H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Jumat, 08 Mei 2020

Efek Bola Salju

Efek Bola Salju.

Berhati-hatilah.
Di saat bola kecil dibiarkan membesar, maka baluran salju akan semakin membesar, artinya, orang-orang di sekitar, akan ikut terbawa akibat efek menggelindingnya bola tersebut.
Semakin membesar. Semakin mengikutsertakan orang-orang disekitarmu.
Lalu, bedebam, sampai pada titik tertentu si bola salju tersebut akan pecah berantakan.
Mereka akan hancur berantakan seperti serpihan.

Hamba-hamba Allah, banyak jatuh akan hal-hal yang terabaikan selama tahun-tahun perjalanan kehidupannya.
Kuat dalam mengejar pengetahuan agama, tapi tidak sekuat tenaga untuk memperbaiki karakter.

Hamba-hamba Allah perlu orang-orang yang kuat yang mendampingi, orang-orang kuat yang bersedia jujur untuk menyatakan kelemahan mereka para hamba-hamba Allah tersebut.

Sepanjang manusia masih hidup di muka bumi ini, maka status siapapun itu adalah berstatus manusia berdosa. Jika manusia mendapatkan pengampunan dari Allah, itu adalah hanya kasih karunia semata. Itu semua adalah belaskasihan dari Sang Khalik semata.

Hati-hati.
Mengabaikan bola salju itu di saat masih kecil? Mari menikmati bagian di dalam hancurnya bola itu ketika  menjadi serpihan.

Dina Sitorus.
FE USU 1991.

Sapa pagi

Slmt pg buat kita semua..

😊😊

1 Korintus 13:2 (TB)  Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 

Semangat pagi...
Dan kira nya Kasih Kristus diam dan melimpah di hidup kita...
Yg kita nikmati dan dapat dinikmati stp org yg bersama dgn kita...

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus..
🙏🙏🙏

Oleh Karena Kemurahan

BERTOBATLAH

Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,...
(Roma 2:5-6)

Paulus menyerukan bahwa manusia tidak memiliki hak menghakimi dosa sesamanya karena tidak ada seorang pun manusia yang sempurna dan bebas dari salah. Penghakiman dan hukuman dosa adalah hak mutlak milik Allah. Setiap pelanggaran yang kita lakukan akan berhadapan dengan hukuman Allah.

Segala kemurahan dan kebaikan Allah yang kita nikmati selama ini adalah dengan maksud menuntun kita ke dalam pertobatan yang sejati. Yaitu kita meninggalkan segala kebiasaan dosa kita dan kembali kepada jalanNya, apa yang menjadi kehendakNya. Namun yang sering kita lakukan adalah terus mengeraskan hati, berdosa dan berdosa lagi.

Kita terus menimbun murka Allah bagi diri kita sendiri. Kenikmatan dunia ini membuat kita terus terlena dalam setiap dosa yang kita lakukan meskipun setiap akan melakukannya, hukum-hukum Allah selalu diingatkan dalam hati kita.

Karena pada akhirnya nanti Ia akan menghakimi kita sesuai perbuatan kita.
Allah akan memberikan hidup kekal bagi mereka yang tekun melakukan segala kehendakNya. Dan sebaliknya memberikan kemurkaan bagi mereka yang hidup tidak taat akan kehendakNya. Ini berlaku bagi semua orang di dunia ini tanpa kecuali. Allah akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati kita oleh Yesus Kristus, Tuhan.

Tuhan Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus segala dosa kita, meninggalkan tahtaNya yang di surga menjatuhkan diriNya pada titik terendah untuk mengangkat kita pada titik tertinggi. Tidak cukupkah pengorbanan dan penderitaanNya untuk membuat kita bertobat dari segala dosa kita?

Atas kemurahan Allah ini, mari kita terus bergumul dan berjuang untuk meninggalkan segala dosa kita, segala dosa di dalam hati, pikiran dan perbuatan kita. Kiranya Allah terus mengingatkan dan memampukan kita yang lemah ini.

#erbs080520

Lagu Kasih

PPK 121 Hai Sekalian Orang Yang Mengasihi Tuhan
Come ye that Love the Lord
Isaac WattsRobert Lowry
1=G 6/8
VERSI 1
1
Hai skalian orang yang mengasihi Tuhan,
Hendaklah kamupun datang,
Hendaklah kamupun datang,
Menyanyi pujian, menyanyi pujian.

Ke Sion ke Sion,
Kami berjalan ke Sion,
Ikut'lah kami ke Sion,
Berjalan ke negri Allah

4
Kami skalian tuju ke negri yang indah,
Sapulah airmatamu,
Sapulah airmatamu,
Bersorak-soraklah, bersorak-soraklah.

Tidak Sekedar Meminta

"APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU?"

21 April 2020
11:18

4 Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. (Joh 21:4, 17)


Kitab Yohanes mencatat tiga penampakan diri Yesus kepada murid-murid-Nya pasca kebangkitan. Pertama, pada malam hari pertama minggu itu pada hari para perempuan menemukan kubur kosong. Yesus menampakkan diri kepada dua murid di perjalanan Emaus dan murid-murid Yesus yang berkumpul di Yerusalem. Yesus hendak menyatakan bahwa Dia bangkit dan menjelaskan tentang kebangkitan-Nya. Kedua - delapan hari setelahnya - Yesus hendak menjelaskan kebangkitan-Nya kepada Tomas. Tidak ada insan yang terlalu kecil, remeh di hadapan Yesus sehingga layak diluputkan. Dia datang meyakinkan Tomas.

Apa yang menjadi pesan penampakan diri yang ketiga kali ini? Apakah pesan beliau adalah mengutus murid-Nya khususnya Simon untuk menggembalakan domba-domba-Nya?.

Tidak sekedar meminta - saya tidak mengartikan perkataan Yesus ini sebagai perintah-, Yesus memulainya dengan bertanya "Apakah engkau mengasihi Aku?" sampai tiga kali (berturut Yun; agapao, agapao, dan phileo). Simon menjawab dengan " … aku mengasihi Engkau." tiga kali (berturut Yun; phileo, phileo, phileo). Seolah Yesus memahami kesulitan Simon untuk mencintai - agapao - Yesus dan mengikuti kemampuan dan kesadaran Simon dengan phileo-nya. Seolah Yesus sedang mengatakan "Simon cukup bagiKu engkau mem-philio-ku". Itu cukup membuat Simon menyadari kelemahannya, dia sedih. Bagi dia, Yesus dalam tiga kali pertemuan tidak pernah membicarakan atau membongkar besar mulutnya, emosinya yang tak terkendali, penyangkalannya, ketidakhadirannya di dekat salib, ketidak percayaannya atas kebangkitan tetapi sebaliknya mengundang mereka makan di tepi pantai dikala mereka hendak kembali ke hidup sebelumnya, cukup menyadarkan Simon betapa rapuh, lemah, tidak berkelas, tak layaknya dirinya di hadapan Yesus Anak Allah (Mat 14:33).  Bahkan dia tidak mampu untuk mencintai - agapao Yesus Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Mat 16:16). Yesus menerimanya, tidak menghukumnya, tidak merendahkannya, tidak mempermalukannya bahkan tidak mengingatkannya. Yesus menganggap dia layak dan punya kesadaran hati.

 Yesus mengutus seorang yang dianggapNya layak, yang dilayakkan-Nya. Yesus meminta Simon untuk memberi makan dan menggembalakan (Yun: bosko, poimaino, bosko ) domba-Nya. Simon tidak menjawab "Siap" atau menyampaikan komitmennya atas perkataan Yesus, dia diam. Tradisi sejarah Kerajaan Allah mencatat bahwa Simon yang diminta oleh Yesus di tepi danau itu mati disalib di Roma sebagai gembala. Dia merasa tidak layak disalib seperti Anak Allah, guru dan Tuhannya, dia meminta disalib dengan kepala di bawah. 

Saya merenungkan siapa Yesus yang mampu mengampuni tujuh kali tujuhpuluh kali, yang menerima murid-murid-Nya yang meninggalkan Dia disaat dibutuhkan, menghianati dan menyangkali, yang sempit dan tak bisa mengerti beda kerajaan Israel dan Kerajaan Allah, yang berebut "aku yang di kiri dan kanan-Mu", yang tak bisa percaya bahwa Dia bangkit. Saya merenungkan siapa Simon yang sedih hati ditanya tiga kali dan hanya bisa menjawab hanya mampu philio Yesus tetapi mati bagi Yesus.

Saya merenungkan siapa saya yang tidak layak, tidak ada bedanya dengan murid-Nya. Saya tidak layak bukan karena harus mendampingi Dia di kayu salib, bukan karena diperhadapkan pada situasi mengaku kenal Yesus atau tidak, bukan karena diperhadapkan pada kebangkitan-Nya, bukan juga karena ketakutan atas tekanan pemimpi agama. Saya tidak layak karena dosa pribadi; tidak menghormati Allah, menduakan Allah, sembarangan menggunakan nama Allah, tidak menjaga Sabat, tidak menghormati orang tua, membunuh, berjinah, mencuri, bersaksi dusta dan memfitnah, iri dan mengingini milik orang. Di sisi lain saya merasa layak menidaklayakkan orang karena saya sering bicara Firman Tuhan, membantu orang, pemimpin rohani, dipilih Tuhan dan pernyataan rohaniku yang berbeda dengan orang lain. Saya beda dengan murid-murid Yesus, saya sangat sangat sangat tidak layak, bahkan sangat jauh tak berkelas dibanding Simon yang merasa tak layak. 

Apa yang menjadi pesan penampakan diri yang ketiga kali ini? Saya mengatakan Yesus sangat mengasihi saya dan sekali lagi Dia mengatakan "Aku mengasihimu, Aku menerimamu, Aku khusus datang untukmu dan engkau layak mengembalakan dombaKu"

Yogyakarta, 21 April 2020
TJ Situmorang