H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Sabtu, 05 Mei 2012

Fiberboard


INDUSTRI MEDIUM DENSITY FIBERBOARD 2

Industri MDF yang diobservasi merupakan industri MDF pertama di Indonesia dan mulai beroperasi pada akhir tahun 1995. Investasi yang dikeluarkan dalam membangun industri tersebut sebesar US $ 150 juta dengan kapasitas produksi sebesar 100.000 m³ per tahun. Pada tahun pertama produksi sebesar 70% dari total kapasitas dan meningkat 90% dari total kapasitas pada tahun kedua, dan pada tahun ketiga diharapkan dapat berproduksi pada kapasitas penuh.
Bahan baku yang digunakan berasal dari hasil penjarangan HTI dari jenis cepat tumbuh yaitu Acacia mangium, Eucalyptus deglupta, Eucalyptus urophylla, dan Gmelina arborea dengan daur 6 tahun sampai dengan 7 tahun. Diamater kayu yang digunakan berkisar dari 7 cm sampai dengan 25 cm sehingga dapat menurunkan biaya produksi MDF dari industri tersebut. Hal ini dapat memberikan peluang bagi industri untuk bersaing dengan industri MDF lainnya. Pada industri tersebut MDF yang dihasilkan mengacu pada standar Euro MDF Board (EMB) dengan menggunakan teknologi dari Jerman dan Swedia dalam memproduksinya.
Mesin-mesin yang digunakan dalam produksi tersebut terdiri dari satu mesin pengupas kulit (Fuji King debarker), mesin pembuat serpih (Fuji Kagyo Chipper), mesin pra-pengepresan (Sunds Defibrator pra-press), mesin pengepresan (Kusters continous press), mesin pengampelasan (Steinemann sander) dan mesin pemotong panel (panel sizer) yang pemasangannya dilakukan oleh Sunds Defibrator dari Singapura. Ukuran panel yang dihasilkan mengacu pada ukuran standar EMB yaitu 1,22 x 2,44 cm. Industri tersebut juga menerima pesanan sesuai ukuran yang diminta oleh konsumen dan juga memproduksi panel berukuran 1,22 x 1,83 cm dengan ketebalan berkisar dari 3 mm sampai 24 mm. Disamping itu, industri tersebut berusaha untuk memproduksi panel yang dilapisi dengan kertas dan vinir indah yang tergabung menjadi panel MDF.
Pengembangan teknologi juga dilakukan oleh industri tersebut untuk memproduksi panel tahan air (moisture resistant) dengan emisi formaldehida rendah. Sistem produksi dengan menggunakan konsep produksi terpadu yang tergabung pada satu sistem pusat pengendalian pada satu monitor komputer, sehingga diharapkan industri tersebut dapat mencapai sistem pengoperasian yang optimum.
Kualitas panel menjadi prioritas utama bagi industri tersebut, sehingga akhirnya industri ini dapat menguasai pasar baik dalam negeri maupun luar negeri dan industri tersebut berusaha untuk memberikan hal terbaik kepada konsumen sehingga tidak ada satu keluhanpun dari konsumen dalam masalah kualitas. Dalam dunia perdagangan dimana kualitas dan pengapalan menjadi hal yang semakin penting, industri ini melakukan hal yang terbaik untuk melayani konsumen, sehingga konsumen berkeyakinan bahwa pengiriman produk tersebut akan dilakukan tepat waktu. Untuk penyediaan fasilitas pengiriman, maka beberapa gudang panel dibangun di beberapa kota penting di Indonesia.
MDF yang dihasilkan dari industri yang diobservasi berasal dari hasil penjarangan HTI yang memiliki jenis cepat tumbuh yaitu Acacia mangium, Gmelina arborea, dan Eucalyptus urophylla. Panel yang dihasilkan mengacu pada standar Euro MDF Board (EMB) dengan tingkat kerapatan berkisar 700 kg/m³ sampai dengan 800 kg/m³ dan berat jenis bahan baku sekitar 0,4 kg/m³. Untuk memproduksi 1 m³ MDF maka diperlukan sebanyak 2,5 m³ bahan baku kayu. Jenis ketebalan panel yang dihasilkan berkisar 3 mm sampai dengan 24 mm dengan ukuran 122 x 244 cm dan 122 x 1834 cm. Perekat urea formaldehida digunakan sebagai binder dengan amonium sulfat digunakan sebagai pengeras (hardener).
Kertas Papirus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar