VERTIKAL
DAN HORISONTAL
Yakobus 1:19-27 (Tgl 14 September
2022, Rabu)
Sebagai
bentuk kepedulian terhadap nasib para korban bencana banjir dan tanah longsor
di Baleendah, maret 2020 lalu klub sepakbola Persib Bandung memberikan
sumbangan kepada para korban. Selain para pemain, turut hadir pula manajemen,
komisaris serta direksi PT Persib Bandung Bermartabat (PBB). Bersama para
sponsor diantaranya Yomart, BTPN serta markplus, terkumpul bantuan dengan total
Rp.200 juta. Sebanyak Rp. 10 juta berbentuk uang tunai dan sisanya dalam bentuk
berbagai kebutuhan di antaranya makanan, pakaian, serta obat-obatan. Tak ayal,
para pemain pun ikut terjun ke kancah bakti social itu.
Penatua
Yakobus mengajar bahwa keseimbangan antara praktik ibadah vertikal dan horizontal,
tidak dapat ditinggalkan para orang percaya jika mereka ingin diperkenan Tuhan.
Demikian juga dengan penegasan Yohanes sebagai penerima Wahyu. Jika ada orang
berkata bahwa dirinya mengasihi Tuhan tetapi membenci sesamanya , orang itu
sedang menipu dirinya sendiri. Tuhan Yesus jauh-jauh sebelumnya mengingatkan
agar ibadah secara vertikal ini selalu dibarengi dengan ibadah secara horizontal.
Dia menegaskan sikap empatik terhadap mereka yang sedang mengalami kesulitan. Demikian
juga empati yang ditunjukkanNya kepada Zakheus, perempuan yang sudah dua belas
tahun menderita sakit pendarahan, perempuan Samaria, Janda dari Nain merupakan
contoh betapa kepeduliaan pada sesama tak dapat dipisahkan dengan hubungan
dengan Tuhan.
Sebagai
saksi hidup kehadiran Allah yang menjelma Manusia, Petrus , Yohanes, dan
Yakobus tahu bagaimana Yesus memberi penekanan tentang kepeduliaan pada sesama
sebagai wujud atau sisi lain dari ibadah kepada Allah. Itu sebabnya, Tuhan
Yesus sering berbenturan dengan kaum beragama. Dia sering menyaksikan ironi
kehidupan yang dijalani orang-orang ini. Secara lahiriah, mereka adalah figur yang
sangat peduli dengan perkara agama, akan tetap dalam realitas hubungan dengan sesama,
mereka adalah penindas-penindas sesama.
Marilah
kita merenungkan kembali perjalanan kehidupan kita. Teruslah berusaha
menegakkan keseimbangan ibadah kepada Allah dengan perhatian yang kita berikan
kepada sesama. Dengan ini, ironi tidak akan terjadi. (ndd)
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling
mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi,
lahir dari Allah dan mengenal Allah (1 Yoh 4:7)”
Orang beriman tidak hanya
membincangkan kebaikan Tuhan, akan tetapi juga melakukannya bagi sesama
Eda dan nomor 2 Tuhan Memberkati Family |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar