H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Sabtu, 02 Juni 2012

PRINSIP-PRINSIP TQM




PENERAPAN Total Quality Manajement DALAM INDUSTRI KEHUTANAN

Dalam kerangka manajemen pengembangan mutu terpadu, industri kehutanan tidak lain adalah merupakan usaha “jasa” yang memberikan pelayanan kepada pelanggannya, yaitu mereka yang membeli produk-produk kehutanan baik berupa perabot, kertas, bahan mentah, bahan setengah jadi, papan, balok, dan lain-lain.
Mereka yang membeli tersebut biasa disebut konsumen atau pelanggan. Semakin maju dan berkualitas suatu produk kehutanan yang dihasilkan dan disediakan untuk pelanggan maka mereka akan semakin diuntungkan, baik secara kualitas maupun materi. Seperti disebut diatas bahwa program peningkatan mutu harus
berorientasi kepada kebutuhan/harapan pelanggan, maka layanan
perusahaan kehutanan yang merupakan suatu industri haruslah memperhatikan masing-masing kepuasan pelanggan diatas. Kepuasan dan kebanggan dari mereka sebagai penerima manfaat layanan harus menjadi acuan bagi program peningkatan mutu layanan industri tersebut. Sebagai prinsip-prinsip pencapaian mutu, kita bisa mengaplikasikan industri kehutanan ini. Uraian tentang penerapan prinsip-prinsip tersebut menurut Slamet (1999), dapat meliputi hal-hal berikut:
1.      Perusahaan yang bermutu adalah yang secara keseluruhan memberikan
kepuasan kepada masyarakat pelanggannya, artinya harapan dan
kebutuhan pelanggan terpenuhi dengan jasa yang diberikan oleh industri
tersebut. Kebutuhan pelanggan adalah berkembangnya SDM yang
bermutu dan tersedianya informasi, pengetahuan dan teknologi yang
bermanfaat, karya/produk industry tersebut. Bentuk kepuasan pelanggan
misalnya mereka memperoleeh produk-produk yang berkualitas tinggi.


2.      Perhatian industri selalu ditujukan pada kebutuhan dan harapan para
pelanggan sehingga mereka puas karenanya.


3.      Dalam industri yang bermutu tumbuh dan berkembang kerjasama yang baik
antar sesama unsur didalamnya untuk mencapai mutu yang ditetapkan.


4.      Interaksi yang baik antar sesama unsure dalam industri harus terjalin secara intensif, agar pencapaian mutu dapat berhasil sesuai harapan. Dalam upaya menggiatkan kerjasama antar unsur dalam PT tersebt perlu dibentuk “tim perbaikan mutu” yang diberi kewenangan untuk mencari upaya agar mutu perusahaan lebih baik. Untuk ini pelatihan kepada tim terutama tentang cara-cara bekerjasama yang efektif dan efisisen dalam tim sangat diperlukan.


5.      Diperlukan pimpinan yang mampu memotivasi, mengarahkan, dan mempermudah serta mempercepat proses perbaikan mutu. Pimpinan bertugas sebagai motivator dan fasilitator bagi orang-orang yang bekerja dibawah pengawasannya untuk mencapai mutu. Setiap atasan adalah pemimpin, sehingga ia haruslah memiliki kepemimpinan. Kepemimpinan haruslah yang membuat orang kemudian merasa lebih berdaya, sehingga yang dipimpin mampu melaksanakan tugas pekerjaannya lebih baik dan hasil yang lebih baik pula.


6.      Semua karyayawan perusahaan selalu diorientasikan pada mutu, karena setiap unsur yang adadidalamnya telah berkomitmen kuat pada mutu. Akibat dari orientasi ini, maka semua karya yang tidak bermutu ditolak atau dihindari.


7.      Ada upaya perbaikan mutu perusahaan secara berkelanjutan. Untuk ini standar
mutu yang ditetapkan sebelumnya selalu dievaluasi dan diperbaiki
sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.


8.      Setiap kegiatan di perusaaan harus direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat, serta hasilnya dievaluasi dan dibandingkan dengan standar yang
ditetapkan. Hendaknya tercipta kondisi pada setiap yang bekerja
dilembaga tersebut untuk bersedia belajar sambil bekerja, dan sedapat
mungkin diprogramkan baik belajar tentang materi, metode , prosedur
dan lain-lain.


