PENDAHULUAN
Air (H20) adalah
suatu zat yang umum dengan sifat-sifat yang tidak lazim (bentuk-bentuk yang
jarang,yang tersusun dari isotop-isotop H dan O). Struktur molekuler air
mengakibatkan keserbagunaannya sebagai suatu pelarut, mobilitasnya di dalam
tubuh-tubuh mineral dan organik, sifat-sifat termalnya yang unik serta
keberadaannya dalam semua fase pada suhu-suhu bumi biasa.suatu telaah tentang
beberapa sifat fisik ketiga fase tersebut merupakan dasar terhadap pemahaman
mengenai proses-proses hidrologi. Air dalam bentuk padat relatif tidak kedap (
impermeable) dan tidak mobil, air tersebut dapat menahan saluran-saluran air
secara efektif dalam tanah dan memodifikasikan pengaturan waktu aliran sungai
(Lee,1990).
Walaupun
sejumlah fisika-kimia mempengaruhi kehidupan mikroba dalam tanah, mungkin yang
paling penting adalah satu pasokan air yang cukup dapat digunakan. Mikroba
merupakan organisme akuatik dan bahkan dalam tanah, memerlukan aktivitas air
yang cukup tinggi (aw) untuk pertumbuhan. Kebanyakan dari partikel
berukuran pasir dan debu tidak menahan air melawan gaya tarik gravitasi, tetapi
mineral liat yang karena permukaan bermuatannya dapat menahan air maka dapat
mempertahankan pertumbuhan organisme. Partikel bahan organik juga menahan air
bersusun terutama sebagai akibat gugus polar bahan organik lain (Huang dan Schnitzer,1983).
Telah
diketahui bahwa efisiensi pemakaian air (kg bahan kering per mm air) yang
tinggi akan meningkatkan hasil dan pemakaian air sampai batas potensinya.
Budidaya tanaman terutama pemakaian pupuk dapat merubah dengan sangat nyata
efisiensi pemakaian air. Bila pupuk tanaman telah tumbuh baik, pemupukan yang
tepat dapat menambah hasil tanaman dengan tidak menambah pemakaian air. Tiada
waktu kekurangan air, tanaman yang dipupuk bisa lebih tahan kekeringan sebab
pertumbuhan perakaran yang baik akan menambah kapasitas pengambilan air tanah
(Guslim,2007).
Kekurangan air akan
menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal.
Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman tersebut menderita
dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya
daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat
mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses transpirasi ini
cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman tersebut akan mengalami kelayuan sementara
(transcient wilting), sedang tanaman akan mengalami kelayuan tetap,apabila
keadaan air dalam tanah telah mencapai permanent wilting percentage.Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk
disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia
(Dwidjoseputro,1984).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar