H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Sabtu, 05 Mei 2012

PENGOLAHAN HASIL HUTAN


PENDAHULUAN
Di dalam kegiatan pengolahan usaha kehutanan sangatlah diperlukan berbagai analisis, dimana tujuan dari analisis tersebut adalah untuk mengurangi jumlah pengeluaran ataupun dapat dikatakan untuk menambah jumlah pendapatan. Pertimbangan-pertimbangan yang dikeluarkan dari hasil analisis tersebut sangatlah penting dan berguna untuk meningkatkan keefisienan dan keefektifitasan dari kegiatan yang akan dilakukan.
Industri MDF mempunyai prospek pemasaran dalam negeri dan ekspor yang cerah. Hal ini karena MDF lebih fleksibel dalam penggunaannya dibandingkan kayu lapis dan papan partikel, sehingga MDF pada masa mendatang akan dapat menggantikan kedua panel tersebut.
Sampai saat ini hutan alam merupakan bahan baku utama bagi industri perkayuan di Indonesia. Dalam kenyataannya produksi hutan alam Indonesia cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan kelestarian baik terhadap kawasannya maupun terhadap potensi hutannya. Selain itu penurunan kemampuan produksi hutan akan menyebabkan ketidakseimbangan atau ketimpangan antara penebangan dengan laju penanaman kembali hutan yang telah diekploitasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut Departemen Kehutanan telah merintis dan memprioritaskan program peningkatan potensi hutan produksi melalui pembangunan hutan tanaman industri (HTI). Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan sumber pendapatan nasional ataupun penerimaan devisa dari subsektor kehutanan. Salah satu bentuk pemanfaatan kayu sebagai bahan baku industri yang mempunyai prospek pemasaran dalam negeri dan ekspor yang cerah adalah industri papan serat kayu berkerapatan sedang yang dikenal dengan MDF (Medium Density Fiber Board). Dalam 10 tahun terakhir ini konsumsi MDF berkembang pesat misalnya di Asia Pasifik berkisar 16-17% pertahun dan di Eropa 15% pertahun (Toha, 1994).
Salah satu industri MDF di Kalimantan Timur yang selesai di bangun pada akhir tahun 1995 adalah PT. Sumalindo yang merupakan industri pertama di Indonesia yang memproduksi MDF dengan bahan baku dari hutan tanaman industri (HTI). Produk MDF yang dihasilkan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (sebesar 40%) dari total produksi yang direncanakan sesuai dengan kapasitas produksinya 100.000 m³ per tahun dan lainnya (sebesar 60%) akan diekspor ke negara-negara Asia dan Eropa.
Selama ini kebutuhan MDF di dalam negeri masih harus diimpor dari Singapura, Taiwan dan Malaysia sebesar 200-300 ribu m³ per tahun. Peningkatan konsumsi MDF ini dikarenakan pemanfaatannya yang serbaguna, terutama untuk berbagai keperluan interior. MDF lebih fleksibel dalam penggunaannya dibandingkan kayu lapis dan papan partikel, sehingga MDF pada masa mendatang akan dapat menggantikan kedua jenis panel tersebut. Selain itu MDF mempunyai kerapatan dan kekerasan yang seragam dibandingkan panel atau papan serat lainnya sehingga penggunaannya makin meluas antara lain untuk meubel (furniture), moulding, skirting, interior, window frame, door skins, kotak TV, radio, dan barang dekoratif lainnya. Kapasitas produksinya meningkat pesat terutama di Eropa dan pada tahun 2000 produksi MDF diproyeksikan mencapai jumlah 20 juta m³, negara-negara penghasil MDF tersebut antara lain adalah Italia, Jerman, Spanyol, Perancis, Portugal dan Inggris.
Sehubungan dengan perkembangan industri papan serat baik di Indonesia maupun dunia, maka makalah ini bertujuan untuk mengetahui aspek teknis dan ekonomis industri papan serat berkerapatan sedang (MDF) dari jenis kayu HTI. Keluaran yang diharapkan dari makalah ini adalah informasi tentang aspek teknis dan ekonomis industri MDF khususnya di Indonesia. Informasi tersebut diharapkan dapat memberi masukan bagi penentu kebijaksanaan khususnya Departemen Kehutanan dalam menentukan prioritas pembangunan industri hasil hutan dan dapat meningkatkan minat bagi investor dalam menanamkan modalnya bagi pembangunan industri khususnya yang berkaitan dengan industri MDF dan diharapkan juga dapat memberikan informasi tambahan bagi para pelaksana pembangunan industri MDF di Indonesia.


Sumber : Kehutanan 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar