CICAK CICAK DI DINDING
Mazmur 58 , 27 Mei 2024
Cicak cicak di dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, hap.. !! Lalu nyamuknya pun terbang entah ke mana. Rupa-rupanya bukan hanya seekor cicak saja yang sedang berburu seekor nyamuk. Kalau dihitung-hitung ada sekitaran 12 ekor cicak. Namun ada 2 ekor cicak yang sedang beradu argumen karena seekor nyamuk tadi yang gagal ditangkap. Cicak pertama menyalahkan cicak kedua karena bau busuk badannya yang membuat si nyamuk gampang mengenalinya. Cicak kedua tak mau kalah, menyalahkan cicak pertama karena terlalu “gemoy”, sehingga saat mengendap-ngendap si nyamuk gampang mendeteksi karena getarannya cukup kencang. Hingga akhirnya kedua cicak ini pun berkelahi fisik. Buugg...!! Kedua cicak ini pun jatuh ke lantai.
Pertanyaan saya, “Ada berapa cicak yang masih nempel di dinding ?” Jika Anda menjawab sepuluh, jawaban Anda salah ! Yang benar adalah nol ! Alias tidak ada seekor cicak pun di dinding. Lalu kemana yang sepuluh ekor lainnya, bukannya ada 12 ekor cicak di dinding ? Jawabannya, ke-12 cicak berada di lantai semuanya. Karena ketika mereka melihat dua temannya berkelahi dan jatuh, kesepuluh lainnya pada tepuk tangan ! hehehe..
Bagi Anda mungkin ini joke bapak-bapak tongkrongan saat memberi tebakan ke teman-temannya sambil main catur dan makan gorengan. Tetapi ada sebuah pembelajaran dari joke tersebut. Bukankah kita juga sering melakukan hal yang sama seperti kedua cicak yang berkelahi atau pun kesepuluh cicak yang menonton perkelahiannya ?
Sebagai sales, kita sering menyalahkan kompetitor kita karena target tidak tercapai, akibatnya kita sering berkelahi dengan kompetitor kita. Sebagai ayah, ketika anak tidak menjadi juara di kelas, kita menyalahkan ibunya yang tidak becus menemaninya belajar. Sebagai isteri, saat uang shopping sedikit, kita ngomel ke suami kenapa tidak kerja lebih keras supaya dapat pemasukan lebih banyak, dan seterusnya dan seterusnya.
Kita juga kadang seperti kesepuluh ekor cicak yang “bertepuk tangan” melihat perkelahian saudara-saudara kita yang lain. Kita seolah senang jika teman A perang dingin dengan teman B. Bahkan ketika teman A sedang ghibah tentang teman B, atau sebaliknya, kita tidak segera membantunya berdamai, justru sebaliknya seolah menjadi “kompor” dalam permusuhan mereka.
Dalam keluarga Kerajaan Allah, seharusnya setiap kita ketika mengetahui ada ketidakberesan hubungan antara satu dengan lainnya, sigap untuk mendamaikannya. Itulah yang diajarkan dan diharapkan Kristus dalam membangun sebuah komunitas keluarga Kerajaan yang diajarkan dan diharapkan Kristus dalam membangun sebuah komunitas keluarga Kerajaan Allah. 1 Tesalonika 5:14, “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan. Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. “ Anda bersedia ? (HB)
Questions :
1. Bagaimana sikap Anda ketika melihat rekan Anda masih dalam permusuhan ?
2. Mengapa sebagai orang Kristen harus berusaha hidup damai dengan semua orang ? Diskusikan !
Values :
Sebagai warga Kerajaan, seharusnya ketika mengetahui ada ketidakberesan hubungan antara saudara satu dengan yang lainnya, sigap untuk mendamaikannya.
“Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan (1 Tesalonika 5:11)”
Jadilah pendamai bagi semua orang, karena Tuhan benci permusuhan !
Seharusnya setiap kita ketika mengetahui ada ketidakberesan hubungan antara satu dengan lainnya, sigap untuk mendamaikannya.
BalasHapusMorning !
BalasHapus