nitrat (pekat),asam hidroklorid, zat pengatur tumbuh (sitokinin, auksin dan giberelin);dengan perendaman air panas atau perlakukan suhu tertentu serta cahaya. Contoh benih dorman adalah merbau (Instia palembanica)yang benihnya diliputi oleh kulit keras dan tebal dan tidak dapat menyerap air, benih merbau yang matang mempunyai kelembaban nisbi kurang dari 10%, benih tersebut dapat bertahan 3 tahun tanpa diperlakukan, dan dapat berkecambah setelah dua tahun. Perlu diketahui benih non dorman juga tidak selalu menguntungkan, karena benih tersebut cepat mati, sehingga menyulitkan apabila dipindahkan/ dibawa ke tempat lain yang relativ memerlukan waktu yang agak panjang. Contoh benih yang non dorman adalah Hopea odorata (merawan),Pericopsis spp (kayu kuku).


Kekayaan Plasma Nutfah Potensi Nasional yang
belum digarap optimal
     Demikianlah sekilas gambaran kerja yang ditekuni oleh seorang breeder: menantang, berat karena menuntut kekuatan fisik yang prima dan kemampuan pikiran yang brilian namun juga mengasyikan karena penuh tantangan. Bila seseorang sudah terjun dalam dunia ini, waktu akan terasa berjalan begitu cepat karena banyaknya tantangan, apalagi menyaksikan tanaman hasil dari sekian ratus persilangan hingga aplikasi percobaan dilapangan.

Dari penggambaran peran dan cara kerja breeder pada paparan diatas, jelas bahwa merekalah yang merupakan pembawa kunci sukses bagi perkembangan pertanian. Sehingga sudah selayaknya pemerintah yang dalam hal ini menteri pertanian harus banyak “thing-thang” dalam memberikan perhatian yang besar akan hal ini. Bahkan oleh karena pentingnya, pembangunan pertanian kedepan harus memberi porsi yang lebih besar, atau menjadikannya sebuah supremasi untuk menciptakan varietas-varietas unggul dalam berbagai komoditi.

Republik ini memiliki potensi yang sangat besar oleh karena dukungan kekayaan plasma nutfah kita. Kekayaan plasma nutfah ini ditunjukkan dari besarnya keragaman hayati yang terbentang diseluruh dataran nusantara. Dan ini juga sekaligus menunjukkan bahwa kawasan nusantara merupakan bank benih yang tidak terukur kayanya. Sangat disayangkan bila potensi bank benih ini tidak bisa segera dioptimalkan, mengingat semakin bertambah tahun bertambah pula perambahan hutan liar, pembukaan hutan untuk menjadi pemukiman, penebangan hutan liar yang tidak dibarengi dengan pemulihannya dan yang lebih menyedihkan karena terjadi hampir setiap tahun adalah kebakaran hutan. Keadaan ini sangat merugikan dan berdampak pada hilangnya ribuan serasah dan bebijian yang semuannya merupakan komponen utama dalam plasma nutfah.

Kekayaan Plasma Nutfah
Kekayaan plasma nutfah negeri kita tidaklah diragukan lagi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya tanaman asli yang tumbuh di negeri ini. Berikut adalah beberapa contoh tanaman asli Indonesia. Diantaranya pertama, tanaman rambutan (Nephelium lappaceum), buah yang sangat digemari di asia ini merupakan tanaman asli daerah melayu. Sehingga bila anda berada didaerah Garum, Blitar yang merupakan sentral rambutan di Jawa Timur, masyarakat banyak menyebut rambutan dengan “ace” atau ada juga yang menyebut rambutan binjai. Bukankan itu nama salah satu propinsi republik ini yang sekarang sedang dalam gejolak, yakni Aceh. Sedang binjai, nama sebuah daerah di Sumatera Utara.
Disamping rambutan, tanaman lain yang juga asli negeri kita adalah Durian (Durio zibethinus Murr. Durian kini juga merupakan buah yang sangat digemari diberbagai penjuru dunia yang oleh orang Eropa sering disebut buah bangkai. Walaupun bau buahnya sangat menyengat, namun buah tanaman ini tetap merupakan buah yang sangat disukai. Di negeri kita banyak dikenal berbagai varietas yang menggunakan nama daerah misalnya durian Matesih dari Karang Anyar Solo, Si Bajul dan durian ngantang dari Malang.
Dari paparan diatas, menunjukkan bahwa potensi yang ada di negeri ini sangat besar. Sekarang tinggal mengoptimalkan penanganannmya agar bisa diciptakan dan ditemukan benih yang unggul dan lebih baik dari yang ada sekarang. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga kita yang telah mengelolanya lebih dahulu.
Bagaimanapun juga harus diakui bahwa kita terlambat dalam mengelola potensi alam kita. Akibatnya disaat kita belum berbuat banyak , benih-benih introduction sudah mulai berdatangan dan menyerbu ke tanah air. Satu sisi, ini merupakan pertanda baik dalam arti petani akan mudah memperoleh benih yang bermutu. Namun sebaliknya, kondisi ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah terlebih bagi para bredeer Indonesia, agar kedepan bisa lebih proaktif guna mengejar ketertinggalan ini.

