H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Selasa, 06 November 2012

Industri Penggergajian Kayu


Tugas Praktikum Penggergajian dan Pengerjaan Kayu                      Medan, Oktober 2011


INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU U.D. BINTANG TERANG DI KABUPATEN DELI SERDANG


Dosen Pembimbing:
Evalina Herawati, S.Hut, M.Si

Oleh:
Kelompok VI THH
Chendy Herawati                     081203002
Lensi Mian Sinaga                   081203024
Andhika Eka Putra                   081203034
Josua R Aritonang                       081203036
Ridho Anggara Kusuma           081203039
Ditha Dwi Cahya                     081203041




PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 
 2011





                                                          DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………......i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….ii

DAFTAR GAMBAR............................................................................... iii

PENDAHULUAN                                
          Latar Belakang……………………………………………………...1
          Tujuan............................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3

METODOLOGI
           Waktu dan Tempat.......................................................................... 4
           Metode Praktik................................................................................ 4

HASIL DAN PEMBAHASAN
           Gambaran Industri UD Bintang Terang.......................................... 5
           Tenaga Penggerak dan Kecepatan Pengumpanan........................... 5
           Tata Letak Mesin Penggergajian...................................................... 9
           Proses Produksi................................................................................ 9
           Sortimen Kayu Gergajian................................................................ 12
           Kapasitas Produksi dan Rendemen................................................. 13
           Penumpukan Kayu dalam Pengeringan Udara................................ 13
           Pengujian Kayu dan Pengawasan Mutu.......................................... 14
           Analisis Biaya dalam Industri Penggergajian.................................. 15
           Limbah Penggergajian dan Pemanfaatannya................................... 16

KESIMPULAN DAN SARAN
           Kesimpulan...................................................................................... 18
           Saran................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN







                                                          DAFTAR GAMBAR
No.                                                                                                          Hal
1. Mesin Sawmil.................................................................................. 10
2. Bentuk mesin Granda pada saat dipasang mata gergaji.................. 11
3. Penajaman mata gergaji pada mesin Granda................................... 14
4. Pengeringan kayu sebelum dibelah dan dipotong............................ 14
5. Pengeringan kayu setelah dipotong dan dibelah.............................. 14
6. Limbah kayu berupa serbuk gergajian.............................................. 17
7. Limbah kayu berupa kulit kayu olahan............................................ 17

PENDAHULUAN
Latar Belakang        
            Pembangunan sektor industri memegang peranan strategis dan harus mampu membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa sector industri di dalam perekonomian nasional berperan sebagai motor penggerak utama bagi pertumbuhan sector-sektor utama lainnya lewat keterkaitan produksi ke belakang (backward production linkage) maupun ke depan (forward production linkage) (Amril, 2003).
Salah satu industri pengolahan kayu adalah industri penggergajian kayu. Pengggergajian adalah suatu unit pengolahan kayu yang menggunakan bahan baku dolok, alat utama bilah gergaji, mesin sebagai tenaga penggerak, serta dilengkapi dengan berbagai alat dan mesin pembantu. Penggergajian disebut juga sebagai proses pengolahan kayu primer karena yang pertama dilakukan adalah mengolah dolok menjadi kayu persegian yang bersifat setengah jadi dan selanjutnya diolah oleh pengolahan kayu sekunder dan tersier untuk barang jadi (Dephutbun RI, 1998).
Ketika pasokan kayu bulat yang berasal dari hutan alam produksi mengalami penurunan sementara pasokan kayu dari HTI belum dapat diandalkan, maka pembangunan hutan rakyat sekarang diharapkan dapat berperan penting sebagai pemasok kayu baik untuk kebutuhan industri dalam negeri maupun ekspor. Mengingat pentingnya keberadaan hutan rakyat sebagai sumber daya hutan dan ekonomi maka pengembangan hutan rakyat semakin mendapat perhatian. Departemen kehutanan berdasarkan arah pembangunan jangka panjang kehutanan 2006 - 2025 telah mencantumkan program peningkatan luasan hutan rakyat yang mandiri dan mendukung fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan dan kesejahteraan masyarakat (Daryanto, 1987).
Kegiatan survei industri penggergajian bertujuan untuk mengetahui ukuran industri, kapasitas produksi industri, kapasitas rendemen, mesin-mesin yang digunakan, jumlah pekerja, dan alternatif pemanfaatan limbah penggergajian yang dilakukan industri, baik di dalam industri maupun di luar industri. Oleh karena itu, keberadaan industri penggergajian penting diketahui dalam pengolahan kayu. Kota Medan merupakan salah satu kota besar yang memiliki sejumlah industri penggergajian, baik itu skala kecil, sedang, dan besar yang dapat dijadikan kawasan survei industri penggergajian.

