*Love That Doesn't Pretend*
[Kasih Yang Tidak Pura-pura]
*Roma 12:9-10, _"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat"._
Kita barangkali punya sikap atau perasaan emosi, saat merasa pahit untuk memutuskan hubungan dengan seseorang yang sangat dekat. Kita barangkali sudah berulang kali telah mencoba menegur sikapnya yang sangat menyakitkan, namun tidak digubris bahkan disangkal olehnya juga. Dan biasanya ketika mendengar mengenai, bisa timbul pikiran mengingat kembali ke masa lalu. Sehingga kita akan berjuang untuk menenangkan pikiran, dan bisa saja ada lagu atau suatu pesan yang di dengar mengenai hal ini. Lalu hal tersebut dapat membuat air mata keluar dalam mengenang saat menyelami balada pilu yang menyuarakan kerinduan hati yang terdalam. Ayat Alkitab diatas dapat menjadi pengingat bahwa tidak semua orang menunjukkan kasih yang tulus.
Walaupun demikian, kerinduan kita yang terdalam adalah untuk mengalami kasih sejati, kasih yang tidak egois atau manipulatif, melainkan welas asih [rasa kasih sayang yang tulus] dan rela memberi diri. Kasih demikian ini tidak didorong oleh ketakutan dan dikuasai oleh nafsu ingin mengendalikan, melainkan oleh komitmen dan kesenangan untuk mendahulukan kesejahteraan satu sama lain (Roma 12:10-13). Hal itulah sebagai kabar baik, atau Injil. Berkat Tuhan Yesus, akhirnya kita dapat mengenal dan membagikan kasih yang dapat kita percayai—kasih yang tidak akan berbuat jahat (Roman13:10). Maka hidup dalam kasih-Nya adalah memunculkan kebebasan sejati.
Jadi benar adanya bahwa agar dapat dipercaya, kasih haruslah tulus ikhlas. Dan kata yang diterjemahkan sebagai _“jangan pura-pura,”_ dari Roma 12:9 (“ikhlas” dalam versi BIS) adalah _anypokritos_ dalam bahasa Yunani, dengan imbuhan awal yang menegasikan akar katanya, _hypokrisis,_ yang berarti “munafik.” Ketika dipadukan, kita mendapat istilah _“tidak munafik”_ atau _“ikhlas"._ Jadi ketika _anypokritos_ menerangkan kata kasih, kita melihat kasih tanpa topeng, tanpa kepura-puraan atau maksud terselubung; kasih yang sesungguhnya. Dalam 2 Korintus 6:6, kata itu menerangkan suatu kasih yang terlihat di antara para pelayan sejati Kristus: _“kasih yang tidak munafik”._ Akan tetapi, kasih bukanlah satu-satunya kebajikan yang diterangkan oleh kata itu. Dalam 1 Timotius 1:5 dan 2 Timotius 1:5, kata tersebut menerangkan _“iman,”_ yaitu iman yang menjadi ciri orang percaya yang setia kepada Yesus; _“Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu”_ (2 Timotius 1:5). Dalam suatu quotes dinyatakan, _"Jangan buang waktumu mengejar kupu-kupu, tetapi perbaikilah kebunmu... dan kupu-kupu akan berdatangan"._ 🦋
*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*
Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah”_ (86:10)
BalasHapusJangan buang waktumu mengejar kupu-kupu, tetapi perbaikilah kebunmu... dan kupu-kupu akan berdatangan"._ 🦋
BalasHapus