9.      Mendasarkan hal-hal diatas, tampak bahwa sebenarnya mutu
pendidikan adalah merupakan akumulasi dari semua mutu jasa pelayanan
yang ada di lembaga pendidikan yang diterima oleh para pelanggannya.
Layanan pendidikan adalah suatu proses yang panjang, dan kegiatannya
yang satu dipengaruhi oleh kegiatannya yang lain. Bila semua kegiatan
dilakukan dengan baik, maka hasil akhir layanan pendidikan tersebut akan
mencapai hasil yang baik berupa “mutu terpadu.”

Mamajemen Mutu Terpadu


KONSEP MANAJEMEN MUTU TERPADU

Munculnya konsep “Total Quality Management” (TQM) atau disebut juga Quality Control Circle (QCC) dikarenakan bagaimana mengarahkan karyawan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai kepuasan yang lebih besar, memperoleh motivasi yang lebih tinggi dan dengan demikian menjadi lebih produktif yang mana kuncinya terletak dalam partisipasi karyawan pada semua tingkatan dalam organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga Sejalan dengan arus globalisasi, istilah TQM atau QCC semakin sering digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam upaya menuju  Quality Management atau manajemen kualitas. Sistem manajemen kualitas merupakan sekumpulan prosedur yang terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Total Quality Management pada umumnya adalah menggambarkan sebuah sistem yang kolektif (menyeluruh), dimana sistem tersebut berhubungan dengan implementasi manajemen kualitas guna mewujudkan kinerja organisasi yang baik. Oleh karena itu, TQM adalah suatu sistem yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi secara menyeluruh dengan memperbaiki kualitas manajemen.  Pendekatan implementasi manajemen kualitas yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing kompetitif tersebut, harus diimbangi dengan penilaian kinerja manajemen. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk mengetahui apakah manajemen telah bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara keuangan maupun non keuangan. Keseimbangan pengukuran kinerja antara keuangan dan non keuangan akan dapat membantu perusahaan dalam mengukur dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan, serta menjangkau kinerja area bisnis perusahaan yang beragam.
Beberapa konsep yang telah diuraikan di atas maka nampak jelas bahwa sebenarnya  Total Quality Management  merupakan sebuah proses manajemen yang harus dikendalikan dan membutuhkan partisipasi seluruh unsur yang ada dalam sebuah organisasi maupun persahaan. Dengan mengimplementasikan TQM tersebut, diharapkanmampu meningkatkan kualitas manajemen dan mampu meningkatkan daya saing perusahaan. Hal itu harus dilakukan oleh para perusahaan guna menghadapipersaingan diera global seperti saat sekarang ini. Seiring dengan adanya globalisasi saat ini maka standarisasi manajemen telah menjadi isu utama, diman yang lebih khusus adalah standarisasi sistem manajemen Kualitas. Untuk itu suatu perusahaan harus mempersiapkan kerangka sistem manajemen kualitas bagi perusahaan, guna menuju kearah yang diinginkan sesuai dengan sasaran atau tujuan akhir yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan. Hal itu dalam pengertian bahwa tujuan atau sasaran kualitas perusahaan dapat tercapai sesuai dengan keinginan yang diharapakan oleh para pelanggan atau investor perusahaan yang bersangkutan. 
Salah satu standar manajemen Kualitas bagi negara maju dan bahkan negara-negara berkembang adalah ISO 9001:2000. standar ini merupakan sarana atau sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan Kualitas dalam menerapakan Total Quality Control atau yang lebih dikenal dengan Total Quality Management yang diharapkan mampu mejawab perkembangan globalisasi yang akhirnya menuju efisiensi dan efektifitas perusahaan yang bersangkutan.  Istilah TQM dewasa ini lazim dan merupakan metode yang biasa digunakan oleh manajer untuk memberikan bukti pengendalian yang diperlukan untuk memuaskan pelanggan dan kebutuhan pemegang saham. Elemen yang mendasar dalam manajemen kualitas adalah pemecahan masalah, yang keberadaannya harus dipahami secara sungguh-sungguh dan menyeluruh oleh seluruh element yang ada dalam sebuah perusahaan. Penciptaan produk yang berkualitas pada dasarnya adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan. Penciptaan produk yang berkualitas tersebut dapat menjadi suatau pekerjaan menyibukkan bagi perusahaan. Penciptaan produk yang berkualitas tersebut, disamping   menyibukan perusahaan juga tidak bisa terlepas dari meningkatnya biaya produksi yang besar. Namun diyakini bahwa upaya untuk menciptakan produk yang berkualitas itu dapat memuaskan pelanggan dan dapat mendatangkan manfaat serta keuntungan yang lebih bagi sebuah perusahaan. Keuntungan yang secara umum langsung dirasakan perusahaan adalah dengan meningkatnya pangsa pasar sebagai dampak positif dari kepuasan para pelangga. Sehingga peningkatan permintaan akan didikuti dengan peningkatan volume dan efisiensi produksi perusahaan.
Penerapan TQM (Total Quality Management) melalui sertifikasi ISO 9000 saat ini telah menjadi kebutuhan vital pada semua unit bisnis baik yang berskala kecil, menengah maupun skala besar. Cepatnya perkembangan sertifikasi ISO 9000 ke berbagai sektor industri tersebut disebabkan oleh adanya perubahaan lingkungan bisnis yang dipacu oleh semakin tingginya tuntutan konsumen akan kualitas produk maupun jasa yang dihasilkan (Sudarwanto:1999). Para produsen sadar bahwa pasar yang terbuka hanya akan dapat dipenuhi oleh produk-produk yang bermutu. Hal ini akan terwujud jika perusahaan telah secara konsisten menerapkan manajemen mutu dalam ISO 9000. Trend pasar internasional saat ini telah menuntut standar kualitas atau mutu yang semakin tinggi. Konsumen hampir di seluruh belahan dunia saat ini menuntut sertifikat ISO 9000 sebagai prasyarat pokok (minimum requirement).  Dari sejumlah perusahaan bersertifikasi ISO 9000 di Indonesia dimana baik secara langsung maupun tidak langsung telah menerapkan prinsip-prinsip TQM, masih ditemukan berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh oknum karyawan.
Penyimpangan tersebut menimbulkan kendala dalam upaya perusahaan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Hal ini menyiratkan masih lemahnya fungsi audit internal dalam mendukung upaya perusahaan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Kondisi ini diperlemah oleh rendahnya kompetensi dan profesionalisme serta masih kurangnya pemahaman auditor internal mengenai prinsip-prinsip TQM dan ISO 9000 sehingga mengakibatkan ketidak optimalan fungsi audit internal dalam memenuhi harapan para pelanggannya yaitu pelanggan internal dan eksternal, bahwa penerapan TQM akan meminimalisir dan mengeliminasi kesalahan produksi suatu produk atau layanan suatu jasa. Dengan demikian, mengacu kepada Bou-Raad (2000), bahwa kegagalan dan kesalahan internal selama aktivitas operasional organisasi tidak akan terjadi berulang-ulang jika fungsi audit internal dapat optimal melaui pemberian konsultasi dan saran-saran yang dapat mengatasi permasalahan tersebut secara efektif dan efisien.  
Implementasi manajemen (management practices) merupakan bagian yang paling kelihatan dalam ilmu manajemen, dimana pada level ini berfokus pada artefact yang dibuat oleh manajemen untuk dapat menyesuaikan misi dan tujuan organisasi. Oakland (2003) menyatakan bahwa cara untuk dapat mengimplementasikan TQM dengan sukses adalah menyampaikan konsep kualitas yang secara jelas disampaikan melalui komitmem  Top Management  tentang TQM, garis besar peran yang harus dimainkan oleh setiap karyawan, menyediakan karyawan yang secara serius membuat mengkonsep kualitas, walaupun originalitas itu berasal dari top managemen dan menunjukkan keseriusan top mangement dalam mengimplementasikan konsep kualitas. Kualitas menjadi fokus perhatian paling penting dari  top management yang perlu diperlu dipertimbangkan,karena akan dapat meningkatkan kinerja organisasi melalui penerapan strategi yang palingsignifikan pada semua tingkatan yang ada di perusahaan. Implementasi manajemen merupakan pembicaraan persoalan kualitas yang disampaikan oleh  top management pada semua tingkatan organisasi (perusahaan). Memproksikan implementasi manajemen dengan komitmen dan dukungan dari top management (Top management commitment and support) dengan lima indikator.
Kualitas total (Total Quality/TQ) sangat terkait dengan teori manajemen  (Management Theory/MT). Kualitas total (TQ) merupakan pendekatan bagi manajemen yang mengembangkan fokus terbatas pada pengendalian proses 11 statistik yang meliputi berbagai macam metode perilaku dan teknologi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Sedangkan Teori manajemen (MT) adalah merupakan multidisipliner akademi yang mendasar, yang berhubungan dengan kontroversial dalam praktek nyata. Dimana teori manajemen ini dapat mendukung peningkatan TQ, karena dari identifikasi yang dilakukan tersebut menemukan kesamaan area antara TQ dan MT (Dean and Bowen, 1994).
Kualitas merupakan topik yang hangat didunia bisnis dan akademik. Faktor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan adalah kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya. Keinginan konsumen terhadap suatu jenis produk atau jasa adalah berbeda-beda, sehingga pengertian kualitas yang diberikan para ahli, juga adalah berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang masing-masing. Proses perencanaan kualitas melibatkan partisipasi para pelanggan yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal perusahaan, kemudian menentukan kebutuhan apa yang diinginkan pelanggan, menginginkan produk yang memiliki karakteristik lebih cepat (faster), murah ( cheaper), dan lebih baik (better). Menyusun sasaran kualitas dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan pemasok sehingga dapat meminimalkan biaya, mengembangkan proses yang dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan karakteristik tertentu serta memperbaiki atau meningkatkan kemampuan proses.
Pentingnya meningkatkan efektivitas penerapan kualitas yang menjadi sasaran TQM telah menjadi isu penting tidak hanya dalam lingkup bisnis lokal tetapi juga dalam bisnis internasional, terutama dalam menghadapi Asean Free Trade Agreement (AFTA) 2010 dan era perdagangan bebas dunia. Sehingga melalui peningkatan kualitas yang menyeluruh terhadap produk/jasa yang dihasilkan dan ditunjang oleh keberadaanfungsi audit internal yang semakin menyadari posisinya sebagai pihak kunci yang turut menentukan pencapaian tujuan perusahaan khususnya dalam usahanya memenuhi kepuasan pelanggan. Bukan tidak mungkin, Indonesia (termasuk Propinsi Sumatera Utara) akan kembali dikenal sebagai “macan baru Asia” sebagaimana yang pernah dikenal sebelum terjadi krisis ekonomi melanda Indonesia karena geliat para pelaku bisnis yang ada di Indonesia.
Suatu bangsa yang ingin unggul dalam persaingan global perlu memiliki keunggulan dalam empat bidang yaitu sumber daya manusia, mutu, pengiriman, dan biaya. Sumber daya manusia yang unggul adalah sumber daya manusia mempunyai keterampilan dan keahlian dalam teknologi maju dan globalisasi. Mutu yang unggul adalah mencakup mutu masukan, proses, dan keluaran sehingga dapat memenuhi persyarata-persyaratan konsumen. Pengiriman unggul adalag pengiriman yang tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat mutu. Biaya yang unggul adalah biaya yang rendah. Perusahaan industri kayu adalah suatu jenis usaha yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual. Perkembangan industri dalam bentuk jadin sebagai komiditi ekspor perlu untuk meningkatkan daya saing produk ekspor khususnya produk kayu adalah kualitas. Produk yang berkualitas merupakan pertimbangan utama bagi keputusan calon pembeli.
Dikaitkan dengan kondisi usaha saat ini dimana tingkat persaingan cendrung semakin tajam, untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan industri kayu berupaya melekukan penerapan teknik Total Quality Management(TQM). Indikator lain yang terpenting didalamnya yaitu kenirja manajerial sebagai sebuah sistem yang efektif membantu organisasi, manajer, dan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Proses produksi kayu olahan sendiri melalui proses dinamis. Proses tersebut terbagi dalam beberapa aspek yaitu pengadaan kayu, proses, dan hasil. Produk akhir yang dihasilkan dalam bentuk kayu gergajian dan kayu olahan. Perkembangan perusahaan khususnya industri kayu di Kota Palu belum mempunyai standar secara nasional terhadap produk kayu yang dihasilkan tetapi proses produksi dilaksanakan berdasarkan pesanan dari pelanggan berdasarkan kota.
Keunggulan organisasi yang sudah menerapkan manajemen kualitas adalah dapat melakukan pengembangan konsep kualitas dengan pendekatan secara menyeluruh. Dimana konsep yang sering dipakai adalah  Total Quality Management (TQM), pelanggan bukan saja pembeli tetapi diartikan sebagai proses berikutnya yaitu pihak yang menentukan persyaratan dan mendambakan kepuasan. TQM juga menekankan pada aspek operasional guna meningkatkan perbaikan kualitas. Secara ringkas dalam konsep TQM terkandung lima program pokok yang saling terkait yaitu:
  1. Fokus  pada pelanggan
  2. Perbaikan terus-menerus
  3. Pengembangan sistem
  4. Partisipasi secara penuh, dan
  5. Pengukuran kinerja (Jumaili, 2006).
Dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan, terjadi berbagai perubahan dalam hampir semua aspek, misalnya dalam aspek ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi, hukum, hankam, dan aspek lainnya. Berbagai tren baru dalam lingkungan manufaktur membawa dampak terhadap kualitas.

Lingkungan Manufaktur Baru
  • Perangkat TQM
TQM yang baik harus memiliki karakteristik seperti kepemimpinan, kepuasan pelanggan total, keterlibatan total, pencegahan error, komitmen, perbaikan terus-menerus, pelatihan dan pendidikan, penghargaan dan pengakuan, dan kerjasama dan tim kerja. Terdapat kesesuaian pendapat di kalangan para ahli bahwa komitmen manajemen, pelatihan, kerja tim, kepemimpinan, motivasi, dst. Masing-masing memiliki peran vital dan komplementer untuk membangun lingkungan kualitas total. Kontribusi terpenting dalam menciptakan lingkungan kualitas total adalah mengenali kebutuhan bagi program-program perbaikan terus-menerus menggunakan perangkat dan teknik-teknik SPC (Statistical Process Control) seperti halnya 7 Tools berikut:
1.  checksheet
2.  Diagram akar dan penyebab
3.  Histogram
4.  Flowchart
5.  Control chart
6.  Pareto diagram
7.  scatter diagram
Kemudian dikenal pula perangkat yang juga termasuk SPC: 7 New Tools:
1.  Diagram hubungan
2.  Diagram afinitas (KJ method)
3.  Diagram sistematis
4.  Diagram matriks
5.  Metoda matriks data-analisa
6.  Grafik PDPC (Process Decision Programme Chart)
7.  Diagram panahTQM dan TQEM Andie Tri Purwant
Dan metoda-metoda pendukung lainnya seperti:
-  Benchmarking
-  Brainstorming
-  ABC
-  Perbandingan berpasangan
-  Pemetaan proses
-  dst.


METODOLOGI
            Adapun penelitian dilakukan dengan metode dokumentasi (Library Research) Metode ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yaitu dengan melihat buku-buku, jurnal di internet dan sumber-sumber lainnya untuk dijadikan literatur-literatur yang bersifat teoritis mapun berupa data-data yang relevan yang mendukung proses analisis ini. Dalam melakukan penelitian ini penulis melaksanakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang sistem informasi bisnis yang terdapat pada industri kehutanan dalam menjalankan kegiatan produksinya di Indonesia dan untuk meningkatkan kualitas produksinya dalam memenuhi kepuasan pelanggan atau konsumen. Penerapan  Total Quality Management (TQM) dengan metode dokumentsi dilakukan karena lebih memudahkan dalam mendapatkan informasi tanpa harus melakukan penelitian langsung ke perusahaan-perusahan kehutanan atau ke tempat-tempat industri kehutanan. Penelitian langsung ke industri kehutanan tidak dilakukan berhubung karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penulis. Namun, metode dokumentasi ini tetap mampu memberikan informasi  cukup bagi pembaca.
            Metode dokumentasi ini digunakan untuk membantu menemukan pemecahan masalah yang sedang terjadi pada beberapa industri kehutanan yang ada di Indonesia pada saat ini. Tujuan dilakukan penelitian untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi dari Total Quality Management (TQM) yang terletak pada komitmen, kepemimpinan dan keterlibatan seluruh lapisan karyawan, mulai dari direksi, manajemen, sampai karyawan lapisan paling bawah. Dalam penelitian ini data yang penulis kumpulkan berupa data skunder atau data yand diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada, yaitu dari buku-buku, laporan, jurnal dan literature-literatur lainnya.
            Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Menyeluruh adalah konsep manajemen berfokus pada fungsi-fungsi kontrol kelembagaan, termasuk perencanaan, pengorganisasian, perekrutan staf, pemberian arahan, penugasan, strukturisasi dan penyusunan anggaran. Konsep manajemen ini membuka jalan menuju paradigma berpikir baru yang memberi penekanan pada kepuasan pelanggan, inovasi dan peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan.
TQM memperkenalkan pengembangan proses, produk dan pelayanan sebuah organisasi secara sistematik dan berkesinambungan. Pendekatan ini berusaha untuk melibatkan semua pihak terkait dan memastikan bahwa pengalaman dan ide-ide mereka memiliki sumbangan dalam pengembangan mutu. Ada beberapa prinsip-prinsip fundamental yang mendasari pendekatan semacam itu, seperti mempromosikan lingkungan yang berfokus pada mutu, dimana terdapat komunikasi terbuka dan rasa kepemilikan pegawai, sistem penghargaan dan pengakuan, pelatihan dn pendidikan terus menerus, dan pemberdayaan pegawai. Perusahaan diharapkan menyediakan lokasi dan peralatan yang dimiliki, untuk keperluan praktek lapangan jika diperlukan. Berkaitan dengan fenomena kehutanan di Indonesia dan tuntutan pasar akan sertifikasi Sustainable Forest Management (SFM) yang cenderung semakin me-ningkat, perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan (baik hutan alam maupun hutan tanaman industri) di Indonesia telah berupaya untuk mengimplementasikan sistem tersebut dalam lingkup organisasinya. Dalam pelaksanaan program implementasi, kadangkala para pelaksana di unit pengelolaan mengalami kendala teknis tentang bagaimana organisasi mereka mendapatkan jalan terbaik dalam mencapai derajat kinerja sertifikasi SFM. Dalam  upaya menyajikan layanan program yang tepat dengan cara yang benar kepada para pelanggannya industri kehutanan telah menyiapkan paket layanan program pelatihan yang disebut   “Pemahaman Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management)”.
