Eksplorasi Damp Pada Rumah
Makan
Musim hujan
memang membuat kita tersadar akan keberadaan aneka masalah seputar rumah. Salah
satu yang menjengkelkan, soal rembesan air pada dinding. Rembesan ini pasti
bakal meninggalkan bercak pada permukaan tembok. Berbercak mirip ompol. Bukan
hanya terkesan jorok, ruangan pun bisa ikutan bau dan lembap. Permasalahan di
atas sebetulnya bisa diatasi. Langkah pertama, cari dulu biang keladinya. Jika
sumber awal ini tidak tertemukan, perbaikan apapun yang dilakukan pada
permukaan dinding, mungkin tidak akan banyak berguna (Johny, 2010).
Seorang
kontraktor, mengemukakan penyebab lainnya. Pertama, terdapat celah yang
terbentuk pada pertemuan dinding rumah Anda dengan rumah sebelah. Kedua,
penggunaan batu alam sebagai pelapis dinding eksterior. Ketiga, pengecatan
dinding luar yang tidak sempurna. Solusinya adalah dengan mengatasi dulu sumber
masalah, kemudian memperbaiki dindingnya, Menurutnya yang susah adalah jika
penyebabnya itu karena penggunaan batu alam pada dinding eksterior. Air akan
mengalir lewat celah batu dan masuk ke dalam dinding. Masalah ini memerlukan
penanganan ekstra untuk perbaikannya
(Isfandi, 2010).
Untuk
menanggulangi dinding rumah yang lembab atau mempunyai bercak air pada
dinding interior, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasikan lokasi bercak tersebut dan faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah apakah karena pipa air yang bocor. Permukaan air tanah yang
naik, rembesan dari kamar mandi retak, adanya celah antara 2 dinding dengan
tetangga penggunaan batu alam sebagai pelapis dinding eksterior ataukah karena
dinding luar yang belum diplester. Setelah kita identifikasi akar penyebabnya
maka baru kita pikirkan solusi terbaik untuk mengatasi bercak pada
dinding rumah tersebut dan kalo bisa hilang selamanya. Dari identifikasi
maka kita dapatkan metode penanggulangannya, yakni sebagai berikut : air
permukaan tanah naik & pipa air bocor (Johny, 2010).
Biasanya
bercak kelembaban teralokasi dibawah satu meter pada dinding rumah, dan
terjadi terus menerus sepanjang waktu tidak mengenal saat hujan atau
tidak. Perlu anda ketahui bahwa air tanah masuk ke dinding interior melalui
kapiler material semen. Penyebab utamanya adalah karena rendahnya kualitas
material plesteran baik dinding luar maupun dalam Solusi : mengerok plesteran
kurang lebih satu meter dari permukaan, ganti dengan plesteran baru
dengan komposisi pasir dan semen 3:1, baru kemudian dilakukan pengecatan
sesuai dengan prosedur yang benar (Darusman,
2010).
Adanya pipa
air yang bocor, biasanya terindikasi kurang lebih satu meter dari dinding dasar. Ini mudah terlihat bercak basahnya, lebih parah dari bercak basah lainnya. Solusi : ganti pipa yang bocor, lalu plester dengan
komposisi material yang benar. Retak rambut dinding Interior. Penyebab utamanya
adalah karena pada dinding rumah anda terdapat unsur pembentuk plesteran
yang tidak bersih dan banyak mangandung tanah atau material lainnya, air
yang digunakan untuk mengaduk semen dari comberan, proses pengacian
dilakukan saat belum waktunya, plesteran belum kering sempurna. Solusi :
retak-retak rambut diperbesar sedikit dan ditutup dengan plamir tembok,
setelah mengering sempurna total baru difinishing. Dinding luar belum
diplester Lantai rumah baik yang terbuat
dari kayu, keramik, ataupun bahan lainnya sering kali mengalami masalah lembab.
Lantai rumah lembab dapat menjadi penyebab munculnya penyakit akibat pertumbuhan
berbagai jamur dan bakteri. Lantai lembab disebabkan oleh adanya air yang
berasal dari tanah yang muncul atau merembes ke atas. Munculnya air tersebut
disebabkan oleh lapisan adukan pada lantai tidak kedap air (Darusman, 2010).
Bahan dan alat
untuk mengatasi masalah lembab pada lantai : lembaran plastik, pasir, semen, sendok
semen. Langkah-langkah mengatasi masalah
lantai lembab pada rumah anda :
- Bila lantai kedap air, cukup tutup nat dengan bahan kedap air. Untuk lantai yang tidak kedap air seperti lantai parket, angkat lantai di daerah yang permukaannya lembab sampai ke lapisan urugan pasir.
- Lapisi permukaan pasir tadi dengan lembaran plastic
- Beri spesi (campuran semen dan pasir) kedap air dengan perbandingan semen dan pasir 1:2 ketebalan lapisan spesi ini sekitar 3 cm.
- Pasang kembali lantai seperti semula.
Masalah ini
memerlukan penanganan ekstra untuk perbaikannya.
1. Masalah dan solusi pada
eksterior:
Jika dinding
luar berpelapis batu alam, untuk mengurangi kelembapan dinding dalam, tutup
setiap celah antarbatu dengan sealant. Jika bagian luar ini menggunakan batu
alam berporositas tinggi, coating ulang permukaannya. Coating sebaiknya
dilakukan pada segala jenis batu alam untuk menghindari rembesan berulang lagi
dan jika dinding luar berpelapis cat, pastikan proses pengecatan awal telah
sempurna.
2. Masalah dan solusi pada interior:
Ompol pada
dinding interior otomatis berkurang dan berhenti jika sumber masalah teratasi. Lantai
rumah baik yang terbuat dari kayu keramik, ataupun bahan lainnya sering kali
mengalami masalah lembab. Lantai rumah lembab dapat menjadi penyebab munculnya
penyakit akibat pertumbuhan berbagai jamur dan bakteri. Lantai lembab
disebabkan oleh adanya air yang berasal dari tanah yang muncul atau merembes ke
atas. Munculnya air tersebut disebabkan oleh lapisan adukan pada lantai tidak
kedap air.
Bahan dan Alat untuk mengatasi
masalah lembab pada lantai :
- Lembaran plastik
- Pasir
- Semen
- Sendok semen
Langkah-langkah mengatasi masalah lantai
lembab pada rumah anda :
Bila lantai kedap air, cukup tutup nat dengan bahan kedap air. Untuk lantai yang tidak kedap air seperti lantai parket, angkat lantai di daerah yang permukaannya lembab sampai ke lapisan urugan pasir.
Bila lantai kedap air, cukup tutup nat dengan bahan kedap air. Untuk lantai yang tidak kedap air seperti lantai parket, angkat lantai di daerah yang permukaannya lembab sampai ke lapisan urugan pasir.
1.
Lapisi permukaan
pasir tadi dengan lembaran plastik
2.
Beri spesi (campuran
semen dan pasir) kedap air dengan perbandingan semen dan pasir 1:2 ketebalan
lapisan spesi ini sekitar 3 cm. (Kakiay, 2010)
1. Penataan
Ruang
Penataan ruang dalam rumah ini sangat diperhatikan
oleh arsiteknya. Dimana dapat dilihat tidak ada ruang-ruang yang miskin udara
segar. Adanya penghubungan antara ventilasi atau lubang angin dan jendela tiap
ruangan dan taman depan. Selain itu adanya ruang-ruang yang dihubungkan seperti
ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga tanpa penyekat sehingga udara bias
dengan leluasa mengalir.
Dari
analisis data yang dilakukan terhadap rumah tersebut diketahui bahwa ruang
gerak masing-masing penghuni adalah 37,33 m2. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa rumah tersebut merupakan hunian yang sehat dimana sudah
melebihi ketentuan minimal rumah sehat. Setiap penghuni memiliki ruang gerak
yang tidak terbatas, tidak menyesakkan dan sangat
rileks dalam beraktivitas. Hal ini sesuai dengan literature yang dibuat oleh
Admin (2010) yan menyatakan bahwa luas lantai
bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus
disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
Damp juga terjadi sangat ekstrim di
dinding dekat area tempat memasak (dekat dengan api dan air panas yang langsung
dibuang mengenai dinding). Terlihat cat minyak (bukan cat kapur) yang digunakan
untuk mengecat dinding tersebut sudah mengelupas dan terdapat noda hitam yang
teridentifikasi seperti kerak (secara ilmiahnya kerak tersebut merupakan jamur
yang sudah mengering). Damp ini juga kelihatan ekstrim karena lubang asap dan
saluran air yang terbuat dari besi talang/aluminium yang dicat senada dengan warna dinding
mengalami keropos (diidentifikasi dari cat yang menggelembung).
Damp yang terjadi pada lantai dapat diidentifikasi dengan
menggunakan indera perasa (dalam hal ini kulit), dengan cara meletakkan kaki di
atas lantai. Pada saat kaki dipijakkan ke lantai, lantai terasa basah dan lebih
dingin, kondisi ini tentunya dibandingkan dengan lantai yang lain pada ruangan
tersebut yang ketika dirasakan tidak basah. Perbedaan kedua lantai ini juga
diidentifikasi dari komponennya, bahwa lantai yang dikategorikan lembab tidak
dikeramik seperti lantai yang dikategorikan tidak lembab. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Darusman (2010), yang menyatakan bahwa lantai
rumah baik yang terbuat dari kayu, keramik, ataupun bahan lainnya sering kali
mengalami masalah lembab. Lantai rumah lembab dapat menjadi penyebab munculnya
penyakit akibat pertumbuhan berbagai jamur dan bakteri. Lantai lembab disebabkan
oleh adanya air yang berasal dari tanah yang muncul atau merembes ke atas.
Munculnya air tersebut disebabkan oleh lapisan adukan pada lantai tidak kedap
air. Berbeda halnya dengan damp
yang terjadi pada kamar mandi, walaupun dinding kamar mandi tersebut dilapisi
dengan keramik, adanya damp diidentifikasi dari tampaknya lumut tipis pada
dinding tersebut. Damp pada kedua bagian bangunan ini dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Pada rumah makan, dinding adalah bagian yang paling
dekat dengan pelanggan apabila makan di rumah makan tersebut. Oleh karena itu,
sebisa mungkin dilakukan tindakan/perlakuan agar damp tidak terlalu mengganggu
(dikurangi). Tindakan awal seperti pengidentifikasian lokasi bercak adalah yang
paling dahulu dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Johny (2010), yang
menyatakan bahwa untuk menanggulangi dinding
rumah yang lembab atau mempunyai bercak air pada dinding interior, hal
pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasikan lokasi bercak
tersebut dan faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah apakah karena pipa air yang bocor. Permukaan air tanah yang
naik, rembesan dari kamar mandi retak, adanya celah antara 2 dinding dengan
tetangga penggunaan batu alam sebagai pelapis dinding eksterior ataukah karena
dinding luar yang belum diplester. Setelah kita identifikasi akar penyebabnya
maka baru kita pikirkan solusi terbaik untuk mengatasi bercak pada
dinding rumah tersebut dan kalo bisa hilang selamanya. Dari identifikasi
maka kita dapatkan metode penanggulangannya, yakni sebagai berikut : air
permukaan tanah naik & pipa air bocor (Johny, 2010).
Tuhan Memberkatimu ^^ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar