BENCHMARKING
UNTUK MENCAPAI KINERJA SUPERIOR
Senin, 25 Januari 2010 10:30 WIB Oleh: Rinella Putri
(managementfile – Strategic) –
Benchmarking merupakan salah satu metode yang ditempuh oleh
perusahaan-perusahaan dalam memperoleh competitive edge. Melalui
benchmarking, maka Anda dapat menerapkan best practice dalam perusahaan dan
menghasilkan kinerja yang superior.
Xerox merupakan salah satu
perusahaan yang menjadi pionir dalam menggunakan metode benchmarking.
Benchmarking yang mulai diadopsi Xerox sejak awal 80-an ini membantu mereka
memperoleh competitive edge dalam industrinya. Benchmarking yang pernah
dilakukan Xerox saat itu antara lain dalam hal tagihan dengan partner American
Express, plan layout dengan partner Ford), warehouse dan distribusi dengan
partner L.L. Bean dan Hershey Foods, dan quality dengan partner Florida Power
and Light. Hasilnya yang paling menonjol adalah meningkatnya pelanggan yang
sangat puas sebesar 38%, komplain merosot lebih dari 60%. Ini hasil dari
menurunnya barang cacat, waktu merespon, biaya persediaan, dan lainnya. Sejak
kesuksesan Xerox, perusahaan-perusahaan lain ikut mengadopsi benchmarking, dan
kini benchmarking sudah menjadi praktik yang umum.
Benchmarking macam-macam jenisnya,
antara lain:
• strategic benchmarking:
bertujuan dalam meningkatkan kinerja perusahaan keseluruhan, dengan cara
mempelajari strategi jangka panjang dan best practice pada
perusahaan-perusahaan yang sukses. Komponen yang dipelajari diantaranya adalah
core competence, pengembangan produk/jasa dan inovasi perusahaan-perusahaan
tersebut.
• competitive/performance
benchmarking: bertujuan membandingkan posisi perusahaan, menurut kinerja
dari produk/jasa. Biasanya, perbandingan dilakukan dengan perusahaan dalam
sektor yang sama.
• process benchmarking:
bertujuan untuk meningkatkan proses atau operasi tertentu, dengan membandingkan
dengan perusahaan yang punya proses serupa
• functional/generic
benchmarking: bertujuan meningkatkan proses/aktivitas dengan melakukan
benchmark dengan perusahaan dari sektor bisnis yang lain, namun punya fungsi
atau proses yang serupa
• internal benchmarking:
bertujuan untuk mempelajari dari perusahaan yang terbaik atau saat ini sedang
memimpin pasar
• international benchmarking: bertujuan
melakukan perbandingan dengan perusahaan lain di luar negara tersebut, biasanya
karena tidak ditemukan partner benchmark yang sesuai di negara tersebut.
Bagaimana Anda dapat melakukan
benchmarking?
Berikut ini adalah 5 langkah dalam melakukan benchmarking:
Berikut ini adalah 5 langkah dalam melakukan benchmarking:
1. Planning
Pertama-tama, tentukan subyek yang
akan menjadi benchmark, misalnya pemasaran, CRM, keuangan, SDM, operasional,
atau lainnya. Penentuan ini krusial, karena area inilah yang nantinya akan Anda
tingkatkan.
• identifikasi perusahaan yang
jadi best practice untuk melakukan benchmark
• pilih teknik pengumpulan data
yang terbaik. Xerox misalnya, mengumpulkan data dengan cara berlangganan
majalah dan jurnal perdagangan serta database manajemen & teknik, juga
berkonsultasi dengan asosiasi professional & perusahaan konsultan.
2. Analysis
• mengukur dan mempelajari
kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yang menjadi benchmark.
• bandingkan kekuatan perusahaan
Anda dengan perusahaan tersebut.