Tujuan
            Untuk mengetahui industri penggergajian kayu di Kabupaten Deli serdang Khususnya U. D. Bintang Terang yakni alat-alat yang dipakai dan proses pengerjaan kayu.











TINJAUAN PUSTAKA
Kayu adalah bahan yang terdiri dari sel-sel. Struktur yang terdiri atas sel tersebut memberikan kayu banyak sifat-sifat dan ciri-ciri yang unik. Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap volumenya. Kerapatan kayu berhubungan langsung dengan porositasnya, yaitu proporsi volume rongga kosong. (Koch, 1964).
Dewasa ini industri perkayuan di Indonesia semakin diminati oleh negara lain, akan tetapi karakteristik kayu yang dihendaki lebih spesifik, diantaranya kadar air yang sesuai dengan iklim pada masing-masing negara. Kadar air yang dikehendaki mencapai hingga dibawah 10 %. Keadaan tersebut tidak dapat dicapai jika pengeringan dilakukan secara alamiah, karena itu di perlukan pengeringan buatan ( Budianto, 1996).
Penggergajian adalah suatu unit kegiatan yang merubah log menjadi kayu penggergajian dengan menggunakan alat utama gergaji. Perbedaannya dengan penggergajian kayu adalah alat yang digunakan. Gergaji adalah alat membelah dan memotong kayu yang terbuat dari logam atau campuran logam yang bentuknya pipih dan mempunyai gigi banyak (Nuryawan, 2008).
           Selanjutnya dapat diolah pada industri sekunder, di proses log yang bermutu rendah meskipun hasilnya tidak banyak, bisa juga kualitasnya baik. Penggergajian merupakan tahap pertama dalam urutan proses pengolahan kayu, kemajuan industri penggergajian mendorong pertumbuhan industri kayu sekunder. Peningkatan kapasitas rill salah satunya adalah kesempurnaan alat produksi dan keterampilan pekerja. Alat produksi misalnya gergaji untuk itu diperlukan saw doctoring yang memadai (Ruhendi, 1986).
Kayu gergajian didefenisikan sebagai kayu hasil konversi kayu bulat dengan menggunakan mesin gergaji, mempunyai bentuk yang teratur dengan sisi-sisi sejajar dan sudut-sudutnya siku dengan ketebalan tidak lebih dari 6 cm dan kadar air tidak lebih dari 18%, pada masa sekarang ini teknologi yang digunakan dalam industri penggergajian kayu sangat bervariasi, mulai dari yang sederhana dengan satu gergaji piring sampai dengan peralatan canggih menggunakan sistem hidrolik, pneumatik, dan eletronik.

METODOLOGI
Waktu dan Tempat
            Kegiatan praktik ini dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2011. Lokasi survei dilaksanakan di daerah Binjai 13,5 Km Kabupaten Deli Serdang, Medan.

Metode Praktik
            Metode praktik dilakukan dengan berwawancara langsung kepada pemilik penggergajian dan para karyawan U.D. Bintang Terang tersebut. Pertanyaan meliputi bahan baku, klasifikasi industri / perusahaan, pekerja, limbah penggergajian, jumlah dan jenis mesin yang digunakan , gaji para karyawan, dan pemasaran hasil log kayu yang telah digergaji.





















HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Industri UD Bintang Terang
            Industri ini mulai berdiri sejak tahun 2008 dan terletak di daerah Binjai Km 13,5. Nama industri penggergajian ini adalah U.D. Bintang Terang. Industri ini sudah bertahan selama 4 tahun dan berdasarkan besarnya industri ini dikategorikan industri sedang, memulai usahanya dengan modal sendiri. Usaha ini dikenakan pajak oleh Dinas Kehutanan sebesar Rp.180.000 – 300.000/bulan. Usaha ini lebih mengutamakan papan balok berbagai ukuran dan sedikit membuat perabotan yang dibutuhkan masyarakat misalnya lemari, kursi, dan lain-lain.
Bahan baku usaha ini dimulai dengan membeli pohon-pohon buah yang dimiliki masyarakat sekitar yakni pohon Durian, Cempedak, Lamtoro (petai cina), Sengon, Jati super, Alban, Parembalang, Terap bunga, Terap batu, Mahoni, Kuini, Jati putih, Tulasan, Nangka, Cempedak, Jengkol, dan Kemiri. Apabila di sekitar tanjung anom tidak terdapat lagi pohon buah yang diinginkan ukurannya maka pemilik akan pergi ke daerah lainnya untuk mencari bahan baku tersebut misalnya daerah sembahe, pancur batu, dan sibolangit.
Berdasarkan tipe gergaji utama yang digunakan industri ini adalah band sawmill, pertimbangannya adalah menggunakan alat ini lebih efisien (lebih menghasilkan tingkat rendemen yang tinggi), praktis , dan lebih mempersingkat waktu dalam pembelahan atau proses produksi kayu. Alat gergajian yang digunakan, antara lain : Circular saw, Band saw, dan Chain saw, namun yang utama digunakan adalah band saw. Berdasarkan cara produksi, industri ini menggunakan service sawmill. Berdasarkan fungsi, industri ini tergolong resawing, karena industri ini menghasilkan bahan baku melalui industri yang lain  dan berdasarkan mobilitasnya industri UD Bintang Terang ini tergolong permanen, hal ini karena lokasinya tidak berpindah-pindah.     

Tenaga Penggerak Dan Kecepatan Pemngumpanan
  1. Gergaji Bundar (Sircular Saw)
Ciri-ciri:
-          Diameter: 90 – 150 cm
-          Permukaan kayu yang dihasilkan cukup halus, tetapi tergantung ketebalan bilahnya.
-          Kecepatan umpan rendah dan ukuran dolok terbatas sampai 70 cm.
-          Digunakan pada skala produksi kecil.

Bagian-bagian dari gergaji bundar ini adalah :
-          Pemutar hidrolik sebagai pengatur mata pisau gergaji (naik/turun)
-          Automatic brake sebagai mesin yang berfungsi mati secara otomatis
-          Tombol on/off sebagai tombol untuk menghidupkan dan mematikan gergaji mesin
-          Tombol emergensi sebagai tombol mematikan secara darurat
-          Mata pisau gergaji sebagai alat untuk memotong bahan
-          Meja pemotong sebagai wadah untuk meletakkan bahan yang akan dipotong
Kelebihan Mesin Gergaji Circular
-          Biasanya hanya digunakan dan tentunya lebih nyaman digunakan untuk memotong secara lurus dan panjang.
-          Mata pisau circular relatif lebih lama penggantiannya dibandingkan mata pisau jigsaw.
-           
Kelemahan Mesin Gergaji Circular
-          Tidak dapat bergerak ke kiri - kanan atau zigzag dan melingkar.
-          Daya listrik mesin umumnya lebih besar dibandingkan gergaji jigsaw
-          Selain untuk kayu, mesin ini hanya dapat digunakan untuk memotong material alumunium, dengan menggunakan mata pisau yang sesuai.
Umumnya memiliki berat yang relatif lebih berat dibandingkan gergaji jigsaw.Bila anda menggunakan mesin gergaji untuk usaha, kedua mesin ini tentunya sangat dibutuhkan karena memiliki karakteristik yang berbeda. Sedangkan bila anda menggunakan mesin ini sebagai hobby, umumnya mesin gergaji jigsaw sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan anda.
Diameter piringan gergaji dapat mencapai 200 sampai 400 mm dengan ketebalan 0,5 mm dengan ketelitian gerigi pada keliling piringan memiliki ketinggian antara 0,25 mm sampai 0,50 mm. pada proses penggergajian ini selalu digunakan cairan pendingin. Toleransi yang dapat dicapai antara kurang lebih 0,5 mm sampai kurang lebih 1,5 mm.

  1. Gergaji Pita (Band Saw)
Ciri-ciri:
-          Ukuran mesin gergaji ditentukan oleh besar kecilnya diameter roda, di mana bilah gergaji dipasang.
-          Bilahnya tipis dan tenaga relativ kecil.
-          Kecepatan umpan tinggi: 35 – 80 m/menit.
-          Pada umumnya mesin gergaji mempunyai bilah bergigi pada salah satu bilahnya, tetapi ada juga yang mempunyai gigi pada kedua sisi bilahnya (double cutting band saw).

