H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 05 September 2012

Pengamatan Damp Pada Rumah Makan


PENDAHULUAN
Latar Belakang
          Perkembangan pembangunan dewasa ini ditandai dengan peningkatan macam-macam bahan bangunan dan munculnya bahan bangunan baru. Keadaan tersebut memungkinkan berbagai ragam alternatif pemilihan bahan bangunan guna mengkonstruksikan gedung. Maraknya penemuan bahan bangunan baru juga ditandai dengan kesadaran terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan. Membangun berarti suatu usaha untuk menghemat energi dan sumber daya alam.
Semua jenis air, sungai, air tanah, air tampungan, air irigasi dan air rumah tangga, seharusnya disimpan dalam keadaan sebersih mungkin, bebas dari pencemaran, lumpur, bakteri dan jentik-jentik nyamuk. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui penanganan yang bijak tentang kebiasaan penggunaan air dan sistem pembagian air (Depkes, 2000).
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan (Anonimous, 2010).
Saat musim hujan, biasanya dinding rumah  menjadi lembab dan terdapat rembesan dari atap rumah. Namun jika atap rumah sudah terlebih dahulu diperbaiki dan diberi waterproof, maka kemungkinan besar rembesan air hujan tidak akan masuk. Untuk dinding outdoor, sebaiknya gunakan pelapisan weathershield sebagai pelindung terhadap jamur agar dinding tak bernoda hitam. Namun jika terlanjur berjamur, dinding perlu dikerok dahulu, kemudian dicat kembali dan diberi waterproof. Dinding yang retak juga harus dibobok, kemudian diplester ulang dan lapisi dengan waterproof (Administrator, 2010).
Kamar mandi identik dengan kelembaban dan daerah yang selalu basah, meskipun ada juga sih kamar mandi yang kering. Tetapi dengan kecenderungan kamar mandi yang lembab membuat kita kadang berputar otak bagaimana agar kamar mandi kita memiliki sirkulasi udara yang bagus, apalagi kalau ternyata letak kamar mandi di apit oleh ruang-ruang yang menyebabkan kamar mandi tersebut tidak memiliki jendela sebagai tempat untuk mengalirkan udara    (Russel, 1982).
Lantai dalam rumah sebaiknya lebih tinggi daripada teras dan usahakan jangan menggunakan lantai materi indoor untuk ruangan outdoor. Tampiasan air hujan yang jatuh ke lantai teras dapat diakali dengan membuat overstek. Agar air hujan tidak masuk kedalam rumah saat musim hujan, level ketinggian rumah harus lebih tinggi dari level jalan.
Asbes sering dijadikan sebagai penutup atap selain genteng. Selain karena harganya yang lebih murah, juga memiliki bobot yang lebih ringan sehingga tidak menambah beban pada atap. konstruksi yang dibutuhkan untuk menopang juga tidak serumit ketika menggunakan genteng. Selain dijadikan sebagai penutup atap, asbes juga dapat digunakan sebagai plafon dan dinding penyekat ruangan. Kadang-kadang campuran asbes juga bisa ditemui pada adukan plester, adhesive serta lapisan bawah lantai vynil. Masalah kebocoran pada atap adalah hal yang paling sering dijumpai pada rumah-rumah pada musim hujan. Untuk itu tidak ada salahnya jika rutin 3 bulan sekali melakukan pemeriksaan pada atap rumah, apakah ada retak-retak, perlukah genteng yang lama diganti, atau adakah kayu pada atap yang mulai lapuk. Perhatikan juga daerah bubungan atap karena plester semen pada bagian tersebut mudah bocor.  Jika terdapat retak rambut pada atap, berikan kawat kasa dan lapisi dengan waterproof. Untuk retak besar, perlu dibobok dan diplester kembali. Sangat disarankan untuk menggunakan  alumunium foil (1- 2 mili) sebagai pelapis antara plafon dan genteng. Aluminium foil tersebut berfungsi untuk mengurangi penyerapan panas, menghindari tampias jika ada ketidaksempurnaan dalam pemasangan genteng, sehingga air yang masuk dari genteng akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam rumah (Juhana, 2001).

Tujuan
          Tujuan dari kegiatan survei rumah makan ini adalah untuk mengamati damp pada bangunan rumah makan yang akan disurvei.



TINJAUAN PUSTAKA
Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humidity) yang optimum (Anonimous, 2010).
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis. Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al., 1982).
Untuk menghilangkan jamur dan sisa-sisa kristal garam, semprotkan larutan anti jamur atau kaporit ke permukaan dinding. Tunggu sampai 24 jam supaya jamur benar-benar mati. Setelah itu sikat permukaan dinding dan bilas dengan air bersih. Pastikan dinding benar-benar kering sebelum memulai pengecatan. Akibat adanya kelembaban tersebut, timbul jamur yang akan merusak tidak hanya tembok bahkan kayu dan struktur bangunan yang lain. Air dari udara dapat menyebabkan kelembaban disebabkan karena peristiwa kondensasi, yaitu proses pendinginan uap air yang terkandung dalam udara sampai mencapai titik pengembunan sehingga uap air berubah menjadi titik-titik air. Dalam kondisi kondensasi yang sangat berat, air dapat tergenang di atas lantai, menyebabkan pakaian di dalam lemari terasa lembab, dan pintu serta jendela menjadi lapuk (Robens and Cardwell, 2003).
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan kelembaban yang sesuai dengan temperatur kelembaban udara (Azwar, 1990). Standart luas ventilasi rumah, menurut Kepmenkes RI No. 829 tahun 1999, adalah minimal 10% luas lantai. Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10% luas lantai. Ruangan yang ventilasinya kurang baik a kan membahayakan kesehatan khususnya saluran pernapasan. Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air. Jumlah bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran pernapasan, seperti TBC, Influenza, dan ISPA.
Untuk membuat supaya rumah tidak lembab salah satunya yaitu dengan membuat agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah. Sehingga rumah menjadi terang dan hangat oleh sinar matahari. Intensitas sinar matahari tidak perlu terlalu besar, cukup yang sedang saja atau dengan kata lain cukup membuat rumah menjadi hangat. Kamar mandi identik dengan kelembaban dan daerah yang selalu basah, meskipun ada juga sih kamar mandi yang kering. Tetapi dengan kecenderungan kamar mandi yang lembab membuat kita kadang berputar otak bagaimana agar kamar mandi kita memiliki sirkulasi udara yang bagus, apalagi kalau ternyata letak kamar mandi di apit oleh ruang-ruang yang menyebabkan kamar mandi tersebut tidak memiliki jendela sebagai tempat untuk mengalirkan udara (Administrator, 2010).
Kondensasi atau pengembunan terjadi ketika udara lembab dan hangat bersentuhan dengan permukaan bidang yang dingin di dalam ruangan. Biasanya peristiwa kondensasi ini terjadi waktu musim hujan, ketika udara dingin sedangkan semua struktur bangunan jarang dibuka sehingga udara dingin tersebut menjadi tertahan didalam. Pengembunan paling sering terjadi di kamar mandi, dapur, kamar tidur yang jarang terbuka, serta di sudut-sudut ruangan yang tidak memiliki cukup ventilasi atau jarang terkena sinar matahari (Russel, 1982).
Sebuah tempat untuk menyiapkan makanan yang mudah untuk dibersihkan dan juga lebih tinggi dari lantai dapur. Kompor yang bebas asap. Bila penggunaan gas tidak memungkinkan, sebuah kompor berbahan bakar kayu haruslah dirancang dengan ventilasi. Kompor berbahan bakar kayu dengan disain yang baik dapat menjadi perlengkapan yang baik untuk sebuah dapur, khususnya untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan dari bahan bakar seperti minyak tanah, gas maupun listrik daerah penyimpanan kayu bakar – kayu yang basah dan masih hijau akan menghasilkan asap yang sangat banyak letakkan rak gantung untuk panci dan wajan dekat dengan kompor (Modul, 2010).
Sebenarnya masuknya air ke bagian bangunan hingga menembus ke dinding ini disebabkan kurang sempurnanya dalam proses pembangunan rumah tersebut. Ada beberapa titik rawan resapan air hujan yang bisa menjadi penyebab dinding menjadi lembab, diantaranya susunan genteng yang renggang, bidang penutup saluran air hujan, jalur air diantara genteng, talang air dan saluran pembuangannya, retakan pada dak beton, celah diantara dinding dan dak beton, dinding luar bagian bawah, retakan pada dinding samping, sudut-sudut dinding bagian luar, dan celah antara jendela dan dinding. Bila sumber resapan air sudah diketahui dan dilakukan perbaikan dengan tuntas, maka perbaikan terhadap dinding bisa dilakukan (Peter and Taber, 1968).

METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat     
          Praktikum Penggunaan dan Proteksi Bangunan Berkayu yang berjudul “Eksplorasi Damp pada Bangunan Rumah Makan” dilaksanakan kegiatan survei rumah makan pada tanggal 16 Mei 2011 pukul 11.00 wib sampai dengan selesai  yang beralokasi di Jl. Harmonika No. 55 Padang Bulan, Sumatera Utara, Medan.

Bahan dan Alat
          Adapun bahan dan alat yang digunakan yaitu: rumah makan yang disurvei, camera digital, lembar kuisioner, alat tulis, meteran

Prosedur Praktikum
Adapun prosedur yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1.     Tentukan salah satu rumah makan yang menjadi objek pengamatan damp (tiap kelompok beda)
2.     Gambarkan denah bangunan yang diamati
3.     Gambarkan luas bagian-bagian bangunannya
a.     Lantai
b.     Dinding
c.      Langit-langit
4.     Amati bagian-bagian yang lembab dan timbul mol/jamur
5.     Data masukkan dalam tally sheet

Bagian bangunan
Luas damp/lembab
Sumber damp
Kondisi mengganggu atau tidak
1.     Lantai



2.     Dinding
-         Luar
-         Dalam









3.     Kamar mandi (dalam)



4.     Langit-langit



5.     Kusen



6.     Pintu




6       Kemudian hitung % damp tiap bagian
Kusen % damp = luas damp      X  100%
                    luas total bagian
Kriteria % damp mengganggu jika ≥ 20%


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dinding rumah makan mengalami pelapukan yang disebabkan air hujan yang merembes pada asbes atau atap rumah sehingga kondisi dinding menjadi lembab dan mendukung perkembangbiakan jamur. Jadi dinding yang telah dicat lama kelamaan catnya menjadi terkelupas.

          Kondisi kamar mandi sangat mendukung terciptanya suasana yang nyaman dan bersih karena bila kita mengunjungi suatu rumah tentunya yang pertama kita lihat adalah kamar mandi. Dalam hal ini kamar mandi terletak di dalam rumah makan dimana kondisinya juga lembab.
          Kusen rumah makan yang disurvei menggunakan jaring kawat dan akan ditutupi dengan papan apabila rumah makan akan tutup. Dalam hal ini kelembaban akan semakin berkurang karena ventilasi yang baik maka akan menimbulkan sirkulasi udara yang besar dan mengurangi perkembangbiakan jamur dan faktor perusak kayu lainnya, misal: rayap
Jika dilihat dari gambar di atas bahwa rumah makan tersebut menggunakan seng sebagai atap rumah dan rumah makan ini masih tergolong sederhana. Bila dilihat dari gambar tersebut ada jamur yang ada disudut bangunan kayu itu yang meyebabkan adanya bercak berwarna putih pada kayu tersebut.
Rumah makan yang disurvei terletak di pinggir jalan harmonika dimana lokasi ini sering dilewati kendaraan. Lantai rumah makan terbuat dari semen yang dilapisi dengan karpet dan pintu menggunakan papan yang bongkar sambung.
Tabel. Data pada Damp Bangunan Rumah Makan
Bagian bangunan
Luas damp/lembab
Sumber damp
Kondisi mengganggu atau tidak
      1. Lantai
-
-
-
      2. Dinding
-         Luar
-         Dalam

86 cm2

Hujan dari luar
-
-
64 cm2
Rembesan air hujan
-
      3. Kamar mandi (dalam)
76 cm2
Percikan cucian piring dan saluran air
-
1.     Langit-langit
48 cm2
Rembesan air hujan
-
2.     Kusen
40 cm2
Hujan dari luar
-
3.     Pintu
36 cm2
Hujan dari luar
-




Luas rumah makan yaitu 4 m X 6 m = 240.000 cm2
Dinding % damp = 86 + 64      X  100% = 0.0625 %
                          240.000
Kamar mandi % damp =    76       X 100% = 0.3167 %
                                  240.000
Langit-langit % damp =   48       X 100% = 0.02%
                              240.000
Kusen % damp =   40       X 100% = 0.0166%
                      240.000
Pintu % damp =   36       X 100% = 0.015%
                      240.000
Kondisi damp dikategorikan tidak mengganggu karena kriteria % damp jika mengganggu ≥ 20%

Pembahasan
          Berdasarkan survei yang telah dilakukan bahwa rumah makan yang dimiliki oleh keluarga Bapak Tarigan tidak perlu dilakukan kegiatan pengendalian terhadap bangunannya karena faktor kerusakannya tidak begitu parah dan tidak mengganggu sekitarnya hanya saja pada dinding kamar mandi perlu diperhatikan karena kondisinya yang rentan dengan kelembaban. Dinding lembab banyak dipengaruhi faktor teknis di lapangan. Diantaranya campuran semennya tidak sesuai dengan standar (umumnya dinding kamar mandi menggunakan lapisan trasram setinggi 1m dari lantai untuk menghalangi air masuk), atau karena ada pipa air yang bocor di dalam dinding. Kalo ditutup langsung dengan keramik ditakutkan timbul masalah baru. Dinding yang lembab dapat membuat daya rekat keramik dengan dinding berkurang, ini akan membuat keramik terlepas lama-kelamaan (hal ini umum terjadi pada lantai yang keramiknya pecah). Ada beberapa yang dapat mengurangi kelembaban yaitu dinding kamar mandi dijebol sedikit untuk memberi plesteran baru setinggi 1m. Plesteran kira-kira 1:3 (1 PC:3 pasir). Lalu tunggu hingga kering. Setelah itu Anda dapat melapisi dengan cat waterproof atau cat eksterior/weathershield/wheatercoat. Boleh juga menggunakan keramik.
          Kelembaban merupakan salah satu faktor yang dapat memperbesar kerusakan karena akan meningkatkan perkembangbiakan jamur. Hal ini sesuai dengan pernyataan  Anonimous (2010) bahwa kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.
          Kondisi rumah makan yang baik sangat mendukung terciptanya suasana yang aman dan nyaman. Rumah makan yang tergolong baik jika rumah makan tersebut memiliki ventilasi yang besar sehinngga memungkinkan terjadinya sirkulasi yang baik sehingga tidak menimbulkan bibit penyakit.
Selain itu kondisi tempat memasak (dapur) dengan saluran air juga mendukung kondisi tersebut agar tidak terjadi tumpukan sampah yang dapat mengganggu lingkungan sekitarnya dan dapat mencemari aliran air karena sisa makanan yang tertumpuk di saluran kamar mandi akan tersumbat.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan bahwa rumah makan tersebut tidak menggunakan asbes sebagai pelapis atap rumah tersebut jika dalam kondisi yang  sangat terik maka suhu di dalam rumah akan terasa panas bila dibandingkan dengan rumah yang menggunakan asbes. Hal ini terjadi karena asbes dapat menyerap sinar matahari dan mengurangi pencahayaan secara langsung.



KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.     Rumah makan yang telah disurvei damp pada tiap bagian belum dikategorikan mengganggu karena yang berada dibawah 20%
2.     Atap rumah makan masih menggunakan seng sehingga cahaya matahari pada saat terik akan terasa panas
3.     Jendela rumah makan menggunakan jaring kawat sehingga ventilasi udaranya baik
4.     Kondisi kamar mandi masih perlu diperhatikan karena pada umumnya kamar mandi berada pada kondisi yang lembab
5.     Kelembaban dapat terjadi karena air hujan, saluran air yang tidak baik, dan  percikan cucian piring

Saran
          Diharapkan para praktikan dapat lebih bekerjasama dalam kegiatan survei dan memberikan partisipasinya dalam kegiatan ini serta lebih kompak agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2010. http://www.smallcrab.com/kesehatan/619-syarat-syarat-rumah-sehat. Diakses tanggal 13 Mei 2011.

Administrator. 2010. Rumah Idaman. http://www.administrator.rumah-idaman. Diakses tanggal 13 Mei 2011.

Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara.

Depkes RI. 2000. Informasi Tentang ISPA pada Balita. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Frinck, Heinz. 1993. Ilmu Konstruksi Bangunan 2. Kanisius. Yogyakarta.

Gunawan, Rudi dan FX Haryanto. 1982. Pedoman Perencanaan Rumah Sehat. Yayasan Sarana Cipta. Yogyakarta

Juhana. 2001. Arsitektur dalam Kehidupan Masyarakat. Bendera: Semarang.

Modul. 2010. Rumah, Air, dan Pengolahan Limbah. Pe d o m a n Pe l a t ih Pe r m a k u l t u r. Jakarta.

Pettit, R.E., Taber, R.A., 1968. Factors influencing aflatoxin accumulation in peanut kernels and the associated mycoflora. Applied Microbiology 16,1230–1234.
Robens, J., Cardwell, K.F., 2003. The costs of mycotoxin management to the management of aflatoxins in the United States. Journal of Toxicology.Toxin Reviews 22, 139–152. USA.

Russell, T.E. 1982. Aflatoxins in cottonseed. Univ. Ariz. Coop. Ext. Serv. Publ. Q422.

Russell, T.E.,Watson, T.F., Ryan, G.F., 1976. Field accumulation of aflatoxin in cottonseed as influenced by irrigation termination dates and pink bollworm infestation. Applied and Environmental Microbiology 31, 711–713.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar