Gambaran
Umum Rumah Sehat
Pembentukan gedung memanfaatkan segala sesuatu yang dapat
menurunkan suhu dan perlindungan terhadap sinar panas matahari sehingga ruang
di dalamnya menjadi nyaman. Gedung sebaiknya dilengkapi dengan atap sengkuap
yang luas dan tingginya tidak melebihi 3 lantai agar tidak merugikan gedung
tetangga. Pada organisasi denah perlu diperhatikan, bahwa ruang-ruang tidak
selalu dapat diatur secara optimal, sehingga harus diperhatikan juga orientasi
jendela terhadap matahari (kamar tidur tidak menghadap be barat). Ruang yang
mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dipisahkan sedikit dari rumah.
Ruang yang menambah kelembapan (kamar mandi, ruang cuci) harus direncanakan
dengan penyegaran udara yang baik dan pertukaran udara yang tinggi sehingga
tidak akan tumbuh cendawan kelabu (Buku Panduan, 2006).
Atap sebaiknya berbentuk pelana sederhana (tanpa jurai
luar dan dalam) sehingga mudah dibuat rapat air hujan dengan atap sengkuap yang
luas. Atap yang paling bagus menahan panas adalah atap dengan ruang atap yang
penghawaannya berfungsi baik, atau atap bertanaman yang dapat meresapkan air
hujan maupun mengatur iklim ruang dalam.
Kelembapan tanah yang naik juga mengakibatkan masalah pada
lapisan dinding. Lapisan dengan cat dapat menimbulkan kesulitan yang mirip
dengan plesteran dinding yang kedap air. Jika trasraam tidak kedap maka
kelembapan naik sampai kuda-kuda atap. Cat sintetik bersifat agak kedap air dan
memungkinkan saluran air sebanyak 2-9 g/m2h saja, sedangkan cat perekat atau
cat kapur mengizinkan 15-17 g/m2h tembus (Rusmawan, 2005).
Setiap rumah dan
lingkungannya dipengaruhi oleh tanah dan lingkungan di sekitarnya, misalnya:
- Curah hujan – Dapat mengakibatkan pembusukan dan jamur
- Erosi, banjir, dan tanah longsor – Dapat merusak atau menghancurkan bangunan
- Angin – Dapat merusak rumah,atap dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
- Suhu udara – Dapat pula menimbulkan rasa tidak nyaman
- Jenis tanah dan bebatuan – Dapat membuat rumah menjadi tidak stabil
- Pepohonan – Dapat menimpa bangunan dan akar-akarnya dapat merusak fondasi
- bangunan
- Kurangnya persediaan air – Membuang-buang tenaga dan waktu (saat mengangkut air)
- Nyamuk dan serangga beracun – Dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius dan rayap dan semut – Dapat merusak bangunan
Semua
faktor-faktor tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk meringankan pekerjaan, meningkatkan
kualitas rumah dan lingkungan tempat tinggal, serta mengurangi atau mencegah
masalah-masalah yang timbul di kemudian hari (Riana, 2008).
Kuda-kuda menggunakan material kayu dengan atap
menggunakan seng. Metoda sambungan yang dipergunakan sangat sederhana, hal ini
untuk memudahkan masyarakat dalam mencontoh. Untuk memperkuat hubungan antara
batang dan menjaga stabilitasnya, maka hubungan antara batang membentuk
segitiga. Hubungan antara kuda-kuda yang satu dengan kuda-kuda lainnya
menggunakan batang pengaku dan batang pengaku di badan bangunan yang biasa
disebut dengan batang lintel Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah
sambungan antar batang horisontal jangan terletak pada titik buhul, hal ini
untuk menghindari terjadinya lendutan, harus dihamai antara sambungan tarik dan
sambungan tekan. Plafon pada overstek menggunakan kisi-kisi ukuran 2/3, hal ini
dikamsudkan untuk memberikan sirkulasi udara yang lebih baik, mengingat atap yang
dipergunakan adalah seng yang cukup panas.
Hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur
bangunan akan mempengaruhi pilihan struktur dan penggunaan bahan bangunan.
Bahan bangunan apapun yang dipilih sebagai bagian struktur (sebaiknya tahan
minimal 60 tahun), bagian sekunder, atau bagian perlengkapan/utilitas yang
tahan hanya sekitar 5-20 tahun selalu harus dipertimbangkan masa pakainya (life
span). Desain struktur yang berkesinambungan (lihat: Steiger, Peter. Bauen
mit dem Sonnen-Zeit-Mass. Karlsruhe 1988. hlm. 17+35) selalu
mempertimbangkan masa pakai dan masalah perawatan.
Beberapa Pembangunan berkelanjutan tercapai dengan
perhatian pada sembilan patokan rumah ekologis sebagai rumah sehat tersebut di
atas. Dengan perhatian khusus pada etika lingkungan masalah efek samping yang
merugikan tetangga atau manusia yang lain dapat dihindarkan. Pertanggungjawaban
setiap manusia terhadap lingkungan serta pengaruh pembangunan berkelanjutan
dapat diukur dengan jejak ekologis (ecological footprint). Jejak
ekologis tersebut mengukur kebutuhan bahan baku alam yang digunakan oleh setiap
bangsa dan setiap orang (Rusmawan, 2005).
Jejak ekologis menghitung luasnya tanah subur, air tawar,
lautan, dan banyaknya energi yang tidak terbarukan dan yang dibutuhkan manusia
untuk memenuhi kebutuhan atas pangan, sandang, papan, serta mobilitas. Jejak
ekologis dari semua penduduk bumi pada saat ini mencapai 2.2 hektar, sedangkan
luasnya lahan subur di dunia mencapai 1.8 hektar per orang. Hal ini berarti
bahwa cara kehidupan masa kini telah melebihi kemampuan bumi dan mengancam
keberlanjutan kehidupan pada planet ini (Riana, 2008)..
Saat ini,
ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik,
atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak
berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah
dan berdebu merupakan sarang penyakit. Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi.
Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut
tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh
penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang
bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu tidak
cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena
terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan (Prabu,2009).
Luas lantai
bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus
disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding
dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan
penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah
satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada
anggota keluarga yang lain. Rumah yang sehat harus mempunyai
fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
- Penyediaan air bersih yang cukup,
- Pembuangan tinja,
- Pembuangan air limbah (air bekas),
- Pembuangan sampah,
- Fasilitas dapur,
- Ruang berkumpul keluarga,
·
Untuk rumah di
pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang) (Admin, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar