*RELY ON GOD*
[Andalkanlah TUHAN]
*Rut 2:20b,* _"Lagi kata Naomi kepadanya, "Orang itu kerabat dekat kita, dia salah seorang yang berhak menebus kita"._
Kita umumnya pernah mengalami kesulitan yang tidak dapat kita pahami, misalnya dalam bentuk kepedihan atas kondisi medis yang tidak terduga serta suatu ambisi pribadi yang harus dilepaskan. Dari kitab Ruth, dimana bagi Naomi, wujudnya adalah kepedihan akibat kehilangan seluruh keluarganya. Pada Rut 1:21 ia meratap, _“Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku"._ Namun, ada alasan di balik kisah Naomi yang tidak dapat dilihatnya, yang sebenarnya ALLAH tidak meninggalkannya; Dia justru memulihkan Naomi dengan kehadiran cucunya, Obed (Rut 4:17). Obed bukan hanya meneruskan nama suami dan anak Naomi, tetapi lewat dirinya, Naomi juga menjadi kerabat dari leluhur YESUS, yaitu Boas (Mat. 1:5,16).
Kalau ALLAH telah menebus kepedihan Naomi, lalu Dia juga dapat menebus kepedihan kita dengan menolong atau memunculkan maksud besar-Nya bagi kita. Kita barangkali mengalami masa-masa sulit, tetapi kita dapat percaya bahwa selama kita taat dan percaya kepada ALLAH, Dia sanggup menebus kepedihan kita, dalam kasih dan hikmat-Nya, Dia dapat mendatangkan kebaikan dari kepedihan kita. Kata Ibrani _go’el_ juga dapat diterjemahkan sebagai _“kerabat penebus,” “kaum yang wajib menebus,” atau “pelindung keluarga”,_ dan mengacu kepada kerabat terdekat yang bertanggung jawab untuk menolong keluarganya yang berada dalam kesulitan (lihat Imamat 25:23-55; Ulangan 25:5-10). Boas, meski bukan keluarga terdekat (Rut 4:2-4), secara sukarela memenuhi kewajiban sebagai penebus; ia membeli kembali tanah Elimelekh (ay. 3-4) dan menikahi janda (Rut) dari kerabatnya yang telah meninggal dunia (Mahlon) yang tidak mempunyai anak untuk meneruskan nama keluarganya (ay. 5). Kembali ke awal pernyataan Naomi, dimana saat kembali ke tanah Yehuda, ia telah menjadi sosok berbeda. Dampaknya adalah ia tidak mau ia dipanggil lagi _"Naomi",_ tetapi "Mara"._ Oleh sebab, selama di Moab Naomi kehilangan suami dan kedua putranya.
Kata Naomi, _"Yang Maha Kuasa telah membuat hidupku pahit sekali"._ Maka dari hal ini rasanya tidak menarik menyimak kisah perempuan yang kecewa kepada TUHAN. Namun, ternyata ada sisi baik Naomi yang dapat kita petik dan teladani, yakni: saat kembali ke tanah Yehuda, Naomi sudah jatuh miskin. Sehingga Rut, menantunya yang bersikeras ikut pulang dengannya ke tanah Yehuda, harus bekerja memungut bulir-bulir jelai di ladang orang demi mereka berdua dapat bertahan hidup. Walaupun dikatakan bahwa Naomi mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, nama sanaknya ialah Boas. Barangkali mengherankan, sebab Naomi tidak menghubungi Boas untuk meminta bantuan, padahal ia ingat betul akan kerabatnya tersebut. Tampaknya dari hal ini, Naomi sedang belajar untuk tidak mengandalkan manusia. Dalam susah, Naomi memilih mengandalkan TUHAN. Kadangkala tanpa kita sadari kerap kita mengandalkan manusia, dimana saat kondisi susah, buru-buru untuk menghubungi kerabat atau sahabat demi meminta bantuan. Walaupun tidak salah adanya atau dapat dibenarkan meminta bantuan orang lain. Prinsipnya, kita perlu jaga hati supaya jangan sepenuhnya kita berharap kepada manusia. Oleh sebab faktanya, manusia kemampuannya terbatas adanya. Mari kita teladani akan pengandalan TUHAN seperti Naomi. Disaat susah, biarlah pribadi yang pertama kita cari ialah TUHAN. Maka harapkan pertolongan TUHAN untuk segala pergumulan yang terjadi. Walaupun nanti ada orang membantu, sadarilah bahwa TUHAN yang menggerakkan hati orang tersebut untuk membantu. Les Bridgeman menyatakan, _"Karena TUHAN itu kuat dan penuh kasih, percayalah padanya. Andalkan dia untuk tujuan hidupmu"._
*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*
Karena TUHAN itu kuat dan penuh kasih, percayalah padanya. Andalkan dia untuk tujuan hidupmu
BalasHapusDisaat susah, biarlah pribadi yang pertama kita cari ialah TUHAN.
BalasHapus