TENTANG
WAKTU
Ayub
32, 7 September 2024
Manusia
diciptakan dengan rasa lapar/haus. Lapar/haus fisik, lapar/haus jiwa, dan haus
secara rohani karena kita terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Dari ketiganya,
tentu yang paling mudah dipahami adalah lapar/haus fisik. Untuk kita anak
Tuhan, haus rohani juga cukup mudah, karena disitulah awal kita mencari dan
menemukan Tuhan.
Mari kita
bahas haus jiwa/pikiran, dimana kita diciptakan Tuhan dengan dorongan untuk
mencari tahu dan belajar dalam diri kita. Inilah yang membuat dunia kita maju
sampai seperti hari ini. Tuhan kita berdaulat. Semua yang terjadi adalah seijin
Tuhan. Tetapi musuh kita juga tidak akan berdiam diri. Salah satu yang iblis
bisa lakukan adalah mengulur waktu tergenapinya bilangan manusia, dan berharap
dengan perpanjangan waktu itu, lebih banyak yang gugur. “Pencuri datang hanya
untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan (Yohanes 10:10).”
Waktu adalah
satu dimensi yang membatasi semua manusia tanpa terkecuali. Dan inilah salah
satu sasaran pencurian iblis. Jika iblis bisa menyibukkan kita untuk melakukan
hal-hal diluar rencana dan tujuan Allah dalam hidup kita maka iblis berhasil
untuk menghambat terjadinya tujuan Allah di dalam hidup kita dan dunia ini.
kita tidak bisa pungkiri bahwa pencuri terakbar yang masih dibiarkan bebas
adalah gadget kita. Kadang ini benda pertama yang kita lihat saat kita bangun
pagi, dan benda terakhir yang kita taruh saat kita beristirahat di malam hari. Sebenarnya
bukan salah pencipta gadgetnya. Manusia sudah merasakan begitu besar manfaat
gadget kita. Sayangnya, sesuatu yang diciptakan untuk mempermudah dan membantu
hidup kita, kadang sekarang terbalik dan gadget itulah yang mengontrol dan
memperbudak kita.
Lewat gadget,
kita mengonsumsi begitu banyak konten, kita memproduksi hormone dopamine yang
membuat kita mencari lagi dan lagi. Tentunya, selalu ada yang baru dalam
genggaman kita. Kita jadi kecanduan dopamine “palsu” ini, dulunya dopamine kita
dapat dari kerja nyata, dimanapun dan apapun pekerjaan kita. Namun saat ini
dopamine yang kita dapatkan dari sosmed adalah “rasanya saya belajar sesuatu”,
tapi seringnya hanya sampai di situ. Terus belajar tanpa melakukan pekerjaan
apapun. Tidak produktif hanya konsumtif. Inilah fenomena yang disebut fake
productivity, sepertinya sibuk, sepertinya belajar, sepertinya mengerjakan
sesuatu, tapi hasilnya tidak ada atau sangat minimal.
Saudaraku,
waktu tidak akan pernah kembali. Mulai sekarang, jangan mau ditipu iblis,
pergunakan waktu yang ada, maksimalkan dengan hal-hal yang lebih produktif,
terlebih untuk membangun KerajaanNya di bumi ini. Amin ! (SOS)
Questions :
1. Makanan apa
yang Anda berikan untuk tubuh, jiwa, dan roh Anda ? Apakah sudah bernutrisi ?
2. Buah nyata
apakah yang bisa Anda maupun lingkungan Anda rasakan dari produktifitas Anda
hari ini ?
Values :
Jangan sampai kita menjadi pelita
yang ditaruh di bawah gantang karena tidak menggunakan pengetahuan kita untuk
berkarya.
“Ajarlah kami
menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana
(Mazmur 90:12)”
Time
is free, but it’s priceless. You can’t own it, but you can use it. You can’t
keep it, but you can spend it. Once you’ve lost it, you can never get it back – Harvey
Mockay
Martumpol 7 September 2024 |
Our Family always give the best "Marsahap sahap" |
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12)”
BalasHapusTime is free, but it’s priceless. You can’t own it, but you can use it. You can’t keep it, but you can spend it. Once you’ve lost it, you can never get it back – Harvey Mockay
BalasHapus