H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Sabtu, 02 Juni 2012

PRINSIP-PRINSIP TQM




PENERAPAN Total Quality Manajement DALAM INDUSTRI KEHUTANAN

Dalam kerangka manajemen pengembangan mutu terpadu, industri kehutanan tidak lain adalah merupakan usaha “jasa” yang memberikan pelayanan kepada pelanggannya, yaitu mereka yang membeli produk-produk kehutanan baik berupa perabot, kertas, bahan mentah, bahan setengah jadi, papan, balok, dan lain-lain.
Mereka yang membeli tersebut biasa disebut konsumen atau pelanggan. Semakin maju dan berkualitas suatu produk kehutanan yang dihasilkan dan disediakan untuk pelanggan maka mereka akan semakin diuntungkan, baik secara kualitas maupun materi. Seperti disebut diatas bahwa program peningkatan mutu harus
berorientasi kepada kebutuhan/harapan pelanggan, maka layanan
perusahaan kehutanan yang merupakan suatu industri haruslah memperhatikan masing-masing kepuasan pelanggan diatas. Kepuasan dan kebanggan dari mereka sebagai penerima manfaat layanan harus menjadi acuan bagi program peningkatan mutu layanan industri tersebut. Sebagai prinsip-prinsip pencapaian mutu, kita bisa mengaplikasikan industri kehutanan ini. Uraian tentang penerapan prinsip-prinsip tersebut menurut Slamet (1999), dapat meliputi hal-hal berikut:
1.      Perusahaan yang bermutu adalah yang secara keseluruhan memberikan
kepuasan kepada masyarakat pelanggannya, artinya harapan dan
kebutuhan pelanggan terpenuhi dengan jasa yang diberikan oleh industri
tersebut. Kebutuhan pelanggan adalah berkembangnya SDM yang
bermutu dan tersedianya informasi, pengetahuan dan teknologi yang
bermanfaat, karya/produk industry tersebut. Bentuk kepuasan pelanggan
misalnya mereka memperoleeh produk-produk yang berkualitas tinggi.


2.      Perhatian industri selalu ditujukan pada kebutuhan dan harapan para
pelanggan sehingga mereka puas karenanya.


3.      Dalam industri yang bermutu tumbuh dan berkembang kerjasama yang baik
antar sesama unsur didalamnya untuk mencapai mutu yang ditetapkan.


4.      Interaksi yang baik antar sesama unsure dalam industri harus terjalin secara intensif, agar pencapaian mutu dapat berhasil sesuai harapan. Dalam upaya menggiatkan kerjasama antar unsur dalam PT tersebt perlu dibentuk “tim perbaikan mutu” yang diberi kewenangan untuk mencari upaya agar mutu perusahaan lebih baik. Untuk ini pelatihan kepada tim terutama tentang cara-cara bekerjasama yang efektif dan efisisen dalam tim sangat diperlukan.


5.      Diperlukan pimpinan yang mampu memotivasi, mengarahkan, dan mempermudah serta mempercepat proses perbaikan mutu. Pimpinan bertugas sebagai motivator dan fasilitator bagi orang-orang yang bekerja dibawah pengawasannya untuk mencapai mutu. Setiap atasan adalah pemimpin, sehingga ia haruslah memiliki kepemimpinan. Kepemimpinan haruslah yang membuat orang kemudian merasa lebih berdaya, sehingga yang dipimpin mampu melaksanakan tugas pekerjaannya lebih baik dan hasil yang lebih baik pula.


6.      Semua karyayawan perusahaan selalu diorientasikan pada mutu, karena setiap unsur yang adadidalamnya telah berkomitmen kuat pada mutu. Akibat dari orientasi ini, maka semua karya yang tidak bermutu ditolak atau dihindari.


7.      Ada upaya perbaikan mutu perusahaan secara berkelanjutan. Untuk ini standar
mutu yang ditetapkan sebelumnya selalu dievaluasi dan diperbaiki
sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.


8.      Setiap kegiatan di perusaaan harus direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat, serta hasilnya dievaluasi dan dibandingkan dengan standar yang
ditetapkan. Hendaknya tercipta kondisi pada setiap yang bekerja
dilembaga tersebut untuk bersedia belajar sambil bekerja, dan sedapat
mungkin diprogramkan baik belajar tentang materi, metode , prosedur
dan lain-lain.


9.      Mendasarkan hal-hal diatas, tampak bahwa sebenarnya mutu
pendidikan adalah merupakan akumulasi dari semua mutu jasa pelayanan
yang ada di lembaga pendidikan yang diterima oleh para pelanggannya.
Layanan pendidikan adalah suatu proses yang panjang, dan kegiatannya
yang satu dipengaruhi oleh kegiatannya yang lain. Bila semua kegiatan
dilakukan dengan baik, maka hasil akhir layanan pendidikan tersebut akan
mencapai hasil yang baik berupa “mutu terpadu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar