H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Minggu, 06 Mei 2012

PENGERINGAN KILN


 PENDAHULUAN
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu.  Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya.  Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.  Berikut ini diuraikan sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik) serta macam penggunaannya (Haygreen, G dan Bowyer, 1993).
Kayu bersifat higroskopis, artinya kayu memiliki daya tarik terhadap air, baik dalam bentuk uap maupun cairan. Kemampuan kayu untuk mengisap atau mengeluarkan air tergantung pada suhu dan kelembaban udara sekelilingnya. Sehingga banyaknya air dalam kayu selalu berubah-ubah menurut keadaan udara atau atmosfer sekelilingnya. Semua sifat fisik kayu sangat dipengaruhi oleh perubahan kadar air kayu. Oleh karena itu dalam penggunaan kayu sebagai bahan baku bangunan, perabot dan lain sebagainya perlu diketahui kandungan kadar air, letaknya   air   dalam kayu   dan   bagaimana   air itu bergerak di dalam kayu (Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, 1997).
Kadar air akan berubah dengan berubahnya kondisi sekitarnya. Perubahan kadar air akan berpengaruh terhadap dimensi dan sifat-sifat kayu. Hampir semua sifat kayu atau produk kayu dipengaruhi oleh kadar air. Maka penting untuk mengetahui keberadaan air dalam kayu, macam-macam kadar air dalam kaitan keberadaannya dangan perubahan dimensi atau sifat-sifat kayu yang terjadi (Anonim, 1996).
Banyaknya air yang tetap tinggal di dalam dinding sel suatu produk akhir tergantung pada tingkat pengeringan selama pembuatan dan lingkungan tempat produk tersebut di kemudian hari ditempatkan. Setelah sekali dikeluarkan dengan pengeringan, air akan terdapat kembali di dalam rongga sel hanya apabila produk tersebut dikenakan air cair untuk keperluan tertentu. Sistem pengeringan alami ini sangat  bergantung  pada  musim dan sinar matahari. Atas dasar kesulitan-kesulitan dan  ketidakpastian   waktu   pengeringan,  dicari  sistem  pengeringan  lain  untuk menjamin  kelangsungan   proses produksi (tidak bergantung pada musim). Sistem pengeringan  tersebut    dinamakan    sistem pengeringan    buatan (Haygreen, G dan Bowyer, 1993).
Jika air berhubungan dengan kayu, baik kayu segar maupun kayu dalam pemakaian maka sesudah dinding sel jenuh dengan air pada akhirnya rongga sel akan terisi air bebas. Kadar air maksimum akan tercapai bila semua rongga dalam dinding sel dan rongga-rongga sel telah jenuh dengan air. Banyaknya air dalam kayu pada titik kejenuhan total ditentukan oleh volume rongga-rongga dalam kayu, yang tidak diisi oleh zat dinding sel dan zat ekstraktif, dan berat jenis kayu (pada keadaan kering tanur) (Kadir, 1978).
Berdasarkan beberapa hal di ataslah, dilakukan praktikum pengeringan kiln untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara pengeringan alami dengan pengeringan buatan serta sistem pengeringan yang diterapkan pada proses pengeringan tersebut.
Tujuan praktikum Pengeringan Kayu yang berjudul Pengeringan Kiln adalah:
1.    Mengetahui dan memahami sistem pengeringan kiln.
2.    Mengetahui besarnya persentase penurunan kadar air pada kayu.
3.    Mengetahui tahap-tahap pengeringan secara kiln. 




Tetap Semangat Buat THH (Teknik Hasil Hutan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar