PELAYAN PERJANJIAN BARU
Kejadian 39-40 , 22 Januari 2024
Sebagai orang Kristen, kita disebut pelayan Perjanjian Baru. Kata pelayan adalah penghalusan kata “budak” yang artinya adalah seseorang yang tak punya hak, yang dipunyai hanya tanggung jawab untuk dikerjakan. Yang jelas, tujuan kehidupan seorang pelayan bukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi melayani tuannya. Setiap kita yang menyebut diri pelayan Tuhan atau hanba Tuhan seharusnya kita sadari bahwa hidup kita tidak lagi milik kita sendiri, tetapi milik Kristus.
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar; Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu (1 Kor 6:19-20).
Sebagai pelayan Tuhan, kita adalah umat Perjanjian Baru atau pelayan Perjanjian Baru yang telah dibeli alias ditebus dan lunas terbayar, artinya kita bukan lagi budak Perjanjian Lama yang taat pada hukum Taurat, tetapi Pelayan Perjanjian Baru. Ini juga berarti tubuh dan kehendak kita bukan milik kita lagi. Ketika kita menyadari bahwa tubuh kita bukan milik kita lagi, kita harus memakai kehendak kita untuk hal baik yang memuliakan Allah.
Kesadaran bahwa tubuh kita dan kehendaknya bukan lagi milik kita seharusnya juga disertai dengan keinginan untuk mengijinkan Roh Kudus menuntun dan menyanggupkan kita melakukan semua kehendakNya. Itu sebabnya Rasul Paulus juga menyebut dirinya sebagai tawanan Roh, menggambarkan seorang yang taat pada kehendak dan tuntunan Roh Kudus. Seperti yang bisa kita baca dalam Kisah Para Rasul : “Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku disitu (Kis 20:22)”.
Inilah sesungguhnya hakekat pelayan Perjanjian Baru. Kita melakukan tugas pelayanan bukan lagi seperti pelayanan dalam Perjanjian Lama yang dilakukan dengan kekuatan diri sendiri dan karena ketakutan akan hukuman atau ingin mendapat pahala. Kita sekarang rela menjadi pelayan, bahkan diibaratkan seorang tawanan, karena kita sadar Tuhan Yesus telah terlebih dahulu mencintai kita, dan telah berkorban serta melayani kita. Kita semua pasti sanggup menjadi pelayan Perjanjian Baru, karena peran kita sebagai pelayan Perjanjian Baru kita lakukan dengan kerelaan dan pertolongan kekuatan Roh Kudus. Bukan dengan kekuatan diri kita sendiri. (DD)
Questions :
1. Apa bedanya pelayan Perjanjian Baru dan pelayan Perjanjian Lama ?
2. Benarkah kita sekarang melayani dengan kekuatan Roh Kudus ? Bukan kekuatan diri sendiri ?
Values :
Setiap Warga Kerajaan adalah pelayan Perjanjian Baru yang melakukan semua aktivitas dari dan untuk Sang Raja
“Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri;, tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu Perjanjian Baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan (2 Korintus 3:5-6)”
Pelayan Perjanjian Baru melayani bukan dengan kekuatan diri sendiri, tetapi dengan kekuatan Roh Kudus
Pelayan Perjanjian Baru melayani bukan dengan kekuatan diri sendiri, tetapi dengan kekuatan Roh Kudus
BalasHapusKita semua pasti sanggup menjadi pelayan Perjanjian Baru, karena peran kita sebagai pelayan Perjanjian Baru kita lakukan dengan kerelaan dan pertolongan kekuatan Roh Kudus.
BalasHapus