Namun demikian, penerapan TQM adalah suatu proses jangka panjang dan berlangsung terus menerus, karena budaya suatu organisasi sangatlah sulit untuk dirubah. Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi seperti struktur kekuasaan, sistem administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai dan praktek-praktek manajemen berpotensi untuk menjadi penghambat perubahan. Terkadang kekuasaan paling penting di sektor publik tidak ditemukan dalam organisasi, tetapi lebih sering terdapat pada sistem yang lebih besar. Sebagai contoh, sistem pendidikan, personalia, peraturan dan anggaran berada di luar kekuasaan organisasi sektor publik.
Tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan efisiensi. TQM sebagai suatu prosedur untuk mencapai kesuksesan, dinilai berhasil manakala mutu dari suatu pekerjaan meningkat lebih baik kualitasnya dari sebelumnya, produktivitasnya tinggi yang ditunjukkan dengan hasil kerja berupa produk/jasa lebih bayak jumlahnya dari sebelumnya, dan lebih efisien yang bisa diartikan lebih murah biaya produksinya atau input lebih kecil daripada outputnya. Ada lima unsur utama dalam penerapan TQM, yaitu: (1) berfokus pada pelanggan,            (2) perbaikan pada proses secara sistematik, (3) pemikiran jangka panjang,                (4) pengembangan sumberdaya manusia, dan (5) komitmen pada mutu (Slamet,1999). Manajemen mutu terpadu (TQM) berfokus pada pelanggan. Pelanggan adalah sosok yang dilayani. Perhatian dipusatkan pada kebutuhan dan harapan para pelanggan. Untuk ini setiap yang akan melaksanakan TQM harus mengetahui ciri-ciri pelanggan-pelanggannya, dan karena itu maka harus mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan harapan pelanggan tersebut agar bisa memuaskannya. Produk/jasa yang dibuat atau diberikan haruslah bertumpu pada pelanggan. Perbaikan pada proses secara sistematik, menunjuk pada kondisi dimana setiap kegiatan hendaknya direncanakan dengan baik, dilaksanakan secara cermat, dan hasilnya dievaluasi dibandingkan dengan standar mutu yang ditentukan sebelumnya.
Selain itu, bahwa setiap prosedur kerja yang sedang dilaksanakan juga perlu ditinjau apakah telah mendatangkan hasil yang diharapkan. Bila tidak, maka prosedur itu perlu diubah dan diganti dengan yang lebih baik dan sesuai. Jadi disini, harus ada keterbukaan dan kesediaan berubah dan menggantikan hal yang lama dengan hal yang baru jika memang diperlukan. Ini berlaku bagi multilevel, baik dari tingkat pimpinan sampai dengan staf terbawah. Pemikiran jangka panjang menunjuk pada visi dan misi lembaga. Visi dan misi lembaga harus dirumuskan dan dicapai bersama oleh segenap unsur dalam lembaga, kemana arah lembaga akan tertuju untuk jangka panjang. Suatu kegiatan staf atau siapapun dalam lembaga tersebut harus dapat ditelusuri mampu menyumbang apa dan seberapa kepada pencapaian visi dan misi lembaga. Disilah maka, untuk menerapkan TQM dipersyaratkan adanya pimpinan yang memiliki visi jangka panjang, berkemampuan kerja keras, tekun dan tabah mengemban misi, disiplin, dan memiliki sikap kepelayanan yang baik misalnya: kepedulian terhadap staf, sopan dan berbudi, sabar, bijaksana, bersahabat dan bersedia membantu sesama dalam lembaga tersebut.


Manajemen penghasilan kualitas sayur-mayur

BISNIS PRODUKTIVITAS MANAJEMEN MUTU TERPADU


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini terjadi perubahan pandangan mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan  performance yang baik tetapi juga harus memenuhi kriteria kepuasan konsumen. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan terutama dalam persaingan bisnis yang begitu ketat.  Ketatnya persaingan bisnis dan munculnya berbagai persoalan terkait penurunan produktifitas dan kualitas produk pada akhirnya membawa solusi dengan memberikan perhatian pada faktor manusia Hendayana (2006).
Lingkungan persaingan sekarang ini semakin tajam dan bersifat global, bangsa Indonesia menghadapi tantangan agar dapat menjadi bangsa yang unggul di tengah-tengah persaingan tinggi global, dengan adanya selera konsumen menuntut perusahaan meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing yang dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu mutu yang tinggi dan biaya yang rendah. Hanya dengan mutu yang baik dan harga jual yang relatif murah suatu perusahaan dapat memuaskan konsumen. Akibat dari persaingan global tersebut memaksa perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan mutu standar mutu produk yang dihasilkan (Supriyono, 1991).
Kapasitas organisasi tersebut menuntut transformasi menuju perubahan manajemen untuk melaksanakan sistem manajemen kontemporer yang disebut Total Quality Management yang berarti penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan manusia untuk memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan dalam organisasi, memperbaiki semua proses penting dalam organisasi, memperbaiki upaya guna memenuhi kebutuhan para pemakin produk dan jasa pada masa kini dan masa akan datang. Dengan demikian, Total Quality Management adalah suatu pendekatan yang seharusnya dilaksanakan oleh organisasi masa kini untuk memperbaiki kualitaas output menekan biaya dan meningkatkan produktivitasnya (Harjdosoedarmo, 1996).
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan manajemen yang menempatkan  mutu sebagai strategi usaha,  dengan cara melibatkan seluruh anggota organisasi dalam upaya peningkatan mutu secara berkesinambungan dan sepenuhnya berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dengan menerapkan TQM, mutu akan ditingkatkan terus menerus dan senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, TQM merupakan pendekatan manajemen terpenting dalam meningkatkan daya saing perusahaan.
Di Indonesia TQM kali diperkenalkan pada tahun 1980-an dan sekarang cukup populer di sektor swasta. Banyak perusahaan terkemuka dan perusahhan milik negara telah mengadopsi TQM sebagai strategi untuk kompetitif baik di tingkat nasional maupun internasional. Tetapi TQM kurang begitu dikenal di sektor publik. Namun kini keadaan sudah berubah, faktor-faktor yang mendorong sektor swasta untuk beradaptasi dengan konsep ini, ini juga memiliki dampak terhadap cara pemerintah menyediakan pelayanan.
            Gerakan mutu total memiliki akar dalam studi waktu dan studi gerakan yang dilakukan oleh Frederick W. Taylor pada tahun 1920-an. Untuk menjaga mutu agar tidak jatuh melalui berbagi celah, perlu diciptakan suatu departemen mutu secara terpisah dan hanya bertanggung jawab pada mutu. Konsep mutu total sebagai suatu pendekatan untuk melakukan bisnis mulai diterima secara luas di Amerika Serikat pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. Akan tetapi, unsur-unsur individual dari konsep tersebut seperti penggunaan data statistik, kerja kelompok, danketerlibatan karyawan telah dimanfaatkan oleh organisasi-organisasi visioner selama bertahun-tahun. Saat ini konsep Total Quality Management sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja, kualitas dan produktivitas organisasi perusahaan telah berkembang dan diimplementasikan.
            Dari definisi Total Quality Management tersebut ada tiga kunci utama dalam pelaksanaan Total Quality Management yaitu:
  • Continous improvement (perbaikan terus-menerus)
  • Keterlibatan seluruh anggota dalam organisasi
  • Kepuasan pelanggan (usaha untuk memenuhi atau bahkan melebihi ekspektasi daripelanggan.
Total Quality Management memfokuskan proses atau sistem pencapaian tujuan organisasi, dengan dimulai dari proses perbaikan mutu, maka TQM diharapkan dapat mengurangi peluang membuat kesalahan dalam menghasilkan produk, karena produk yang baik adalah harapan pelanggan. Jadi, rancangan produk diproses sesuai dengan prosedur dan teknik untuk mencapai harapan pelanggan. Perintis Mutu Total Mutu total bukan hanya satu konsep yang berdiri sendiri. Konsep itu merupakan sejumlah konsep terkait yang diikat untuk menciptakan satu pendekatan komprehensif terhadap pelaksanaan bisnis. Banyak orang yang menumbang cara-cara yang berarti bagi perkembangan berbagai konsep yang umum dikenal sebagai mutu total. Daur Deming, dikembangkan untuk menghubungkan produksi dari sebuah produk dengan kebutuhan konsumen dan memfokuskan sumber daya semua departemen (riset, rancangan,produksi, pemasaran) dalam sebuah usaha kooperatif untuk mencapai tujuan tersebut. Daur Deming mengemukakan hal-hal berikut:·
  • Lakukanlah riset konsumen dan gunakanlah riset tersebut dalam merencanakan produk (perencanaan)
  • Hasilkanlah produk (lakukan)·
  • Periksalah produk untuk memastikan bahwa produk tersebut dibuat sesuai dengan rencana(periksalah)·
  • Pasarkan produk (bertindaklah)·
  • Analisislah bagaimana produk diterima pasar dilihat dari segi mutu, biaya, dan criteria analisis lain (analisislah) 

Tujuan
            Adapun tujuan dari Total Quality Management (TQM)
  • untuk meningkatkan kinerja organisasi secara menyeluruh dengan memperbaiki kualitas manajemen.
  • Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari manajemen tradisional
  • Untuk mengetahui pengaruh manajemen tradisional terhadap manajemen kualitas total.