Mencari Maskot Indonesia
Salah satu strategi dalam menunjukkan kemajuan teknologi pertanian pada dunia luar adalah perlunya kita menjadikan sebuah komoditi andalan untuk bisa menjadi raja di negeri sendiri atau dengan kata lain maksudnya mencari maskot. Dalam pengalaman sejarah pertanian Indonesia, selama ini kita selalu enggan untuk menentukan maskot komoditi. Pemilihan maskot merupakan langkah yang penting, agar penanganan komoditi mulai dari teknik budidaya hingga pasca panen dapat betul-betul dikondisikan. Bahkan dapat juga dikaitkan dengan program publikasi wisata. Sehingga bila masyarakat dunia datang ke Indonesia pertama-tama yang dicari maskotnya.

Belanda mungkin patut dicontoh, yang sejak dulu menjadikan bunga Tulip dan Kincir Angin sebagai maskot. Semuanya dikelola dengan baik, bunga Tulipnya pun dibudidayakan dengan baik. Untuk kemudian didesain berbagai objek-objek wisata. Paling tidak kini telah memetik hasil, keduanya menjadi sasaran wisata masyarakat dunia. Bahkan negeri ini sering disebut sebagai negeri kincir angin.

Sayangnya negeri kita masih belum mengambil langkah akan hal ini. Bahkan di awal tahun 90-an ketika Philipina memproklamirkan bunga melati sebagai maskotnya, Indonesia kebakaran jenggot. Bukankah itu tanaman kita ? Namun kitapun tidak bisa berbuat apa-apa.

Dan dalam catatan sejarah Jawa Tengahlah yang cukup berani. Yakni pada periode pertengahan dekade tahun 90-an dengan memproklamirkan burung kepodang sebagai maskot. Sangat nekad memang, karena burung itu sangat langka. Bahkan di Jawa Tengah sendiri burung kepodang yang masih liar bisa dikatakan tidak ada. Akhirnya belakangan disinyalir, motivasi menjadikan maskot karena burung kepodang hanya karena berbulu kuning. Sementara jajaran pemimpin Jawa Tengah saat itu sedang suka warna kuning. Langkah yang seperti ini tentu tergolong kebablasen.

Menjadikan sebuah komoditi sebagai maskot tentu perlu persiapan dan harus melalui pertimbangan yang matang. Langkah nekad Jawa Tengah cukuplah hanya sebagai pengalaman sejarah. Bagaimanapun juga Indonesia sangat punya potensi, oleh karena kekayaan plasma nutfah negeri ini. Sangat sayang bila tidak segera terkelola, karena kekayaan ini bisa-bisa akan hilang satu per satu dengan tanpa kita sadari akibat pengelolaan yang salah. (selesai)

PUSTAKA ACUAN
Sutarno dkk,1997. PENGENALAN PEMBERDAYAAN POHON HUTAN,Prosea Indonesia-Prosea Network Office,Pusat Diklat Pegawai & SDM Kehutanan, Bogor 1997


Tidak ada komentar:

Posting Komentar