Bagian-bagian dari gergaji pita adalah :
-          Pemutar hidrolik sebagai pengatur mata pisau gergaji pita (naik/turun) disesuaikan dengan ukuran bahan gergajian yang akan dibelah.
-          Tombol on/off sebagai tombol untuk menghidupkan dan mematikan gergaji mesin
-          Mata pisau gergaji berbentuk pita sebagai alat untuk memotong atau membelah bahan gergajian
-          Meja pemotong sebagai wadah untuk meletakkan bahan yang akan dipotong
            Mesin gergaji yang telah dijelaskan sebelumnya adalah gergaji untuk pemotong lurus. Dalam hal mesin gergaji pita memiliki keunikan yaitu mampu memotong dalam bentuk-bentuk tidak lurus atau lengkung yang tidak beraturan. Kecepatan pita gergajinya bervariasi antara 18 m/menit sampai 450 m/menit agar dapat memenuhi kecepatan potong dari berbagai jenis material benda kerja
Mesin yang umum digunakan untuk membelah kayu log oleh beberapa pabrik furniture dikenal dengan mesin gergaji pita. Disebut gergaji pita karena bilah gergaji terbentuk dari lembaran baja tipis yang panjang dan disambung menjadi bentuk lingkaran seperti tali pita. Dengan mesin ini bisa dilakukan pembelahan pada kayu log dengan ukuran diameter sebesar mungkin.

Horizontal
Terdapat 2 tipe dengan posisi pembelahan yang berbeda, yaitu horisontal (gambar 2) dan vertikal (gambar 1). Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tipe vertikal paling banyak digunakan dan berdasarkan pengalaman dari beberapa pabrik, tipe ini lebih murah dan lebih mudah dalam hal operasionalnya.
Gergaji pita vertikal ini tidak bergerak, hanya kayu log yang diletakkan pada dudukannya yang bergerak. Pada tipe horisontal, log diikat kuat pada dudukannya dan mesin gergaji pita yang bergerak membelah log.
Tipe vertikal memberikan kemungkinan metode pembelahan lebih banyak daripada tipe horizontal karena tipe horisontal memiliki ketebalan hasil penggergajian yang terbatas. Apabila terlalu tebal akan beresiko bilah gergaji terjepit papan belahan. Sedangkan posisi vertikal tidak ada resiko tersebut.
Pada setiap area sawmill, pasti terdapat mesin gergaji belah (circle saw) minimal satu pada 2-3 mesin gergaji pita. Apabila anda memiliki sawmill tapi tidak menempatkan mesin circle saw di dalamnya, sebaiknya dipertimbangkan untuk memiliki minimal satu mesin.       
Mesin ini sangat efektif dan membantu proses kerja lebih cepat terutama pada pembelahan log yang besar. Papan-papan lebar dari pembelahan bisa segera dibelah untuk ukuran lebih kecil menggunakan mesin circle saw dan segera diletakkan sesuai ukuran yang dibutuhkan. Daripada mengeringkan papan yang masih lebar, akan lebih cepat apabila papan dibelah lagi dengan ukuran yang lebih kecil. Hali ini memang bisa mengurangi kapasitas muat ruang KD, tapi hasilnya akan lebih baik untuk kualitas kayu.

Mobil Pengangkut / Truk
Dalam industri penggergajian ini sangat dibutuhkan mobil pengangkut. Mobil pengangkut ini terbagi 2 yaitu truk besar dan truk kecil. Truk besar berfungsi sebagai alat pengangkut bahan log kayu yang akan di gergaji dan mengantar pesanan dalam jumlah besar misalnya ada seorang pemilik panglong datang untuk memesan berbagai macam ukuran broti maka pemilik industri akan mengirim pesanannya melalui truk besar. Sedangkan truk kecil berfungsi sebagai pengangkut pesanan dalam jumlah sedikit dan mengangkut limbah penggergajian berupa kayu-kayu yang ada mata kayunya, sisa penggergajian, kayu tersebut busuk, dan salah sewaktu menggergaji (ukurannya tidak sesuai). Pemilik industri juga menggunakan truk kecil untuk mengangkut limbah potongan-potongan kayu untuk dipasarkan kepada penjual kayu bakar dan mencari sumber bahan baku ke hutan rakyat misalnya di daerah sembahe atau sibolangit.

Tata Letak Mesin Penggergajian
            Tata letak mesin penggergajian adalah pengaturan letak mesin-mesin sesuai dengan fungsi masing-masing supaya alur proses penggergajian berjalan dengan baik dan lancar. Letak mesin harus diatur sedemikian rupa sehingga ruangan dapat digunakan secara efisien, memberikan suasana yang menyenangkan bagi pekerja dan pemesan yang akan datang, memudahkan pengawasan, memudahkan pemeliharaan serta bersifat fleksibel. Fleksibel artinya mudah disesuaikan dengan kemungkinan perluasan atau penambahan mesin atau alat poduksi pada masa yang akan datang.

Proses Produksi
Industri U.D. Bintang Terang beroperasi dengan mengolah kayu yang meliputi jenis kayu Durian, Jengkol, Kemiri, Lamtoro (petai cina), Sengon, Jati Super, Alban, Parembalang, Terap Bunga, Terap Batu, dan Cempedak. Bahan baku industri tersebut diperoleh dari daerah Pancur batu, Sembahe, dan Sibolangit. Menurut pihak pengelola U.D. Bintang Terang, suplai bahan baku tergantung kepada pemesanan dari pelanggan, lebih kurang bersifat bulanan. Untuk masa sekarang jumlah pasokan bahan baku sekitar 3 ton/bulan dari pasokan yang seharusnya minimal 8 ton/bulan. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya ketersediaan bahan baku karena diperoleh dari hutan rakyat.
Dalam industri yang baik perlu dilakukan penataan letak mesin-mesin industri. Willy (2005) menyatakan bahwa melalui perencanaan penyusunan mesin-mesin menghasilkan proses produksi yang teratur secara optimal, seperti teraturnya aliran kerja (line production), mengurangi perpindahan bahan (material handling), mendapatkan ruang kerja yang leluasa, mengurangi ongkos produksi, memungkinkan pengawasan produksi yang baik, memperbaiki moral para buruh, dan mengurangi congesty point (penumpukan bahan). Mesin-mesin yang digunakan dalam U.D. Bintang Terang ini meliputi sebagai berikut :
  1. Mesin SawmillMesin ini digunakan sebagai pemotong dan pembelah log kayu baik yang besar maupun yang kecil. Alat pembelah ini memiliki harga sebesar 70-80 juta. Di dalam perusahaan tersebut terdapat 12 buah mesin sawmill yang digunakan untuk membelah log. Masing-masing mesin dioperasikan oleh 3 orang pekerja. Mesin tersebut memiliki tipe dan merek yang sama yaitu Yamato, dengan kebutuhan tenaga sebesar 40 liter / hari, tenaga sebesar 380 V. 

Mesin ini dapat dikatakan juga sebagai mesin gergaji besar. Alat ini bergerak sangat cepat dan mengeluarkan bunyi yang bising saat memotong dan membelah kayu. Mesin pada alat ini sebelum dipakai diolesi dengan solar agar pergerakan mesin tetap berputar lancar, tidak berkarat, dan menghasilkan sortimen yang banyak. Tindakan ini merupakan tindakan pemeliharaan mesin. Berdasarkan tipe gergaji utamanya, Koch (1964) menyatakan gergaji lingkar digunakan dalam seluruh tahapan pengerjaan kayu dari industri primer penggergajian hingga toko perabotan dan bengkel perumahan.
Pengoperasian mesin gergaji lingkar umumnya tidak membawa kesulitan namun tetap diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis dan sifat kayu. Bila tidak maka akan banyak kayu yang terbuang karena kesalahan menguasai cara potong terhadap ragam kayu. Hasil yang maksimal tergantung pada baik atau tidaknya daun gergaji (Willy, 2005).

  1. Mesin Gerinda
Alat ini memiliki bentuk yang sangat unik karena mata penajam mata gergaji hampir mirip dengan mesin pembelah kayu.



Mesin granda akan berputar dengan cepat dan menajamkan setiap anak mata gergaji sehingga gerakan antara kedua mesin ini menghasilkan loncatan bunga api (percikan api).
            Sumber tenaga penggerak mesin-mesin industri U.D. Bintang Terang diperoleh dari PLN. Pasokan listrik dapat dijamin lebih aman dari PLN dan lebih efisien. Selanjutnya proses produksi U.D. Bintang Terang yang berdasarkan kepada proses penggergajian secara umum meliputi sebagai berikut :

  1. Pembelahan kayu (resawing)
Pembelahan kayu disini termasuk pembelahan kedua, sebab menurut pihak pengelola industri, bahan baku dibelah untuk ditentukan ukurannya. Sesungguhnya mesin dari industri ini dapat digunakan untuk membelah log atau dolok. Akan tetapi, bahan baku industri sudah berbentuk cant. Menurut Dephutbun RI (1998), cant adalah blambangan yang berbentuk setengah, sepertiga, dan seperampat yang diperoleh melalui pembelahan pertama.

  1. Meratakan kayu bagian pinggir
Istilah meratakan kayu bagian pinggir ini dikenal oleh pihak pengelola industri sebagai pembuatan siku atau menyikukan kayu. Perataan ini berguna untuk memudahkan pembentukannya dalam proses produksi lanjutan. Dephutbun RI (1998) menyatakan perataan sisi dan pemotongan ujung adalah pekerjaan yang penting yang memerlukan petugas-petugas dengan pengetahuan yang baik tentang kualitas kayu gergajian.

  1. Proses lanjutan penggergajian kayu
Proses lanjutan ini berupa membuat produk, seperti pintu, kusen, jendela, dan lain-lain. Pembuatan kusen ini melalui proses pemotongan dan pembuatan ukurannya, pembuatan dudukan, sponing (lanjutan), pemasangan, dan finishing.
Industri U.D. Bintang Terang jarang membuat produk karena keterbatasan alat. Oleh karena itu, industri ini mengutamakan pembelahan berbagai ukuran sortimen sesuai dengan pesanan (order).
  
Sortimen Kayu Gergajian
            Sortimen kayu gergajian yang diperoleh dari proses penggergajian memiliki ukuran ½ x 2 inchi, ¾ x 3 inchi, ¾ x 4 inchi, ¾ x 5 inchi, ¾ x 6 inchi, ¾ x 8 inchi, 1 ½ x 2 inchi, 1 ½ x 3 inchi, 1 ½ x 4 inchi, 1 ½ x 5 inchi, 1 ½ x 6 inchi, 1 ½ x 7 inchi, 1 ½ x 8 inchi, 1 ½ x 9 inchi, 1 ½ x 10 inchi, 1 ½ x 11 inchi, 1 ½ x 12 inchi, 1 ½ x 13 inchi, 1 ½ x 14 inchi, 1 ½ x 15 inchi,2 x 6 inchi, 2 x 4 inchi,      2 x 5 inchi, 2 x 3 inchi, 2 x 2 inchi, 1,5 x 2 inchi, 1 x 2 inchi, 1 x 1 inchi, 1 x 3 inchi, 1 x 4 inchi. Sedangkan ukuran panjangnya rata-rata sebesar 7 inchi. 
            U.D. Bintang Terang ini memiliki kapasitas produksi lebih kurang 1 ton – kapasitas produksi tidak dalam ukuran volume (m3) yang dihitung dalam kurun waktu 1 tahun. Persentase rendemen tidak menjadi nilai mutlak karena akan dapat berubah lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari berbagai faktor, misalnya jenis kayu, bentuk penampang kayu, dan metode penggergajian (Semua Tentang Kayu, 2009).

Kapasitas Produksi Dan Rendemen
            Pada industri penggergajian, rendemen adalah perbandingan volume kayu gergajian yang dihasilkan dan volume dolok yang digunakan, dinyatakan umumnya dalam satuan persen. Nilai rendemen dapat digunakan sebagai kriteria keberhasilan proses produksi, sebagai dasar perhitungan biaya produksi (harga pokok) dan untuk mengetahui besarnya limbah yang terjadi dalam proses penggergajian.
            Tinggi rendahnya rendemen dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi dalam suatu kilang penggergajian. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen adalah keadaan jenis kayu, lebaran irisan gergaji (kerf), ukuran kayu gergajian, personel, kondisi, pemeliharaan mesin, dan penggergajian.

Penumpukan Kayu Dalam Pengeringan Udara
Kayu hanya bisa ditahan selama 3 minggu karena nanti akan berjamur kecuali kayu cempedak tidak berjamur tapi sangat banyak silika sehingga menumpulkan mata gergaji makanya sebelum digergaji ditesting dengan menggunakan mata intan. Kendala dalan membelah kayu adalah kayunya terlalu besar dan susah saat dibelah apabila banyak mengandung silika.
            Kemudahan proses penggergajian kayu juga dipengaruhi oleh kadar air di dalam kayu. Oleh karena itu, industri penggergajian U.D. Bintang Terang mengeringkan kayu gergajiaannya di halaman tengah industri tersebut. Metode pengeringannya dilakukan secara alami (pengeringan udara) dengan penumpukan persegi (horizontal) dengan atap. 



           
Pengujian Kayu Dan Pengawasan Mutu
Industri U. D. Bintang Terang tidak memiliki atau menggunakan peraturan dan sistem pengujian kayu. Sebab, industri yang dikelola pihak pengelola merupakan usaha sendiri dengan modal dari diri sendiri. Sehingga berdasarkan informasi yang diperoleh di lokasi, pihak pengelola hanya melanjutkan usaha tanpa ada membuat peraturan maupun pengujian tertentu. Walaupun demikian, pihak industri ada melakukan pengawasan mutu yang terbatas hanya kepada penampakan (visual) yang dilakukan dengan cara memperhatikan keadaan fisik kayu seperti kayu tidak busuk, kerusakan penampilan berupa cacat / rusak sedikit yang dapat diatasi dengan membuang bagian cacat tersebut, kerapian pemasangan atau pembuatan produk, dan kekeringan kayu yang telah diperhatikan dari awal.
            Proses berjalannya industri sangat perlu memperhatikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Hal ini untuk memperhitungkan secara cermat efisiensi industri.  Proses produksi yang berlangsung dalam industri menghasilkan limbah berupa serbuk dan sisa-sisa kayu pada saat pembelahan dan pemotongan kayu.

Analisis Biaya Dalam Industri Penggergajian
Kegiatan survei industri penggergajian di kecamatan Binjai hanya memperoleh beberapa industri. Perjalanan menuju industri ini menggunakan kendaraan sepeda motor atau mobil angkutan umum karena kendaraan tersebut melewati industri U.D. Bintang Terang serta diperlukan waktu sekitar satu jam. Alternatif pencarian lokasi industri dilakukan dengan menggunakan internet dan bertanya-tanya kepada kakak / abang kelas kehutanan dan kepada usaha-usaha dagang kayu yang terdapat di sekitar Jamin Ginting. Rendemen balok yang dihasilkan dari penggergajian adalah sebesar 90 %, dimana Out put yang dihasilkan sebesar 27 inchi dari 30 inchi diameter sortimen yang disediakan. Ukuran diameter log yang ada di lokasi industri beragam, antara lain 4 x 4 inchi, 4 x 5 inchi, dan 30 x 30 inchi. Sedangkan panjang sortimen rata-rata sebesar 720 inchi. 
            Harga kayu balok yang dihasilkan di U.D Bintang Terang tersebut sangat beragam sesuai dengan jenis kayu yang dihasilkan, adalah sebagai berikut :

1.      Sengon                        Rp  2.800.000,- / Ton 
2.      Jati Super                    Rp  7.500.000,- / Ton
3.      Alban                          Rp  4.500.000,- / Ton
4.      Parembalang                Rp  3.000.000,- / Ton
5.      Terap Bunga                Rp  2.800.000,- / Ton
6.      Terap Batu                  Rp  3.000.000,- / Ton
7.      Durian                         Rp  4.500.000,- / Ton
8.      Mahoni                        Rp  6.500.000,- / Ton
9.      Kemiri                         Rp  2.400.000,- /Ton
10.  Kuini                           Rp  2.800.000,- / Ton
11.  Jengkol                        Rp  3.000.000,- / Ton
12.  Pete                             Rp  3.000.000,- / Ton
13.  Jati Putih                     Rp  2.400.000,- / Ton
14.  Tulasan / Tualang        Rp  5.000.000,- / Ton
15.  Nangka                        Rp  3.000.000,- / Ton
16.  Cempedak                   Rp  3.000.000,- / Ton

Berdasarkan hasil wawancara di U.D. Bintang Terang diketahui bahwa U.D. Bintang Terang diklasifikasikan ke dalam industri sedang (ukuran industri), circular sawmill, band sawmill, dan Transportable sawmill (tipe gergaji utama), Production sawmill (cara berproduksi), dan berupa industri permanen (mobilitas). Sementara itu, U.D. Bintang Terang memiliki pekerja sebanyak 42 orang yang bekerja sama dalam mengoperasikan mesin-mesin yang dimiliki industri penggergajian tersebut. Kisaran umur mereka antara 20-45 tahun.
Pekerja laki-laki memiliki tugas sebagai pengangkut log kayu dari truk menuju ke mesin pemotong dan pembelah, mengangkat hasil sortimen ke dalam truk besar dan truk kecil, membelah dan memotong kayu dengan menggunakan mesin, menajamkan mata gergaji yang telah selesai dipakai dan sopir mengangkut pesanan langganan dan panglong-panglong. Gaji karyawannya : Truk besar atau truk kecil :1 trip Rp. 50.000/hari, sedangkan karyawan yang membelah kayu 1 org/ton gajinya sebesar Rp. 80.000/hari.

Limbah Penggergajian dan Pemanfaatannya
            Limbah penggergajian dibedakan dan dikumpulkan secara khusus tidak berdasarkan jenis kayu, tetapi dibiarkan bercampur semua. Oleh karena proses pengolahan kayu dilakukan di lokasi industri maka limbah terjadi di lokasi tersebut. selanjutnya limbah tersebut dimanfaatkan pengelola U.D. Bintang Terang yakni untuk menyerap air jika hujan datang sehingga halaman depan dan tengah industri ini tidak banjr dan untuk penghasilan tambahan dengan menjualnya kepada peternak ayam sebagai alas untuk ayam betina yang mengeramkan telurnya, limbah serbuk dijual dengan harga Rp. 1000/Kg sedangkan limbah kayu yang rusak (terdapat cacat kayu) dijual 1 truk kecil Rp. 500.000. Bentuk  pemanfaatan limbah lainnya adalah sebagai bahan baker yang dimodofikasi bentuknya menjadi briket arang.














                                                             KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
  1. U.D. Bintang Terang merupakan industri yang termasuk kategori makro
  2. U.D. Bintang Terang memiliki kapasitas produksi yang lebih tinggi dari rendemennya.
  3. Limbah penggergajian U.D. Bintang Terang dikelola dengan baik oleh pemilik usaha industri sehingga tidak mencemari lingkungan masyarakat sekitar.
  4. U.D. Bintang Terang memiliki pemasaran yang cukup luas karena sortimennya sampai diekspor ke luar negeri
  5. U.D. Bintang Terang memiliki tata letak mesin yang tertata dengan baik dan proses produksi berjalan dengan tidak ada tumpang tindih pekerjaan

Saran
            Sektor industri penggergajian adalah sektor yang mampu menopang perekonomian Indonesia yakni adanya pemanfaatan limbah produksi U. D. Bintang Terang. Akan tetapi diperlukan adanya sosialisasi pemanfaatannya dalam bentuk lain dan diadakan dana pemeliharaan alat-alat yang dimiliki industri U. D. Bintang Terang sehingga proses produksi tidak terhambat.













DAFTAR PUSTAKA
Amril. 2003. Analisis Eksistensi Industri Perkayuan Sebagai Sektor Pemimpin (Leading Sector) di Provinsi Jambi. Jurnal Manajemen dan Pembangunan Vol. 02 no. 01 ISSN.

Budianto, A. D. 1996. Sistem Pengeringan kayu. Semarang: Penerbit Kanisius.
Daryanto, 1987. Mesin Perkakas Bengkel, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dephutbun RI. 1998. Buku Panduan Kehutanan Indonesia. Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Koch. 1964. Wood. Machining Processes. The Ronald Press Company. New York.

Nuryawan, A. 2008. Penggergajian Kayu. USU Press. Medan.
Rachman, E dan Achmad, B. 2008. Analisis Jenis-Jenis Kayu Potensial. Balai Penelitian Kayu. Ciamis.

Ruhendi, S. 1986. Diktat Penggergajian. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Semua Tentang Kayu. 2009. Bagian Penting Mesin Gergaji Belah. http://sites.google.com/a/www.tentangkayu.com/about/downloads/machinary/2-/prinsipkerjamesinserutkayu%28attredirect=0. [28 Agustus 2010]

Willy, D. 2005. Pengantar Praktek Bengkel Mebel D1 31 A4. ITB Press. Bandung.






4 komentar:

  1. Assalamualaikum wrb,perkenalkan saya Sinta dari Padang saya pengusaha properti,saya ngin berbagi pengalaman kepada teman2 semua,dulu saya hanya penjual jamu keliling,hidup susah penghasilanpun hanya bisa untuk makan,saya punya anak tiga suami tinggalkan saya pada saat kelahiran anak saya yang ke 3.putus asa sempat terlintas dipikiran saya,tapi saya harus berjuang demi anak2 saya,tidak sengaja saya buka internet dan saya lihat no ki agenk bondowoso,saya coba telpon beliau,saya dikasi solusi tapi saya ragu untuk menjalankannya tapi saya coba beranikan diri mengikuti saran beliau syukur alhamdulillah sekarang saya bisa sukses seperti ini usaha properti saya terbilang sukses,sekarang semua anak2 saya sekolah dan sudah ada yang sarjana,terimah kasih saya ucapkan pada ki agenk bondowoso berkat anda saya bisa seperti ini,khusus untuk room ini terima kasih karna saya bisa berbagi pengalaman,untuk teman2 yang mau seperti saya atau yang sedang dalam kesusahan khususnya yang terlilit hutang banyak silahkan hub ki agenk bondowoso di nmr 082348727567 insya Allah dikasi solusi,ini pengalaman saya nyata dan tidak ada karangan apapun sumpah atas nama Allah,salam persaudaraan,WAssalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

      Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

      Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

      Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

      Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

      Hapus
  2. Layanan Pendanaan Le_Meridian melampaui dan melampaui persyaratan mereka untuk membantu saya dengan pinjaman saya yang saya gunakan memperluas bisnis farmasi saya, Mereka adalah permata yang ramah, profesional, dan mutlak untuk bekerja dengan. Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman untuk dihubungi. Email..lfdsloans@lemeridianfds.com Atau lfdsloans@outlook.com.WhatsApp ... + 19893943740.

    BalasHapus