H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 05 Juli 2012

PEMANFAATAN LIMBAH GERGAJIAN


PEMANFAATAN LIMBAH GERGAJIAN

Potongan – potongan kecil kayu disimpan di bagian samping mesin penggergajian  untuk dijadikan arang, kayu tersebut dimasukkan ke dalam tungku kemudian semua lubang ditutupdan dibakar di bagian bawah. Dibutuhkan waktu selama dua minggu untuk melakukan pengasapan. Dalam proses pengasapan harus diperhatikan setiap hari kestabilan api. Kemudian satu minggu dilakukan pendinginan. Di industri ini terdapat sebelas tungku untuk membuat arang. Satu tungku dapat memproduksi 1,5 ton – 2 ton arang dengan  harga arang dijual per Kg adalah Rp. 350. Potongan kayu yang masih dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaki kursi juga dapat dijual ke pengusaha perabot dengan harga  Rp 500.000 per Pick Up. Dengan adanya hasil sampingan dari penggergajian kayu tersebut dapat menambah pendapatan industri tersebut. 

            Pemasaran kayu dilakukan ke daerah Binjai, Tanjung Morawa, Istana Maimun dan panglong yang ada di Medan. Industri ini memiliki 22 orang pegawai dengan 2 orang pengawas dan 20 orang pekerja.                               

PENUTUP

            Industri yang termasuk industri primer yang mengolah log menjadi beberapa produk. Sebagian besar pengolahan dilakukan dengan mesin. Log yang diolah diperoleh dari hutan masyarakat. Hasil sampingan dari pengolahan log berupa arang, kayu bakar dan serbuk. Pemasaran yang dilakukan masih ke daerah lokal. 

Pada hasil pengamatan  dapat diungkapkan bahwa limbah kayu yang selama ini dibiarkan oleh masyarakat di Jepara dapat mempunyai nilai ekonomis apabila dibuat dalam alternatif desain aneka produk, misalnya: pewadahan, dudukan lampu, mainan anak-anak, alat olah raga, alat terapi kesehatan, dll. Pemberdayaan masyarakat melaui pendidikan dan pelatihan adalah merupakan strategi yang tepat dalam memanfaatkan limbah kayu ini menjadi aneka produk sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan turut mengurangi pengangguran. Dengan demikian dapat disimpulkan mengenai pengolahan limbah bahwa : 

  1. Ramah Lingkungan, Limbah kayu menjadi termanfaatkan menjadi bahan bakar maka lingkungan bersih dan tidak membutuhkan lahan untuk tempat limbah. Limbah kayu sebagai energi merupakan energi yang reneable dalam arti energinya selalu dapat diperbarui dan sebagai energi alternatif.
  2. Mengurangi ongkos produksi Setiap pekerjaan kayu menghasilkan limbah kayu diantara 8 - 13 % yang berbentuk serbuk, serutan dan potongan. Berdasarkan beberapa kajian tentang sisa energi 10 % dari 1 M3 kayu dapat mengeringkan kayu 1 M3. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa ongkos produksi pengovenan menjadi nol kecuali tenaga kerja.
  3. Break Even Point yang bagus Pengusaha jasa pengovenan atau perusahaan furniture yang memiliki oven sendiri akan mencapai Break Even Point dengan cepat.
Masyarakat sekarang ini terutama dalam industri kerajinan yang bergerak di bidang industri kayu mebel, real estate, souvenir, kurang menyadari bahwa eksploitasi ini dapat mengakibatkan ekosistem hutan menjadi terganggu serta dapat mengakibatkan kelangkaan kayu. Di Jawa Tengah terdapat industri meubel yang terkenal di seluruh dunia secara turun-temurun merupakan daerah penghasil industri mebel, souvenir, ialah Kabupaten Jepara. Industri mebel dan ukir ini menggunakan material kayu sebagai bahan utama, sehingga kegiatan industri ini dapat menghasilkan limbah kayu seperti: limbah akar pohon, ranting kayu (cabang), hasil potongan penggergajian, serbuk gergaji, dan kulit kayu. 

Sisa-sisa kayu oleh masyarakat setempat biasanya dibiarkan dimakan rayap, sering digunakan untuk bahan kayu bakar, bahan bakar industri batu bata, dan keramik. Padahal apabila dilakukan pemanfaatan limbah kayu ini atau material kerajinan seni maka dapat memperoleh nilai tambah dan nilai ekonomis. Dengan memanfaatkan disiplin ilmu desain, maka bahan kayu limbah tadi dapat dibuat menjadi alternatif desain aneka produk. Misalnya: produk dalam bentuk souvenir, pewadahan, dan bentuk karya seni lainnya seperti patung, mainan anak-anak, alat olah raga, alat terapi kesehatan dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. 2007. Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu Untuk Pembuatan Briket Arang Dalam Mengurangi Pencemaran Lingkungan di Nanggroe Aceh Darusalam. Tesis. Universitas Sumatera Utara Press. Medan.

Budianto, A. D. 1996. Sistem Pengeringan kayu. Semarang: Penerbit Kanisius.

Daryanto, 1987. Mesin Perkakas Bengkel, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Kehutanan. 2007.  Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

Harihastuti, N. 2007. Proses penghancuran thermal (insinerasi) sebagai Alternatif pengolahan limbah padat industri Kayu lapis dari ipal “unit pengolahan kimia” (studi kasus di pt. Kayu lapis indonesia - kaliwungu kab. Kendal). Tesis. Universitas Dipenogoro. Semarang.

Linggawati, A., Muhdarina., Erman., Azman., dan Midiarty. 2002. Pemanfaatan Tanin Limbah Kayu Industri Kayu Lapis Untuk Modifikasi Resin Fenol Formaldehid. Jurnal 5 (1)  Hal 84-94. Universitas Riau. Riau.

Nuryawan, A. 2008. Penggergajian Kayu. USU Press. Medan.

Risnasari, I. 2008. Bahan Kuliah: Penggergajian Kayu. Medan: Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU.

Ruhendi, S. 1986. Diktat Penggergajian. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar