H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Selasa, 08 Januari 2013

PKM-P (Penelitian kami)


PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM
IDENTIFIKASI JENIS RAYAP DI KAMPUS KEHUTANAN USU DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK BIJI SAGA DAN KULIT BAWANG MERAH


BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:
LENSI MIAN SINAGA                   081203024      Tahun Angkatan 2008
HASUDUNGAN MAHARAJA      081203042      Tahun Angkatan 2008
LINTONG SINAGA                                    091201129      Tahun Angkatan 2009







UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan                                            :.Identifikasi Jenis Rayap Di Kampus Kehutanan USU dan Upaya Pengendaliannya dengan Menggu- nakan Ekstrak Biji Saga dan Kulit Bawang Merah

2. Bidang Kegiatan                                         : PKM-P

3. Bidang Ilmu                                                : Pertanian

4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap                                      : Lensi Mian Sinaga
b. NIM                                                      : 081203024
c. Jurusan                                                  : Kehutanan
d. Universitas/Institut/Politeknik              : Universitas Sumatera Utara
e. Alamat Rumah dan No Telp/Hp           :Jl.Berdikari No.7 P.Bulan Medan   dan 081264279391
f. Alamat email                                         : lensisinaga@ymail.com

5. Anggota Pelaksana Kegiatan                      : 2 orang

6. Dosen Pendamping
 a. Nama Lengkap dan Gelar                     : Arif Nuryawan, S. Hut, M. Si
b. NIP                                                       : 197840416  200312  1  003
c. Alamat Rumah dan No Telp/Hp           :Kompleks Luxor Blok B-12 Jl. Karya Wisata, Medan Johor Medan / 0818860249
7. Biaya Kegiatan Total                                 
a.Dikti                                                        :Rp. 8.000.000
b.Sumber lain                                             : Rp. –

8. Jangka Waktu Pelaksanaan                         : 3 Bulan

                                                                             Medan, 5 September 2011
Menyetujui
Ketua Program Studi Kehutanan                          Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas Pertanian USU

(Siti Latifah, S.Hut, M.Si, PhD)                           (Lensi Mian Sinaga)
NIP. 19710416  200112  2  001                           NIM. 081203024


Pembantu / Wakil Rektor Bidang                         Dosen Pendamping
Kemahasiswaan USU                                          
                                                                             
(Prof. Dr. Eddy Marlianto, M. Sc)                       (Arif Nuryawan, S.Hut, M. Si)    
NIP. 19550317 198601 1 001                              NIP. 197840416  200312  1  003

A.          JUDUL PROGRAM
IDENTIFIKASI JENIS RAYAP DI KAMPUS KEHUTANAN USU DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK BIJI SAGA DAN KULIT BAWANG MERAH
B.           LATAR BELAKANG MASALAH
Kampus kehutanan USU merupakan bangunan yang relatif baru di lingkungan USU. Departemen Kehutanan USU yang terbentuk sejak tahun 1999 merupakan salah satu departemen/jurusan di lingkungan Fakultas Pertanian USU. Pada awalnya Departemen Kehutanan USU bernama Program Ilmu Kehutanan (PIK) yang pengelolaannya langsung di bawah rektorat USU. Seiring dengan perubahan kebijakan rektorat dan kebutuhan untuk menyelaraskan dengan kurikulum nasional PIK digabung ke dalam Fakultas Pertanian dan statusnya berubah menjadi Jurusan Kehutanan. Pada tahun 2005 statusnya berubah menjadi Program Studi Kehutanan USU hingga sekarang.
Namun demikian belum lama ini, kayu-kayu yang merupakan komponen bangunannya mulai diserang rayap. Misalnya, kusen, pintu bagian belakang dan depan, jendela bahkan di atas atap bangunan terdapat liang-liang kembar rayap tanah. Hal ini menandakan adanya serangan rayap tanah. Hal ini diduga terjadi karena terdesaknya habitat asli rayap tanah di hutan Tridharma yang dalam beberapa tahun terakhir terdapat pembangunan gedung kampus Farmasi.
Sebagai mahasiswa kehutanan yang mempelajari tingkah laku rayap sebagai organisme yang khas, pada mata kuliah pengawetan kayu, terdorong untuk bisa mengetahui mekanisme rayap tanah yang menyerang kampus kehutanan USU. Penelitian terdahulu oleh Wardhana (2009) menunjukkan bahwa rayap yang terdapat pada hutan Tridharma adalah rayap Coptothermes.
Pada penelitian PKM ini akan diidentifikasi jenis rayap yang menyerang kampus kehutanan USU dan upaya pengendalian rayap tersebut, hipotesis penelitian ini adalah jika jenis rayapnya sama maka rayap yang ada di hutan Tridharma terganggu sumber pakannya, tempat berkembang biaknya, dan tempat hidupnya sehingga rayap tersebut bermigrasi ke kampus kehutanan USU. Namun jika jenis rayapnya tidak sama bisa jadi merupakan spesies yang berasal bukan dari hutan Tridharma. Bermigrasi ke kampus kehutanan diduga kayu-kayu yang digunakan untuk komponen bangunan kampus kehutanan belum diawetkan, bukan merupakan jenis kayu awet, dan tidak ada upaya perlakuan pra konstruksi.
Rayap di hutan adalah populasi alami karena itu kita tidak boleh mengendalikannya karena berarti mengganggunya. Yang bisa dikendalikan misalnya di gedung kampus Kehutanan, di mana tempat tersebut bukan habitat rayap, mereka menyerang kayu-kayu sebagai sumber pakannya. Pengumpanan adalah salah satu teknik pengendalian rayap tanah yang ramah lingkungan. Dilakukan dengan menginduksikan racun slow action ke dalam kayu umpan, dengan sifat trofalaksisnya kayu tersebut dimakan rayap pekerja dan disebarkan ke dalam koloninya. Teknik pengumpanan selain untuk mengendalikan juga dapat digunakan untuk mempelajari keragaman rayap tanah. Pemakaian teknik pengumpanan apabila dibandingkan dengan teknik pengendalian rayap yang lain memiliki keunggulan yaitu tidak mencemari tanah, sasaran bersifat spesifik, dan memudahkan pengambilan sampel.

C.          PERUMUSAN MASALAH
            Penelitian terdahulu (Dr. Ir. Agus Kardinan, MSc) menunjukkan bahwa ekstrak biji saga dijauhi kutu beras. Sementara bawang merah diketahui memiliki zat saponin dan peptida, sehingga diduga ekstrak biji saga dan bawang merah dapat digunakan untuk mengendalikan rayap di kampus kehutanan USU. Upaya pengendalian ini tentunya dilaksanakan setelah identifikasi jenis rayap selesai dilaksanakan.

D.          TUJUAN
            Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui jenis rayap yang menyerang kampus kehutanan USU
2.      Mengetahui kandungan racun (ketoksikan) ekstrak biji saga dan bawang merah terhadap rayap yang ada di kampus kehutanan USU.




E.           LUARAN YANG DIHARAPKAN
            Adapun luaran yang diharapkan adalah :
  1. Artikel ilmiah sebagai hasil penelitian sehingga dapat menjadi informasi penelitian terapan terbaru.
2.      Biotermitisida yang berkualitas baik minimal sebagai peruntukan pengendali hama rayap secara alamiah.
F.           KEGUNAAN
            Adapun kegunaan dari program kreativitas penelitian ini adalah:
  1. Alternatif pengolahan kulit biji saga dan bawang merah sebagai substitusi pestisida kimiawi.
  2. Pengendalian hama serangga khususnya rayap yang lebih ramah lingkungan sebagai biotermitisida.
3.      Pemanfaatan dan pengembangan kegunaan kulit biji saga dan bawang merah selain digunakan bahan kerajinan tangan.
G.                TINJAUAN PUSTAKA
Pohon Saga
Saga merupakan pohon yang memiliki biji besar berwarna merah terang, dengan batang pohon yang tinggi, dan daun yang lebih kecil. Pohon Saga (Adenanthera pavonina) merupakan pohon yang memiliki banyak fungsi jika dimanfaatkan bagian tubuh dari pohon tersebut misalnya kayunya digunakan untuk bahan kayu bakar oleh ibu rumah tangga, daunnya digunakan sebagai bahan pupuk dan bijinya dapat dibuat menjadi bahan kerajinan tangan.
Pohon Saga dapat hidup dengan baik di tempat-tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1 - 600 m di atas permukaan laut. Perawatan tanaman saga tidak terlalu sulit. Untuk mendapatkan tanaman yang tumbuh dengan baik dan sehat, media tanam atau lahan yang akan ditanami harus subur, gembur, dan drainase diatur dengan baik (Juniarti, dkk, 2009).
Biji saga yang kecil dan berwarna merah bermanfaat mengatasi serangga. Menurut Prof. Dr. Ir. Agus Kardinan, MSc, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor, serbuk biji saga mengandung senyawa aktif tanin dan taksalbumin. Daya kerja kedua senyawa itu mirip bisa ular. Campuran ekstrak biji saga, air, dan aseton menjadi racun bagi serangga. Serangga yang terkena larutan itu langsung terkapar. Campuran serbuk biji Abrus precatorius dengan tepung terigu juga mampu mengusir kutu beras Sitophilus oryzae. Taburkan campuran serbuk itu di sekitar tempat penyimpanan beras. Sampai 3 bulan, beras terhindar serangan kutu beras.

Bawang Merah
Bawang Merah memiliki nama ilmiah Allium cepa. Habitat bawang merah dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi pada ketinggian 0 – 800 m dpl. Penanaman terbaik pada dataran rendah dengan suhu 370 C. Tanaman ini peka pada pH tanah. Derajat keasaman yang cocok 5,5 – 6,5. Pada pH asam (lebih rendah dari 5,5) tanaman akan kerdil, sedangkan pada pH lebih tinggi dari 6,5 umbi akan kecil-kecil. Kandungan bahan aktif  yang terdapat pada bawang merah adalah vitamin B dan vitamin C (Asgar dan Hilman, 1955).
Bawang merah mengandung senyawa - senyawa yang dipercaya berkhasiat sebagai antiinflamasi dan antioksidan seperti kuersetin yang bertindak sebagai agen untuk mencegah sel kanker. Kuersetin, selain memiliki aktivitas sebagai antioksidan, juga dapat beraksi sebagai antikanker pada regulasi siklus sel, berinteraksi dengan reseptor estrogen (ER) tipe II dan menghambat enzim tirosin kinase (Klohs, 1997). Kandungan lain dari bawang merah diantaranya protein, mineral, sulfur, antosianin, kaemferol, karbohidrat, dan serat             (LIPI, 2010).
Bagian tanaman yang digunakan yakni kulit bawang merah, peranan serbuk kulit bawang dimanfaatkan sifat racun adalah Insektisida, fungisida, repellent, nematisida, bakterisida Pemanfaatan / OPT, repellent untuk hama tanaman tomat. Metode dan aplikasi bawang merah ditumbuk atau direndam dicampur dengan air, disemprotkan kepada tanaman yang diserang hama serangga tersebut (Manullang, 2010).



Rayap
Rayap merupakan serangga sosial yang termasuk ke dalam ordo Isoptera dan terutama terdapat di daerah-daerah tropika. Di Indonesia rayap tegolong kedalam kelompok serangga perusak kayu (Tarumingkeng, 2000). Kerusakan akibat serangan rayap tidak kecil. Binatang kecil yang tergolong kedalam binatang sosial ini, mampu menghancurkan bangunan yang berukuran besar dan menyebabkan kerugian yang besar pula (Kadarsah, 2005).
            Rayap selalu hidup dalam satu kelompok yang disebut koloni dengan pola hidup sosial. Satu koloni terbentuk dari sepasang laron (alates) betina dan jantan yang melakukan kopulasi dan mampu memperoleh habitat yang cocok yaitu bahan berselulosa untuk membentuk sarang utama. Koloni rayap dapat juga terbentuk dari fragmen koloni yang terpisah dari koloni utama karena sesuatu bencana yang menimpa koloni utama itu. Individu betina pertama yang dapat kita sebut ratu meletakkan beribu-ribu telur yang kemudian menetas dan berkembang menjadi individu-individu yang polimorfis, sub-kelompok yang berbeda bentuk yaitu kasta pekerja, kasta prjurit dan neoten, di samping itu terdapat juga indivdu-individu muda (pradewasa) yang biasa disebut nimfa atau larva (Prianto, dkk, 2006).
Dalam hidupnya rayap mempunyai beberapa sifat yang penting untuk diperhatikan yaitu:
  1. Sifat Trophalaxis, yaitu sifat rayap untuk berkumpul saling menjilat serta mengadakan perukaran bahan makanan.
  2. Sifat Cryptobiotic, yaitu sifat rayap untuk menjauhi cahaya. Sifat ini tidak berlaku pada rayap yang bersayap (calon kasta reproduktif) dimana mereka selama periode yang pendek di dalam hidupnya memerlukan cahaya (terang).
  3. Sifat Kanibalisme, yaitu sifat rayap untuk memakan individu sejenis yang lemah dan sakit. Sifat ini lebih menonjol bila rayap berada dalam keadaan kekurangan makanan.
  4. Sifat Necrophagy, yaitu sifat rayap untuk memakan bangkai sesamanya.


Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Campuran bahan padat maupun cair (biasanya bahan alami) seringkali tidak dapat atau sulit dipisahkan dengan metode pemisah mekanik, misalnya karena komponennya bercampur secara homogeny. Campuran bahan yang tidak dapat atau sukar dipisahkan dengan metode pemisahan mekanik adalah dengan metode ekstraksi (Tohir, 2010).

Biotermitisida Alamiah
            Biotermitisida sangat diperlukan dalam pengendalian hama sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Senyawa bioaktif hampir selalu toksik pada dosis tinggi, oleh karena itu daya bunuh in vivo dari senyawa terhadap organisme hewan dapat digunakan untuk menapis ekstrak tumbuhan yang mempunyai bioaktivitas dan juga memonitor fraksi bioaktif selama fraksinasi dan pemurnian. Salah satu organisme yang sesuai untuk hewan uji pada karya tulis ini adalah rayap.

H.          METODE PELAKSANAAN
1.      Eksplorasi Tanaman
Bagian kulit tanaman saga yang digunakan sebagai bahan ekstrak didapatkan di sekitar halaman kampus USU dan UNIMED, dan kulit bawang merah dikumpulkan dari pasar tradisional yakni tempat pengupasan kulit bawang. Biji saga yang terjatuh diambil lalu direndam sehingga kulit biji saga tersebut terlepas dari isinya.
Selanjutnya biji saga tersebut dikuliti, kulit biji saga tersebut dikeringkan di panas matahari selama 24 jam sehingga mengering lalu ditumbuk untuk membentuk serbuk. Dikuliti bawang merah lalu kulit tersebut dijemur selama 24 jam dan ditumbuk serta disaring dengan menggunakan saringan 60 mesh sehingga menjadi serbuk. Serbuk kulit biji saga dan kulit bawang merah dipisahkan tempatnya.
Serbuk kulit biji saga dan bawang merah akan diuji untuk menganalisis reaksi yang terjadi dengan pengendalian rayap yakni dengan membuat 3 ulangan dengan 3 perlakuan yakni :
Media I : Ekstrak  kulit saga
Media II : Ekstrak  kulit bawang merah
Media III : Campuran ekstrak  kulit saga dan bawang merah

2.      Identifikasi Rayap dan Ekstraksi Bahan Baku
Identifikasi rayap dilakukan dengan mengambil 10 rayap dari kampus pada tiap sarang rayap yakni 5 rayap pekerja dan 5 rayap prajurit lalu diidentifikasi dengan kunci determinasi untuk mengetahui jenis rayap tersebut. Sarang rayap yang terdapat dikampus kehutanan yang terdapat di setiap ruangan ada 4 sarang.
Ekstraksi dilakukan dengan menambahkan pelarut metanol ke dalam media yakni ada dua jenis bahan yang digunakan yakni  kulit biji saga dan kulit bawang merah. Hal ini berguna untuk melihat pengaruh reaksi zat kimia untuk pengendalian rayap. Selanjutnya media tersebut didiamkan selama ± 2 jam pada temperatur 350C supaya terjadi proses ekstraksi. Setelah didiamkan ± 2 jam, dilakukan penyaringan untuk memisahkan padatan dan larutan. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain kasa dan kertas saring, selanjutnya diperoleh ekstrak kasar dari kedua serbuk tersebut. Ekstrak kasar ini kemudian diumpankan kepada rayap tanah. Konsentrasi yang digunakan yaitu 15 % dan kontrol. Setiap konsentrasi diuji sebanyak 3 ulangan dengan 10 ekor rayap untuk setiap ulangannya. Kadar ekstrak dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Kadar Ekstrak (%) :
            Menurut Prijono (1998), aktivitas insektisida ekstrak diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu : 1) aktivitas kuat : mortalitas (m) ≥ 95%, 2) agak kuat :75% ≤ m ≤ 95%, 3) cukup kuat : 60% ≤ m ≤ 75%, 4) sedang : 40% ≤ m ≤ 60%, 5) agak lemah : 25% ≤ m ≤ 40%, 6) lemah : 5% ≤ m ≤ 25%, 7) tidak aktif : m ≤ 5%. Rayap yang masih hidup pada unit percobaan terus diamati perkembangannya.


3.      Bioassay
Metode kontak (Spraying). Sebanyak 10 ekor rayap (untuk satu unit pencobaan) disemprot dengan ekstrak kasar saga dan bawang merah sampai membasahi seluruh tubuh permukaan rayap. Selanjutnya, rayap yang telah disemprot dengan ekstrak kasar tersebut dipindahkan ke dalam cawan petri berdiameter 5 cm yang telah diberi kertas saring basah dan kayu sebagai bahan makanan rayap. Lalu cawan petri tersebut di simpan di tempat gelap pada suhu ruang dan kelembaban ± 95 % selama 14 hari pengamatan. Pengamatan mortalitas rayap dilakukan dalam interval waktu 2 hari sekali dengan pengulangan 3 kali.
Metode pengumpanan (Baiting). Metode ini dilakukan dengan cara memberi makan rayap dengan umpan yang telah diberi perlakuan. Dalam penelitian ini, umpan makan yang digunakan adalah kayu bangunan kampus kehutanan yang telah disemprot ekstrak kulit saga dan bawang merah. Selanjutnya kayu tersebut diumpankan kepada rayap. Sebanyak 10 ekor rayap pekerja diumpankan dengan bangunan di kampus Kehutanan (untuk satu unit percobaan). selanjutnya unit percobaan ini disimpan di tempat gelap pada suhu ruang dan kelembaban ± 95 % selama 14 hari pengamatan. Pengamatan mortalitas rayap dilakukan dalam interval waktu 2 hari sekali dengan pengulangan 3 kali.
Data kematian dihitung dalam persen kematian dengan rumus sebagai berikut :
Persen kematian (%) :
Pengamatan dilakukan pada rayap yang telah diidentifikasi dan diuji rayap tersebut untuk pengendalian rayap yang masih hidup terus diamati ketahanan hidupnya

4.      Analisis data dan Skema penelitian
Pengujian-pengujian yang telah dilakukan, selanjutnya data-data tersebut diolah dengan menggunakan model rancangan acak lengkap faktorial.
Model linear dari rancangan tersebut adalah:
Yij  =  µ + αi + ε i( j)
Dimana:
Yij  = Respon pengaruh bsagian ke-i ulangan ke-j
 µ   = Rata-rata umum
αi    = Pengaruh komposisi ekstrak ke-i
εi ( j)= Kesalahan (galad) percobaan
      Uji F dilakukan untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata satu dengan lainnya. Jika F hitung lebih besar dari F tabel, maka faktor perlakuan mempengaruhi mortalitas rayap tersebut. Di bawah ini merupakan skema penelitian yang akan dilakukan :
Rayap
250 gr serbuk kulit saga dan bawang merah
Dikeringkan 24 jam
Persiapan Bahan Baku
Ditumbuk dan disaring
Persiapan wadah  serbuk
Dihaluskan 40-60 mesh
Pembuatan ekstrak
Serbuk dan pelarut 1:3, konsentrasi 20%
Pelarut yang digunakan n-Heksana dan metanol
Pengkondisian
Pengujian Toksik Ekstraktif
Identifikasi Rayap di Kampus
Dibiarkan 2 jam
Ekstrak ditutup dengan aluminium foil
 























Gambar 1. Skema Penelitian Ekstraksi Kulit Saga dan Bawang Merah
I.             JADWAL KEGIATAN
Adapun perencanaan jadwal kegiatan PKM Penelitian ini disajikan pada
Tabel 1. Perencanaan Jadwal Kegiatan PKM-P
Jenis Kegiatan
Bulan Ke-
I
II
III
IV
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4


















Survei dan Persiapan Bahan Baku :
-          Survei bhn baku bawang dan saga
-          Pengangkutan bhn baku
-          Membeli peralatan Penelitian



















































Pelaksanaan Kegiatan :
-          Mengerjakan pembuatan serbuk kulit bawang merah dan kulit saga
-          Mengidentifikasi Rayap
-          Membuat media rayap

















































Penyusunan Laporan :
-          Menganalisa data-data mortalitas rayap
-          Mencetak laporan
-          Mengerjakan  perbaikan


















































J.            RANCANGAN BIAYA
Perancangan biaya merupakan suatu bagian dari perencanaan penelitian agar diketahui jumlah dana yang dibutuhkan dan efisiensi penggunaan dana. Adapun rancangan biaya PKM-P ini disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rancangan Biaya Kegiatan PKM-P
Nama Kegiatan
Jenis Pengeluaran
Jumlah
Biaya
(Rp.)
Persiapan
Bahan Baku
Transportasi pengangkutan Bahan Baku
3 orang
900.000
Saringan 40 mesh dan 60 mesh
2 buah
40.000
Plastik 10 kilo
5 buah
40.000
Wadah  rayap
40  botol
200.000
Cawan petri
50 buah
150.000
Erlenmeyer
10 buah
300.000
Aluminium foil
10  gulungan
300.000
Larutan n-Heksana
1 liter
300.000
Larutan Metanol
1 liter
200.000
Pelaksanaan
Kegiatan
Uji perlakuan di lab kimia
20 sampel
1.500.000
Sewa Laboratorium
2 Lab
800.000
Pemeliharaan Alat

1.500.000
Penyusunan Laporan
Printer dan catridge warna
1 buah
1.500.000
Kertas A4
2 rim
80.000
Biaya Tidak Terduga
total x 2%
160.000
Biaya Pelaksanaan

8.000.000
K.           DAFTAR PUSTAKA
Asgar, A dan Hilman, Y. 1995. Kualitas Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L) Kultivar Kuning Dari Berbagai Umur Panen Pada Dua Macam Pemupukan. Buletin Penelitian Hort. Vol XXVII No. 4. Balai Penelitian Holtikultura. Lembang.

Jamen, H., Miillerz, B., dan Karl, K. 1989. A. Uiin Lyase from Garlic, Allium satiuum: Investigations on Enzyme/Substrate, EnzymeAnhibitor Interactions, and on a New Coenzyme. Institut Filir Botanik. Federal Republik Jerman.

Juniarti, Delvi, dan Yuhernita. 2009. Kandungan Senyawa Kimia, Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) dan Antioksidan (1,1-diphenyl-2-pikrilhydrazyl) dari Ekstrak Daun Saga (Abrus precatorius L). Sains, Vol 13 No 1, April Hal 50-54. Universitas Yarsi. Jakarta.

Kadarsah, A. 2005. Studi Keragaman Rayap Tanah dengan Teknik Pengumpanan Pada Tumpukan Jerami Padi dan Ampas Tebu di Perusahaan Jamur PT Zeta Agro Corporation Jawa Tengah. Vol. 2 No. 2 Juli 2005 Hal 17-22. Universitas Lambung Mangkurat. Kalimantan.

Kusumawati, I dan Zaini, N. 2005. Pengaruh Senyawa Prebiotik Dari Bawang Merah (Allium cepa) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Probiotik. Majalah Farmasi Air Langga. Vol 5 No. 1 April. Universitas Airlangga.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2010. Hasil Identifikasi Bawang Merah. Universitas Sumatera Utara Press. Medan.

Manullang, L. 2010. Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Umbi Bawang Merah ( Alliicepaevar. Ascalonicum ) dengan metode uji brine shrimp (bst). Universitas Sumatera Utara Press. Medan.
Prianto, A., Guswenrivo., Tarmadi, D., Kartika, T., dan Yusuf, S. 2006. Sifat Anti Rayap Ekstrak Antiaris (Antiaris Toxicaria) dan Ki Pahit (Picrasima javanica) Terhadap Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren). UPT BPP-Biomaterial LIPI. Bogor.

Tohir, A. 2010. Teknik Ekstraksi dan Aplikasi Beberapa Pestisida Nabati untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr.) Di Laboratorium. Buletin Teknik Pertanian. Vol 15 No. 1, hal 37-40. Bogor.

Utami, S. 2010. Aktivitas Insektisida Bintaro (Cerbera odollam Gaertn) Terhadap Hama Eurema Spp Pada Skala Laboratorium. Jurnal Penelitian Vol. 7 No. 4 Oktober 2010, 211-220. Balai Kehutanan Palembang. Palembang.




































L. LAMPIRAN
1. Biodata Peserta
Ketua Pelaksana
Nama Lengkap               : Lensi Mian Sinaga
Tempat/Tanggal Lahir    : Pematang Siantar/ 2 Februari 1991
Alamat                           : Jl. Berdikari No.106, Padang Bulan, Medan
Jenis Kelamin                 : Perempuan
Karya Ilmiah                  : PKM GT (Pemanfaatan Bambu untuk Penghijauan dan Pendapatan Masyarakat)
Pengalaman Bekerja       : Pengenalan Ekosistem Hutan (PEH) di Gunung Sinabung 2010

Medan, 10 Oktober 2011

Lensi Mian Sinaga


Anggota Pelaksana 1
Nama Lengkap               : Hasudungan Maharaja
Tempat/Tanggal Lahir    : Rumah tiga / 8 Oktober 1990
Alamat                           : Jl. Pales 4 No. 27 Simalingkar
Jenis Kelamin                 : Laki-laki
Karya Ilmiah                  : -
Pengalaman Bekerja    : Pengenalan Ekosistem Hutan (PEH) di Gunung Sinabung 2010
Medan, 10 Oktober 2011

Hasudungan Maharaja


Anggota Pelaksana 2
Nama Lengkap               : Lintong RD Sinaga
Tempat/Tanggal Lahir    : Pematang Siantar/ 18 Juni 1992
Alamat                           : Jl. Harmonika No.29 Padang Bulan
Jenis Kelamin                 : Laki-laki
Karya Ilmiah                  : PKM-GT (Pemanfaatan Bambu untuk Penghijauan dan Pendapatan Masyarakat)
Pengalaman Bekerja       : -
Medan, 10 Oktober 2011

Lintong RD Sinaga

2. Biodata Dosen Pendamping
Nama                                       :  Arif Nuryawan, S.Hut., M.Si.
NIP/NIK                                 :  19780416 200312 1 003
Tempat dan tanggal Lahir       :  Tegal, 16 April 1978
Jenis Kelamin                          :  Laki-Laki 
Status Perkawinan                  :  Menikah 
Agama                                     :  Islam
Golongan / Pangkat                :  Penata Muda Tk. I/III b
Jabatan Fungsional Akademik :  Lektor
Perguruan Tinggi                     :  Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian   Universitas Sumatera Utara
Bidang Keahlian                     : Panel-Panel Kayu/ Biokomposit 
Alamat                                     : Jalan Tri Dharma Ujung No. 1 Kampus USU MEDAN 20155
Telp./Faks.                               : 061-8201920
Alamat Rumah                        :  Jalan Karya Wisata, Kompleks LUXOR Blok B No. 12 Gedung Johor, MEDAN  20144
Telp./Faks.                               : 0818860249
Alamat e-mail                          : arifnury@yahoo.com atau arif.nury@gmail.com
 
PENGALAMAN JABATAN
Jabatan
Institusi
Tahun … s.d …
Staf Pengajar
Departemen Kehutanan, FP USU
2003-
sekarang
Sekretaris Program Studi Teknologi Hasil Hutan
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian USU
2004-2005
Anggota Tim Penyusun dan Tim Pengelola DIKS/ DUKS
Jurusan Kehutanan, FP USU
2005
Wakil Ketua Penyunting Jurnal Peronema
Jurusan Kehutanan, FP USU
2005
 KARYA TULIS ILMIAH*) 
No
Tahun
Judul Buku
Penerbit
1
2004
Buku Panduan Praktik Umum Kehutanan (Editor) ISBN 979-97409-4-0
Jurusan Kehutanan USU
2
2005
Teknik Penyajian Laporan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) dalam Buku Panduan P3H ISBN 979-97409-5-9
Jurusan Kehutanan USU
3
2005
Biokomposit Masa Depan Industri Perkayuan
ISBN 979-97409-7-5
Jurusan Kehutanan USU
4
2005
Buku ajar (diktat kuliah) Fisika Kayu, disusun bersama Rudi Hartono dan Apri Heri Iswanto
Proyek SP4 Jurusan Kehutanan USU
5
2005
Buku ajar (diktat kuliah) Pengawetan Kayu, disusun bersama Luthfi Hakim
Proyek SP4 Jurusan Kehutanan USU
6
2006
Mengenal Oriented Strand Board
ISBN 979-25-5471-8
Kerjasama USU dan IPB