H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 25 Maret 2013

Kegunaan Akses KartuNet


Teknologi :) Kartu Net
Aksesbilitas KartuNet 2013
Kata “akses” (access) merupakan salah satu kata paling penting dalam konsep dan aplikasi perpustakaan digital, sebab kata ini memperlihatkan aspirasi sekaligus kekuatiran. Perkembangan teknologi informasi memang membuat orang berharap agar segala bentuk dan ragam informasi akan menjadi lebih mudah diperoleh oleh siapa saja, di mana pun dia berada. Teknologi menyambut Tahun 2013 banyak aksesbilitas memberikan program kerja untuk menghasilkan pengerjaan dengan kecepatan yang tertinggi, efisien dan efektiv. Misalnya untuk penggunaan kartu internet produsen kartu GSM untuk modem semakin gencar mempromosikan produk mereka dan agar bisa meningkatkan penggunaan merek sekaligus memberikan keuntungan yang besar. Kita tentu pernah melihat iklan di televisi yang mengatakan dengan kartu ini, internet lebih kencang, dengan kartu kami, nonton video di Youtube tidak perlu buffering.
Segmen kalangan atas yang menjadi fokus pasar bisnis kartu kredit, dinilai Standard Chartered tidak akan terganggu dengan pengetatan aturan, utamanya aturan pembatasan kepemilikan kartu kredit. Paulus Yoga Jakarta–Standard Chartered Bank Indonesia yakin bisnis kartu kreditnya akan tetap terjaga, kendati ada pengetatan aturan oleh Bank Indonesia (BI) untuk kepemilikan kartu kredit yang dibatasi maksimal empat kartu dari dua bank penerbit. Dalam menjaga bisnis kartu kredit berjalan tetap dengan prinsip kehati-hatian, bank sentral meningkatkan aturan seperti membatasi kepemilikan kartu, membatasi plafon pinjaman tiga kali dari penghasilan, minimal penghasilan sebesar Rp3 juta per bulan, dan masih banyak lagi. Sementara terkait dengan terkena sanksinya salah satu pemain utama di bisnis kartu kredit, yakni Citibank Indonesia, yang sejak medio 2011 tidak boleh jualan kartu kredit selama dua tahun.
Sebagai bukti komitmen Telkomsel memberikan layanan data terbaik bagi pelanggan kartuHALO, Telkomsel menghadirkan paket Halo Fit terbaru yang memiliki ragam layanan spesial dan keunggulan manfaat lebih menarik. Pelanggan juga mendapat keistimewaan jaringan komunikasi data High Speed Packet Access (HSPA) yang lebih kuat dengan cakupan terluas, prioritas akses layanan data yang lebih cepat hingga 14.4 Mbps, serta layanan roaming internasional dengan tarif yang lebih terjangkau.
Menurut Head of Marketing Communications Group Telkomsel Irlamsyah Syam, “Paket Halo Fit tersaji dengan berbagai keunggulan terbaru, di mana kini pelanggan bisa memilih paket sesuai kebutuhan dengan bonus data hingga 4 GB untuk akses internet, proses aktivasi yang lebih mudah dan cepat, serta manfaat produk yang eksklusif. Melalui paket Halo Fit pelanggan dapat mengontrol pemakaian bulanannya dengan lebih baik.”
Pengertian fasilitas umum merupakan fasilitas yang diadakan untuk kepentingan umum. Dikatakan “fasilitas umum” karena keberadaan wadah atau tempat ini bersifat mempermudah atau memperlancar terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan bersama dari kelompok atau komunitas tertentu, misalnya, di bidang keamanan, komunikasi, rekreasi, olahraga, pendidikan, kesehatan, administrasi publik, relijius, sosial-budaya.  Seminar Selamatkan Fasilitas Umum menghadirkan Bonifacius Hendar Putranto S. S., M. Hum., salah satu dosen UMN, sebagai pembicara. Seminar ini membahas tentang sebab-akibat dari ‘budaya’ merusak fasilitas umum yang ada di masyarakat Indonesia. Kartu internet juga dapat dipakai pada daerah terpencil. Kartu dapat digunakan untuk akses internet dengan kecepatan tinggi satelit di dunia ini. Seminar Selamatkan Fasilitas Umum! membahas tentang kondisi fasilitas umum yang semakin buruk seiring dengan 'budaya' merusak yang terjadi di dalam masyarakat.
“Dengan mengikuti Seminar Selamatkan Fasilitas Umum! diharapkan peserta bisa mengerti penyebab ‘budaya’ merusak dan mau merawat fasilitas umum,” papar Denny Noveriandi, mahasiswa DKV 2008 yang menjadi panitia dari seminar ini. Fasilitas merupakan Data Bank terhadap segala sesuatu yang sifatnya adalah Pelayanan Umum (Public service), yang akan kami hadirkan dengan harapan agar masyarakat benar-benar terbantu dengan adanya informasi Fasilitas Umum di Malang Raya ini.
Contoh fasilitas umum yang telah tersedia misalnya handphone, kondisi saat ini handphone mulai menggeser fungsi kantor pos, kotak bis surat, telepon koin, pager, dan lain-lain. Tidak hanya masalah komunikasi, sarana transportasi juga seperti demikian.
1.      Telepon umum koin
Telepon umum koin adalah jenis telepon umum yang menggunakan koin atau uang koin sebagai alat pembayarannya. Lazimnya, pecahan koin yang digunakan adalah pecahan 200, 500, dan 1000 rupiah. Lama pembicaran yang tersedia bagi pengguna tergantung pada nominal koin yang dimasukkan. Jika pembicaraan berakhir sebelum tarif mencapai nominal koin dimasukan, maka telepon umum secara otomatis akan mengeluarkan koin sejumlah sisa kembaliannya. Selama percakapan berlangsung layar di telepon umum akan menampilkan durasi pembicaraan dan nominal rupiah yang telah di keluarkan. Pada umumnya layar akan berkedip-kedip menunjukkan angka 0000 ketika pembicaraan akan segera berakhir dan pengguna harus memasukkan kembali koin untuk bisa meneruskan pembicaraan.
2.      Telepon umum kartu
Kotak Ajaib” warna biru ini pernah populer pada era 90 an. Untuk kemudian tergeser dengan kehadiran ponsel berharga merakyat pada awal tahun 2000-an. Beruntunglah  ketika kotak-kotak ajaib berwarna biru ini masih mudah ditemukan di pinggir-pinggir jalan, Kotak ajaib yang pernah saya coba sebenarnya tidak persis seperti di atas. Apa yang saya coba adalah saudara kandungnya. Di atas merupakan foto Telepon Umum Kartu, disingkat TUK. Sedang yang pernah saya pakai adalah Telepon Umum Coin, disingkat TUC.
3.      Bis surat
Bis Surat adalah kotak surat milik PT (Persero) pos Indonesia yang disediakan bagi masyarakat sebagai tempat untuk memasukkan surat pos yang akan dikirim.
4.      Wartel
Di dalam wartel terdapat kamar bicara umum (KBU) berisi pesawat telepon untuk digunakan pemakai jasa. Telepon di dalam kamar bicara umum bisa digunakan untuk pembicaraan telepon lokal, antarwilayah, interlokal (SLJJ), maupun sambungan langsung internasional. Biaya pemakaian jasa telekomunikasi dibayar langsung di tempat oleh konsumen sesuai tarif pulsa yang berlaku ditambah tarif pelayanan.
5.      Halte
Tempat perhentian bus atau halte bus atau shelter atau stopan bus (dari bahasa Inggrisnya bus stop) adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang bus, biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan bus. Di pusat kota ditempatkan pada jarak 300 sampai 500 m dan di pinggiran kota antara 500 sampai 1000 m. Semakin banyak penumpang yang naik turun di suatu tempat perhentian bus semakin besar dan semakin lengkap fasilitas yang disediakan.
Kondisi saat ini proyek pembuatan lampu taman dan perbaikan trotoar yang telah direncanakan sejak lama akhirnya teralisasi pada awal Oktober 2012 lalu. Proyek tersebut dilaksanakan di SD sa Sukaraja, Kecamatan Gedongtatan, Kabupaten Pesawaran Pembangunan di Pesawaran semakin lama menunjukan peningkatan. Tak hanya perbaikan trotoar tetapi juga pembuatan lampu jalan dan taman. Usaha pembangunan ini dinilai baik oleh warga Pesawaran. Supriyanto (40), salah seorang kontraktor proyek menjelaskan bahwa pihaknya dan Pemerintah Pesawaran berharap masyarakat ikut merawat fasilitas umum yang telah dibangun. Menurutnya, jika fasilitas umum terawat dengan baik, Pesawaran akan semakin maju dan ramai. Saat ini juga Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengajak masyarakat untuk bersama-sama merawat dan menjaga fasilitas umum agar bisa lebih lama digunakan  seperti pengoperasian JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) dengan eskalator. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Udar Pristono meminta kepada masyarakat agar menjaga segala fasilitas umum, termasuk JPO dengan eskalator yang baru diresmikan tersebut.
Kota selalu mengalami perkembangan dalam kurun waktu yang cepat atau lambat. Begitupun Kota Padang telah berkembang sejak tahun 1980-an hingga saat sekarang ini. Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan Kota Padang dapat dilihat dari aspek intenal dan ekternal. Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan sebuah kota Padang Tahun 1998-2008 dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu topografi dan faktor buatan manusia yaitu kebijakan tata ruang, aktivitas developers, dan aksesibilitas.
Prinsip kemudahan akses juga terwujud dalam upaya memastikan penghapusan hambatan bagi semua orang untuk mendapatkan informasi digital di bidang ilmiah dan akademisi. Bahkan kemudian juga ditegaskan bahwa kemudahan mengakses harus mempertimbangkan beberapa kenyataan yang selama ini menghambat akses, yaitu: masih banyak anggota masyarakat yang punya keterbatasan fisik, menggunakan teknologi lama, tinggal di wilayah yang kekurangan fasilitas telekomunikasi, lanjut usia, atau tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Semua hambatan di atas menyebabkan fenomena yang sejak lama menjadi pembahasan, yaitu digital divide  suatu keadaan yang “memecah belah” masyarakat menjadi kelas-kelas yang berdasarkan kepemilikan teknologi digital. Sesuai dengan semangat kepustakawanan yang sudah mentradisi berabad-abad, maka tak mengherankan jika perpustakaan digital di masa kini juga berupaya memerangi ketidakadilan digital dengan mengusung tema “kemudahan akses bagi semua orang”.     Dalam konteks ini, kemudahan mengakses informasi berkaitan dengan faktor kognisi, sosial, dan fisik.  Seringkali akses ke fasilitas elektronik dan digital memerlukan persepsi sedemikian rupa sehingga orang masih membayangkan bahwa “masuk ke perpustakaan” sama dengan “login ke sistem informasi”. Beberapa keterampilan khusus dalam menggunakan komputer akhirnya menjadi bagian dari kemudahan mengakses, dan selanjutnya menjadi bagian apa yang dikenal dengan istilah  informasi.
Perkembangan teknologi informasi di bidang pertanian dapat dilihat dari pengguna inovasi teknologi secara lokal baik di tingkat kabupaten (Badan Pelaksana Penyuluhan/Bapeluh) dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan, Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai-Balai Penelitian dan Pengembangan Komoditas Pertanian sebagai penghasil inovasi teknologi pertanian, juga telah memadai. 4. Bukti lain dari perkembangan teknologi informasi di bidang pertanain adalah lahirnya website-website dari lembaga-lembaga penyuluhan serta tampilnya beragam aplikasi Teknologi Informasi dan Multimedia di dalam aktivitas penyuluhan pertanian dan di departemen pertanian sendiri.
Masyarakat harus sadar bahwa semua yang diberikan pemerintah sebenarnya berasal dari masyarakat sendiri, jadi sudah menjadi hak dan kewajiban kita masing-masing untuk memakai dan merawat fasilitas umum. Untuk menghilangkan budaya merusak, diperlukan pembiasaan kebiasaan/habit positif. Cara pembiasaan tersebut adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kualitas fasilitas umum, menimbulkan keinginan dan kesadaran masyarakat untuk merawat fasilitas umum, dan mengajarkan cara yang tepat untuk memakai fasilitas umum. Pemerintah diharuskan lebih peduli dengan keadaan fasilitas umum saat ini. Pemerintah harus cepat tanggap memperbaiki fasilitas umum yang sudah tidak layak dan menambah fasiltas-fasilitas umum yang baru. Pemerintah juga bisa mengadakan tempat-tempat untuk mengekspresikan diri seperti arena melukis grafiti/mural agar masyarakat bisa berkarya di tempat yang tepat dan tidak merugikan pihak lain. 


Senin, 18 Maret 2013

PENGARUH CAMPURAN SERBUK KAYU PADA PEMBUATAN PAPAN SEMEN


PENDAHULUAN
Latar Belakang
          Kayu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan kebutuhannya akan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dengan demikian maka penyediaannya harus sejalan agar tidak terjadi kekurangan bahan baku. Penyediaan kayu dari hutan alam relatif sukar untuk ditaksir, sementara penyediaan dari hutan tanaman lebih mudah, upaya melalui pembuatan hutan tanaman industri merupakan langkah yang positif. Didalam kebijaksanaan peningkatan pengolahan hasil hutan oleh industri kemampuan sumber daya hutan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri harus mendapatkan perhatian yang lebih agar industri-indstri pengolahan kayu yang ada tetap berperan dimasa mendatang (Maloney, dkk, 2007).
      Dewasa ini industri perkayuan di Indonesia semakin diminati oleh importir dari negara maju dan negara tetangga, akan tetapi karakteristik kayu yang mereka kehendaki lebih spesifik, diantaranya kadar air yang sesuai dengan iklim dan cuaca pada masing-masing negara. Kadar air yang dikehendaki mencapai hingga dibawah 10 %. Keadaan tersebut tidak dapat dicapai jika pengeringan dilakukan secara alamiah saja, karena itu di perlukan pengeringan buatan.
     Hal ini menunjukkan bahwa dalam penggunaannya, kayu harus mempunyai spesifikasi tertentu untuk berbagai keperluan. Jenis kayu dengan kualitas yang bagus dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan maupun bahan dasar meubel. Kayu yang seperti ini haruslah mempunyai karakteristik khusus agar bisa digunakan untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik .
         Semen merupakan salah satu material anorganik yang banyak dimanfaatkan karena sifat-sifatnya yang memiliki kestabilan tinggi terhadap pengaruh fisis. Semen biasa digunakan sebagai bahan bangunan, selain itu semen juga digunakan sebagai bahan campuran pembuatan beton. Seiring dengan meningkatnya harga jual semen, dan daya beli masyarakat yang cenderung menurun. Banyak masyarakat pedesaan yang menggunakan bahan campuran atau adukan untuk bangunan berupa kapur. Dengan pemahaman harganya jauh lebih murah dibandingkan semen, kapur semakin banyak digunakan oleh masyarakat.
      Papan semen merupakan salah satu produk komposit yang tidak menggunakan resin sintesis sebagai perekatnya, namun menggunakan mineral anorganik sebagai pengikatnya. Beberapa mineral yang digunakan antara laian semen, gypsum, magnesit dan magnesium oksisulfat.
        Setiap jenis kayu mempunyai ciri tersendiri baik sifat kimia, fisik atau mekaniknya. Mengenai komponen kimia kayu mempunyai arti yang penting karena dapat mengetahui penggunaan suatu jenis kayu dan dapat digunakan untuk membedakan sesuatu jenis kayu yang secara anatomis sukar sekali untuk dibedakan. Tidak semua kayu atau material berlignoselulosa lain cocok digunakan sebagai bahan baku papan semen (Sulastiningsih dan Paribotro, 2007).
       Pengukuran hidrasi merupakan cara yang paling praktis untuk mengetahui kesesuaian bahan baku (kayu) yang akan dibuat menjadi papan semen. Suhu hidrasi merupakan suhu yang terjadi akibat reaksi eksotermik antara semen dengan air. Semakintinggi suhu hidrasi maka bahan baku tersebut semakin baik bahan tersebut digunakan sebagai bahan baku papan semen (Tsivilis, 2003).

Tujuan
     Adapun tujuan praktikum yang berjudul Pengukuran Suhu Hidrasi Dalam Pembuatan Papan Semen adalah :
1.     Mendeterminasi suhu dan waktu hidrasi
2.     Membuat grafik suhu hidrasi berdasarkan periode waktu 24 jam
3.     Menganalisis kesesuaian kayu sebagai bahan baku papan semen
4.     Menganalisis pengaruh perlakuan pendahuluan terhadap suhu hidrasi


TINJAUAN PUSTAKA
         Sejak ada kebijaksanaan larangan ekspor log tahun 1985 industri kayu di Indonesia sangat berkembang yang mencapai puncaknya tahun 1989-1990. Ditambah lagi dengan kebijaksanaan larangan eksport kayu gergajian yang pernah diterapkan beberapa tahun kemudian telah memaksa industri perkayuan kita untuk mampu mengolah bahan baku kayu menjadi produk jadi atau setengah jadi yang bermutu dan mampu bersaing di pasaran internasional (Endratma, 2008).
        Papan semen adalah papan tiruan yang menggunakan semen sebagai perekatnya sedangkan bahan bakunya dapat berupa partikel kayu atau partikel bahan berlignoselulosa lainnya. Seperti halnya dengan papan partikel maka bentuk partikel untuk papan semen antara lain dapat berupa selumbar (flake), serutan (shaving), untai (strand), suban (splinter) atau wol kayu (excelsior). Papan semen mempunyai sifat yang lebih baik dibanding papan partikel yaitu lebih tahan terhadap jamur, tahan air dan tahan api (Maloney dkk, 2007).
        Papan semen juga lebih tahan terhadap serangan rayap tanah dibanding bahan baku kayunya. Dengan demikian papan semen merupakan salah satu bahan bangunan yang tahan lama dalam penggunaannya sehingga biaya pemeliharaan rumah yang terbuat dari papan semen akan lebih murah. Di samping itu, industri papan semen dapat memanfaatkan kayu dengan ukuran yang kecil seperti limbah industri kayu, limbah eksploitasi, kayu hasil penjarangan dan kayu diameter kecil walau dari hutan tanaman sehingga pemanfaatan kayu dapat ditingkatkan. Industri papan semen sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi perkembangannya lambat. Papan semen di samping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan dibanding papan tiruan lainnya antara lain adalah berat dan penggunaannya lebih terbatas (Sulastiningsih dan Paribotro, 2007).
       Dalam penggunaannya, kayu yang telah kering dapat berubah dimensinya yang disebabkan oleh perubahan KA karena perubahan kelembaban udara dan temperatur. Perubahan dimensi, terutama susut dapat mengganggu fungsi dan keragaan dari produk yang dibuat dari kayu. Perubahan dimensi berupa susut atau kembang tergantung atau dipengaruhi terutama oleh perubahan KA. Secara umum dipercayai bahwa susut volume yang terjadi setara dengan volume air yang keluar dari dinding sel (Skaar 1972). Dengan demikian makin tinggi Berat Jenis (BJ) kayu semakin besar susut yang terjadi untuk suatu perubahan KA. Susut juga dipengaruhi oleh temperatur yang digunakan dalam pengeringan (Coto, 2004).
        Kadar air kayu adalah banyaknya air yang terdapat di dalam kayu atau produk kayu biasanya dinyatakan secara kuantitatif dalam persen (%) terhadap berat kayu bebas air atau berat kering tanur (BKT), namun dapat juga dipakai satuan terhadap berat basahnya. Rincian metode kering tanur ini diterangkan di dalam standar ASTM (American Society for Testing and Materials) D 2016. Apabila menggunakan metode kering tanur, kadar air dapat dihitung sebagai berikut :
%KA={(berat dengan air – BKT) / BKT}x 100 
         Berat kering tanur dijadikan sebagai dasar karena berat kering tanur merupakan indikasi dari jumlah substansi/bahan solid yang ada. Salah satu cara yang paling lazim untuk menentukan kadar air adalah dengan menimbang contoh uji basah dan mengeringkannya dalam tanur pada 103 ± 2oC untuk mengeluarkan semua air, kemudian menimbangnya kembali (Trisnusatriadi, 2009).
       Papan semen memerlukan waktu yang lama untuk benar-benar mengeras sebelum mencapai kekuatan yang cukup. Kelemahan lainnya adalah tidak semua jenis kayu atau bahan berlignoselulosa dapat digunakan sebagai bahan baku papan semen karena adanya zat ekstraktif seperti gula, tanin dan minyak yang dapat mengganggu pengerasan semen dengan bahan baku tersebut. Berdasarkan kesesuaian jenis kayu sebagai bahan papan semen dikenal tiga macam mutu yaitu baik, sedang dan jelek. Pengujiannya dilakukan berdasarkan uji hidrasi, yaitu mengukur suhu maksimum yang terjadi pada saat reaksi antara semen, kayu dan air. Bila suhu maksimum lebih dari 41°C termasuk baik, 36°C–41°C termasuk sedang dan kurang dari 36°C termasuk jelek (PPI Standarisasi, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifit fisis dan mekanis pada papan semen ini antara lain :
1.     Semen. Semen bersifat kuat dan keras apalagi jika terkena air. Makin banyak kandungan semen dalam suatu bahan maka akan semakin kuat bahan tersebut.
2.     Air. Air berfungsi sebagai media pencampur bahan-bahan.  Pemberian  air harus secukupnya karena bila kebanyakan akan encer sedangkan jika terlalu sedikit akan menyebabkan ketidakhomogenan.
3.     Jenis kayu yang digunakan. (Moelemi dan Pfister, 1987).
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi.  Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.  Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal. Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.  Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda (Damanik, 2005).

METODOLOGI PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu
         Praktikum Teknologi Serat dan Komposit yang berjudul “Pengukuran Suhu Hidrasi Pada Serbuk Kayu Kempas (Compassia Sp) Tanpa Perlakuan Dalam Pembuatan Papan Semen” dilaksanakan pada hari Senin, 14 Februari 2011 pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Alat dan Bahan
         Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah termos ,  timbangan, oven, tabung reaksi, termometer, stopwatch/jam, ember, gelas air mineral, pengaduk, kamera, dan alat tulis.
     Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah serbuk kayu kempas, semen portland, minyak goreng, Air.

Prosedur Kerja
Prosedur dalam praktikum ini adalah :
1.     Tiap kelas dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok 1, 2, 3, 4,5, 6. Tiap 2 kelompok menyiapkan bahan serbuk kayu yang sama, misalnya kelompok 1 dan 4 menyiapkan serbuk kayu mahoni, kelompok 2 dan 5 menyiapkan serbuk kayu meranti, dan kelompok 3 dan 6 menyiapkan serbuk kayu sengon.
2.     Tiap 2 kelompok menyiapkan lebih kurang 200 gr serbuk kayu ( dari jenis kayu yang sama ), jadi tiap kelompok mendapat lebih kurang 100 gr serbuk kayu.
3.     Kelompok ganjil (1, 3, 5) : serbuk kayu tanpa perlakuan pendahuluan.
4.     Kelompok genap (2, 4, 6) : serbuk kayu dengan perlakuan pendahuluan, yaitu merendam serbuk kayu dalam air selama 24 jam.
5.     Serbuk kayu dikeringkan dalam oven pada suhu 80 0C selama 24 jam.
6.     Penentunan kadar air serbuk kayu :
a.     Timbang serbuk kayu sebanyak 5 gr (BA).
b.     Keringkan dalam oven pada suhu 103 ± 2 0C selama 24 jam.
c.      Timbang serbuk kayu tersebut. Penimbangan dan pengeringan dilakukan sampai beratnya konstan (BKO).
d.     KA serbuk kayu (%) = BA-BKO / BKO x 100%
7.     Pengukuran suhu hidrasi
a.     Timbang bahan baku serbuk kayu 20 gr, semen 200 gr dan air 100 gr.
b.     Masukkan semen, air dan serbuk kayu tersebut ke dalam gelas dan aduk hingga rata.
c.      Kedalam adukan tersebut dimasukkan tabung reaksi yang sudah diisi minyak goreng
d.     Gelas berisi adonan dan tabung reaksi dimasukkan ke dalam termos
e.      Termometer dimasukkan melalui tutup termos, hingga ujung termometer tercelup ke dalam minyak goreng.
f.       Termos ditutup sampai benar-benar rapat.
g.     Catat jam dan suhu hidrasinya
Tabel 1. Contoh pengukuran jam dan suhu hidrasi
Jam
Suhu hidrasi (0C)
Keterangan
06.00
28
Awal pengukuran
07.00
29
...
Dst
...
...
h.     Dokumentasikan gambar setiap tahapan kegiatan untuk dilampirkan pada laporan
i.       Laporan dibuat satu buah untuk setiap kelompok sesuai dengan format laporan.
j.       Data laporan merupakan data praktikum setiap pasangan kelompok.
k.     Laporan dikumpulkan 2 minggu dari sekarang sebagai syarat mengikuti ujian praktikum suhu hidrasi.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
     Dalam pengukuran suhu hidrasi serbuk kayu kempas pada kelompok 2 (perlakuan direndam) dan kelompok 5 (tanpa perlakuan) diperoleh datanya berbeda pada setiap jam. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Kadar Air Serbuk kayu kempas kelompok 2 dan 5
Kelompok
Perlakuan
Kadar Air (%)
Suhu Maksimum
(0C)
Suhu Minimum (0C)
II
Rendam
21.95
33
30
V
Tidak direndam
16.28
32
27.5


Pembahasan
        Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa suhu hidrasi maksimum pada papan komposit berbahan kayu Kempas ( Compassia Sp) pada kelompok 5 dan 2 berbeda. Pada kelompok 5 suhu hidrasi maksimum yaitu 32 0C pada jam ke 23 dan 24. Sementara pada kelompok 2 dimana adanya perlakuan pendahuluan, suhu maksimum adalah 33 0C. Hal ini berarti suhu hidrasi papan semen yang diberikan perlakuan pendahuluan memiliki suhu hidrasi jelek juga namun nilainya lebih tinggi dari pada tanpa diberi perlakuan. Hal ini berarti bahwa suhu hidrasi pada kayu kempas tergolong buruk. Karena berdasarkan Moslemi dan Pfister (1987) bila suhu maksimum lebih dari 41°C termasuk baik, 36°C – 41°C termasuk sedang dan kurang dari 36°C termasuk jelek. Hal ini mungkin karena adanya zat-zat pada kayu yang menghambat reaksi perekatan. Kelemahan lainnya adalah tidak semua jenis kayu atau bahan berlignoselulosa dapat digunakan sebagai bahan baku papan semen karena adanya zat ekstraktif seperti gula, tanin dan minyak yang dapat mengganggu pengerasan semen dengan bahan baku tersebut.
          Perbedaan lain antara kelompok 2 dan 5 nilai minimum suhu hidrasi kelompok 5 adalah 27.5 0C sedangkan kelompok 2 adalah 30 0C. Dalam pengukuran suhu hidrasi yang dilakukan selama 24 jam yakni sekali satu jam,  adonan harus diperiksa dan diukur suhunya dengan menggunakan termometer. Dengan demikian pada saat pengukuran suhu hidrasi, diperoleh data suhu papan semen tersebut turun naik hal ini disebabkan karena pengaruh dari reaksi panas yang berasal dari campuran adonan (semen, serbuk, dan air). Dengan demikian suhu dan perubahan waktu tidak mempengaruhi naik turunnya suhu hidrasi pada adonan.  Papan semen memerlukan waktu yang lama untuk benar-benar mengeras sebelum mencapai kekuatan yang cukup. Berdasarkan kesesuaian jenis kayu sebagai bahan papan semen dikenal tiga macam mutu yaitu baik, sedang dan jelek. Pengujiannya dilakukan berdasarkan uji hidrasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan  PPI Standarisasi, (2008) yang menyatakan bahwa suhu hidrasi merupakan suhu yang menunjukkan baik atau buruknya kualitas papan semen tersebut.
          Suhu hidrasi paling tinggi terdapat pada serbuk kayu yang yang direndam (diberi perlakuan). Hal ini dikarenakan apabila kayu direndam maka terdapat KA yang tinggi dan mempengaruhi reaksi pemanasan yang terjadi pada adonan papan semen tersebut. Pada adonan kelompok 5 serbuk kayu yang tidak direndam memiliki KA yang rendah yakni 16.28% bila dibandingkan dengan KA kelompok 2 yakni sebesar 21.95 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kandungan kadar air pada serbuk kayu dapat mempengaruhi suhu hidrasi.  
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.     Grafik suhu hidrasi yang didapatkan mempunyai suhu yang tetap, naik dan turun.
2.     Pengukuran suhu hidrasi maksimum diperoleh pada saat pengukuran ke-1  yakni sebesar 32 0C.
3.     Kadar air serbuk kayu kempas tanpa perlakuan yakni serbuk kayu hanya dioven selama 24 jam diperoleh sebesar 16.28 %
4.     Kayu Kempas (Compassia Sp) tidak cocok untuk dijadikan papan semen karena suhu hidrasinya jelek yaitu kurang dari 36 0C
5.     Keadaan suhu hidrasi yang naik turun menandakan bahwa adonan tersebut bereaksi sehingga tidak ada hubungan antara waktu dan suhu.

Saran
    Dalam praktikum pembuatan papan semen, bahan adonan yang digunakan sebaiknya memiliki perbandingan yang sesuai dan ditimbang dengan teliti sehingga sewaktu mencampur tidak terlalu kebanyakan salah satu bahan kecuali bahan utama dan pengukuran suhu hidrasi dilakukan dengan teratur.

LAMPIRAN
Tabel 2. Data Pengukuran Suhu Hidrasi Dalam Pembuatan Adonan Papan Semen Serbuk Kayu Kempas Dengan Perlakuan
Jam (WIB)
Suhu (0C)
Keterangan Pengukuran
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
35
33
31
31.5
32
32
32
32
31.5
31.5
31.5
31.5
31
31
31
31
30.5
30.2
30
30
30
31
31
31
31
Awal
Pengukuran 1
Pengukuran 2
Pengukuran 3
Pengukuran  4
Pengukuran 5
Pengukuran  6
Pengukuran  7
Pengukuran  8
Pengukuran  9
Pengukuran  10
Pengukuran  11
Pengukuran  12
Pengukuran  13
Pengukuran  14
Pengukuran  15
Pengukuran  16
Pengukuran  17
Pengukuran  18
Pengukuran  19
Pengukuran  20
Pengukuran  21
Pengukuran  22
Pengukuran  23
Pengukuran  24


Berat Awal : 5 gr
Berat Akhir : 4.1 gr      KA = (cari sendiri ya.. :)

Tabel 5. Data Pengukuran Suhu Hidrasi Dalam Pembuatan Adonan Papan Semen Serbuk Kayu Kempas Tanpa Perlakuan
Jam (WIB)
Suhu (0C)
Keterangan Pengukuran
14.25
15.25
16.25
17.25
18.25
19.25
20.25
21.25
22.25
23.25
24.25
01.25
02.25
03.25
04.25
05.25
06.25
07.25
08.25
09.25
10.25
11.25
12.25
13.25
14.25
31
30
29.5
29
29
29
28.5
28.5
28
28
28
28
28
27.5
27.5
28
28
28
28.5
29.5
30.5
31
31.5
32
32
Awal
Pengukuran 1
Pengukuran 2
Pengukuran 3
Pengukuran  4
Pengukuran 5
Pengukuran  6
Pengukuran  7
Pengukuran  8
Pengukuran  9
Pengukuran  10
Pengukuran  11
Pengukuran  12
Pengukuran  13
Pengukuran  14
Pengukuran  15
Pengukuran  16
Pengukuran  17
Pengukuran  18
Pengukuran  19
Pengukuran  20
Pengukuran  21
Pengukuran  22
Pengukuran  23
Pengukuran  24

Alasan alat generator graff

Generator Van de Graff

petunjuk generator graff