• Buat analisa dan proyeksi
competitive gap, untuk melihat gambaran bagaimana posisi Anda saat ini dan di
masa depan, dibandingkan dengan perusahaan tersebut
3. Integration
3. Integration
• menetapkan tujuan yang ingin
dicapai demi mencapai kinerja terbaik
• mengintegrasikan tujuan ini ke
dalam proses perencanaan perusahaan, sehingga perusahaan nantinya akan punya
target yang baru
4. Action
4. Action
• mengimplementasikan rencana yang
sudah disepakati
• mengkaji implementasi secara periodic, untuk mengetahui
apakah perusahaan mencapai tujuan yang ditetapkannya
•jika terdapat penyimpangan, maka
lakukan tindakan koreksi
5. Maturity
5. Maturity
• tentukan apakah kinerja
perusahaan sudah superior, yang berarti benchmarking berhasil. Hanya saja,
terdapat beberapa kunci sukses supaya benchmarking Anda berhasil
Memilih Acuan
Memilih Acuan
Anda harus pandai-pandai dalam
memilih perusahaan yang menjadi acuan benchmark Anda. Anda harus yakin bahwa
perusahaan tersebut mempunyai data-data yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika
Anda melakukan benchmarking, maka ini artinya Anda berbagi informasi internal
dengan pihak mereka. Jangan sampai setelah melakukan benchmark, ternyata input
yang didapat sedikit dari apa yang telah dibagi dengan mereka.
Fokus pada Area Tertentu
Fokus pada area mana yang ingin
Anda benchmark, dan pelajari acuan benchmark Anda dengan baik. Jika Anda
melakukan benchmark besar-besaran, belum tentu seluruh data tersebut Anda
gunakan nantinya, sehingga malah jadi sia-sia. Oleh karena itu, sebelum
benchmark maka Anda harus mengetahui area mana saja yang perlu menjadi fokus.
Benchmarking Secara Legal
Tetaplah berada dalam koridor
hukum. Jangan melakukan langkah-langkah yang ilegal seperti mencuri data
ataupun menggunakan mata-mata dan sebagainya. The International Benchmarking
Clearinghouse Code of Conduct3 menyebutkan bahwa `Anda harus memperlakukan
partner benchmarking Anda sebagaimana Anda ingin diperlakukan` .
Benchmark di Luar Industri
Secara logika, mungkin memang
lebih relevan untuk benchmark dengan perusahaan yang sejenis. Namun, jika Anda
melakukan benchmark dengan perusahaan lain di luar industri, Anda juga bisa
memperoleh input-input lain yang relevan dengan bisnis Anda.
Benchmarking yang Kontinu
Lakukan benchmarking secara
kontinu, karena bisnis selalu berubah dengan cepat. Jika Anda tidak melakukan
benchmark secara update, maka Anda akan mengambil keputusan berdasarkan data
yang sudah kadaluarsa.
Menurut Bernhard Sumbayak, founder
& chairman Vibizconsulting, benchmarking adalah strategi
perusahaan-perusahaan besar nasional yg telah dipakai puluhan tahun yang lalu
di Indonesia. Ini merupakan strategi yang bagus asalkan semua jajaran top
managementnya memang punya passion utk menjadi unggul dalam industrinya.
Perlu ada spirit "strive for excellence" dalam benak para
jajaran eksekutifnya sebelum mendengar hasil benchmarking yang akan disampaikan
oleh tim proyek benchmarkingnya. Selain itu hal penting lainnya menurut
Bernhard Sumbayak adalah berani unggul melintasi industrinya atau berani
mencontoh keunggulan industri lainnya yang dianggap melekat pada industri itu.
Contohnya beberapa dekade yang lalu siapa yang berani bersaing dengan
keunggulan service excellence dari hotel atau keunggulan "fast
serving time" dari Mc Donald? Tapi industri perbankan berani melintasi
industrinya, rela belajar service excellence dari mereka. Dan sekarang
indikator-indikator customer satisfaction sudah merupakan KPI (Key
Performance Indicator) bagi para pejabat bank dan mereka familiar dengan hal
itu dan bahkan bonus merekapun sebagian dihitung dari situ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar