PENDAHULUAN
Setiap perusahaan saat ini dituntut untuk dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang tinggi dikarenakan semakin tingginya
biaya yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk menjalankan roda perusahaan.
Parameter yang biasanya digunakan untuk mengukur aspek efisiensi dengan tetap memperhatikan
aspek efektivitas pencapaian tujuan adalah produktivitas. Dimana beberapa
referensi mendefinisikan produktivitas sebagai rasio output terhadap input,
yang juga dapat diartikan sebagai rasio pencapaian efektivitas dari tujuan yang
ingin dicapai terhadap tingkat efisiensi proses dalam menghasilkan produk
tersebut.
Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi
tersebut, banyak alternatif strategi dan pendekatan perbaikan yang dapat
dikembangkan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkat
produktivitas pada bagian produksi adalah penataan tata letak mesin– mesin
produksi sehingga area kerja dan tata letak mesin–mesin produksi tersebut dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang diinginkan.
Di dalam dunia industri, masalah tata letak pabrik
maupun tata letak fasilitas dan peralatan produksi merupakan salah satu faktor yang berperan
penting dalam peningkatan produktivitas perusahaan. Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia
industri. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities
layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi, diketahui
bahwa jarak material handling (pemindahan bahan) dari areal yang satu ke
areal yang lain terlalu panjang, hal ini akan mempengaruhi lintasan dan waktu
proses dari produksi.
Pada umumnya
tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan
dalam beberapa hal akan menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan suatu
industri. Peralatan industri yang mahal harganya, peralatan yang canggih, dan
suatu desain produk yang bagus akan tidak ada artinya akibat perencanaan layout
yang tidak terencana dengan baik. Karena aktivitas produksi suatu produk
secara normal harus berlangsung lama dengan tata letak yang berubah-ubah, maka
setiap kekeliruan yang dibuat dalam perencanaan
tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian
yang tidak kecil.
Tujuan utama
didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total
biaya yang antara lain menyangkut biaya untuk konstruksi dan instalasi baik
untuk bangunan mesin, maupun untuk fasilitas-fasilitas lainnya, biaya
pemindahan bahan (material handling costs), biaya produksi, maintenance,
safety, dan biaya penyimpanan produk setengah jadi.
ISI
Definisi Perancangan Tata
Letak
Perancangan tata
letak didefinisikan sebagai perancangan lokasi dan konfigurasi
departemendepartemen, stasiun kerja, dan semua peralatan yang terlibat dalam
proses konversi bahan baku menjadi barang jadi (Adam, 1989).
James M. Apple
mendefinisikan perancangan tata letak pabrik sebagai perencanaan dan integrasi
aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling
efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material
dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi.
Berdasarkan
hierarki perencanaan fasilitas dan definisi perancangan tata letak yang telah
diuraikan sebelumnya, maka pengertian perancangan tata letak yang dipakai dalam
tugas akhir ini adalah pengaturan konfigurasi stasiun kerja produksi yang
disusun berdasarkan interaksi antar departemen yang memenuhi kriteria-kriteria
tertentu sehingga interaksi tersebut optimal dalam proses transformasi material
dari bahan mentah menjadi produk jadi.
Masalah dalam Perancangan
Tata Letak
Industri
manufaktur selalu berada dalam persaingan yang ketat. Menghadapi kondisi ini,
dimana variasi produk tinggi, daur hidup produk yang pendek, permintaan yang
berubahubah, dan adanya tuntutan dalam hal pengiriman yang tepat waktu,
menyebabkan perusahaan memerlukan strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam
menggunakan fasilitas. Suatu sistem manufaktur harus dapat menghasilkan
produk-produk dengan ongkos yang rendah dan kualitas tinggi, serta dapat
mengirimkannya tepat waktu kepada pelanggan. Suatu sistem juga harus dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari
perancangan proses maupun permintaan produk.
Salah satu cara
yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
merancang tata letak pabrik atau melakukan konfigurasi ulang tata letak pabrik.
Menurut Nicol dan Hollier 1983, perancangan tata letak tidak hanya diperlukan
saat membangun perusahaan baru, tetapi juga saat mengembangkan perusahaan,
melakukan konsolidasi atau mengubah struktur perusahaan. Perusahaan yang telah
mapan membutuhkan perubahan tata letak fasilitasnya setiap dua atau tiga tahun
sekali.
Tata letak
pabrik yang baik dan didukung pula dengan koordinasi kerja yang bagus antar
setiap departemen dalam perusahaan diharapkan membuat perusahaan tetap bertahan
dan sukses dalam persaingan industri di bidangnya.
Tata Letak Produk (Product
Layout)
Tata letak
berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production
line layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja
berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk
memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan volume yang tinggi (mass
production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan
produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.
Keuntungan tata letak produk ini yaitu:
Keuntungan tata letak produk ini yaitu:
a. Aliran pemindahan material
berlangsung lancar, sederhana, logis, dan OMH-nya rendah.
- Work-in-process jarang terjadi karena
lintasan produksi sudah diseimbangkan.
- Total
waktu yang digunakan untuk produksi relatif singkat.
- Kemudahan
dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi.
e. Memudahkan pekerjaan,
sehingga memungkinkan operator yang belum ahli untuk mempelajari dan memahami
pekerjaan dengan cepat.
Keterbatasan dari tata letak
produk yaitu:
a. Kurangnya fleksibilitas dari
tata letak untuk membuat produk yang berbeda.
b. Stasiun kerja yang paling
lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi aliran produksi.
- Adanya
investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin, baik dari segi jumlah
maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.
- Kelelahan
operator: operator mudah menjadi bosan disebabkan pengulangan tanpa henti
dari pekerjaan yang sama.
e. Ketergantungan dari seluruh
proses terhadap setiap part: kerusakan pada suatu mesin atau kekurangan
operator untuk mengendalikan stasiun kerja bias menghentikan keseluruhan hasil
produksi pada satu line produk.
Contoh Tata Letak Produk (Product Layout)
Berikut akan
diberikan gambar yang mengilustarsikan sebuah tata letak produk yang terdapat
pada industri pembuatan meja, lemari dan
kursi dari kayu.
PENUTUP
Tata letak pabrik
(plan/fasilitas layout) adalah suatu landasan lama
dalam dunia industri dan dapat didefinisikan sebagai cara pengaturan fasilitas-fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Tujuan
Perencanaan dan pengaturan tata letak
pabrik adalah sebagai berikut:
1.
Menaikkan output produksi
2.
Mengurangi waktu tunggu (delay)
3.
Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling)
4.
Penghematan penggunaan areal untuk produksi , gudang dan
pelayanan
5.
Pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga
kerja/ fasilitas produksi lainnya
6.
Mengurangi inventory in-process
7.
Proses manufacturing yang lebih cepat
8.
Mengurangi resiko K3
9.
Memperbaiki moral dan kepuasan kerja
10.
Mempermudah aktifitas supervisi
11.
Mengurangi kemacetan dan kesingpang-siuran
12.
Mengurangi kerusakan bahan baku/ produk jadi
SUMBER
Rainbow. 2010. Perancangan
Tata Letak. http://www.ittelkom.ac.id.
(Diakses : Sabtu 19 Februari 2011)
Indeecom. 2008.
Perencanaan Tata Letak Produksi. http://indeecom.wordpress.com.
(Diakses : Sabtu 19 Februari 2011)
http://www.scribd.com/doc/25139068/Tata-Letak-Pabrik