H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Jumat, 10 Mei 2024

Renungan Tentang Religius

 

RELIGIUS 

Habakuk 15-17 , 10 Mei 2024


Menteri agama pernah berkata bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang religius. Kata religius mempunyai arti seorang yang taat melakukan kegiatan peribadatan atau kewajiban melakukan ritual agama. Jadi memang kalau dipandang dari aktivitas yang dilakukan, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang taat melakukan kewajiban menurut agamanya. Dalam hal ini Pemerintah juga memfasilitasi dengan meliburkan hari-hari besar keagamaan seperti Natal, Paskah, Nyepi, Idul Fitri, Waisak dan lain-lain.

Cara berpakaian ternyata juga menjadi trend yang menunjukkan seseorang itu taat beribadah atau religius. Secara ekstrim berperilaku religius pada agama Kristen bisa dilihat pada kelompok masyarakat Amish, yang sampai saat ini eksis di Amerika. Mereka berbaju warna putih, hitam, atau biru polos, bertutup kepala bagi wanita, kaum pria berjenggot. Dalam kehidupan sehari-hari mereka anti teknologi, kaum ini sehari-hari beraktivitas dengan naik kereta kuda, bukan bermobil. Dengan cara ini mereka menunjukkan bahwa mereka begitu religius, mereka mempraktikkan bunyi firman Tuhan (Alkitab) secara tekstual.

Menurut saya religiusitas dan ritualitas adalah aktivitas yang tidak perlu ditonjolkan kepada orang lain karena itu bentuk ketaatan dan hubungan kepada Tuhan. Kita tidak perlu secara aktraktif menunjukkan siapa diri kita yang aktif dan taat beribadah. Pertanyaan mendasarnya mengapa seseorang suka menunjukkan kepada umum perilaku religiusnya, terutama melalui cara berpakaiannya ? apakah supaya “kebaikannya” diketahui banyak orang ? Jika kita mengharapkan pujian manusia atas perilaku religius kita ini adalah bentuk ketidakdewasaan secara rohani. Dan tentu saja yang paling berbahaya adalah jika kita menganggap bahwa aktivitas religius kita membuat kita lebih berkenan di hadapan Tuhan atau lebih rohani. Karena menurut saya penilaian kerohanian seseorang bukanlah pada aktivitas religiusnya, tetapi pada kebaikan kita yang dirasakan semua orang.

Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:5-6).

Bahkan dalam hal berdoapun, Yesus mengajarkan berdoa yang tersembunyi, bukan doa munafik yaitu doa yang dipamerkan kepada semua orang. Cek dan koreksi diri Anda, jangan jadi pribadi yang religius karena itu adalah kemunafikan. Anda setuju ? (DD)

 

Questions :

1. Mengapa masyarakat Indonesia disebut masyarakat religius ?

2. Apa beda religius dan spiritual ? Apakah religius itu salah ?

 

Values :

Bagi warga Kerajaan bukan agama yang menyelamatkan tetapi hubungan dan pengenalan dengan Sang Rajalah yang menyelamatkan.

 

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang disorga (Matius 6:1)”

 

Religius adalah kerohanian yang palsu, karena berharap penilaian dari manusia.









2 komentar:

  1. Menurut saya religiusitas dan ritualitas adalah aktivitas yang tidak perlu ditonjolkan kepada orang lain karena itu bentuk ketaatan dan hubungan kepada Tuhan.

    BalasHapus