H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 09 Oktober 2023

Renungan Rohani Tentang Komunis

 

SAYA KOMUNIS

Yer 31, Mzm 126, 2 Kor 8 , 9 Oktober 2023

 

 

    Sempat viral klip video pendek berisi perkataan Panji Gumilang, “Saya Komunis” yang dengan sengaja diviralkan kelompok-kelompok tertentu. Tujuannya tentu saja untuk menyerang dan mendiskreditkan beliau seolah-olah itu adalah pengakuannya sebagai komunis. Namun kemudian dibantah bahwa itu adalah kutipan pernyataan rekan bisnisnya dari Tiongkok. Panji Gumilang sangat terkesan kepada rekan bisnisnya ini yang digambarkannya masih muda, profesional dan terutama sangat santun. Lalu dia tergoda untuk bertanya apa agamanya, maka dijawab, “saya komunis”. Dia lalu membandingkan dengan yang seagama yang katanya beragama, ber-Tuhan tetapi sangat gampang marah, memaki-maki dan lebih baik akhlaknya, demikian penekanannya.

    Hal ini tentu saja menjadi semacam tamparan bukan hanya kepada mereka yang seagama, tetapi secara umum juga kepada orang-orang Kristen. Tentu kita tidaklah sebrutal tetangga itu, gampang marah dan mengancam orang beda keyakinan tetapi setidaknya apakah orang-orang Kristen dapat tampil lebih baik dari si komunis itu yang profesional dan sangat santun ?

    Di zaman persaingan yang semakin ketat, pelayanan publik seperti bank, hotel dan termasuk di instansi-instansi pemerintahan khususnya Surabaya sudah lebih maju. Ramah, santun, peduli sudah menjadi standar pelayanan umum dan bahkan cenderung agak berlebihan. Mereka dididik, dilatih dan dituntut melakukan hal itu demi kepuasan para customer. Jadi jika hanya untuk sekedar tampil santun dan profesional, manusia sebenarnya tidak perlu agama bahkan tidak perlu Tuhan. Manusia punya potensi untuk itu.

    Jika demikian, kita membutuhkan Tuhan untuk apa ? Apakah kita butuh Tuhan untuk sekedar bisa survive, bisa bersaing dalam hidup, tampil sebagai pemenang dan berhasil mengatasi berbagai persoalan hidup ? Sebenarnya tanpa Tuhan semua hal itu dapat diselesaikan sendiri, tetapi kita butuh Tuhan sebagai Tuhan, yang mengatur dan memimpin hidup kita menjadi benar dan rohani, melakukan kehendakNya selagi kita hidup. Lalu apakah kehendakNya ? Secara eksplisit kehendak Tuhan dinyatakan dalam Yohanes 15:12 ‘Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”

    Kasih mencakup seluruh hukum, etika, moral, karena kasih bukanlah kemampuan manusia tetapi Allah. Kita dapat mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1 Yohanes 4:19). Kasih manusia fokus kepada diri sendiri, tetapi kasih dari Allah fokusnya kembali kepada Tuhan Allah sendiri. Karena itulah kita membutuhkan Tuhan, karena kita tidak dapat melahirkan kasih ilahi itu. Halleluyah. (LS)

 

 

Questions :

1. Sejauh apakah Anda memahami kasih itu bukan sekedar melakukan kebaikan ?

2. Apakah Anda sudah yakin dan mengalami kasih dari Allah Bapa dalam hidup Anda ?

 

Values :

Kasih mencakup seluruh hukum, etika, moral, karena kasih bukanlah kemampuan manusia tetapi Allah

 

 

 

“Maka Aku berkata kepadamu : Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga (Matius 5:20)”











Renungan Adil Sejak Dalam Pikiran

 

ADIL SEJAK DALAM PIKIRAN

Yer 28-30, 2 Kor 7 , 8 Oktober 2023

 

 

    Pernahkah Anda mendengar narasi “adil sejak dalam pikiran” ? Kalimat ini ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya yang berjudul “Bumi Anak Manusia”. Ia menuliskan pemikiran jernih seorang serdadu Belanda yang membelot karena merasa tidak adil. Saat ini, narasi ‘adil sejak dalam pikiran” sering diucapkan para narasumber dalam acara diskusi di televisi. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “adil sejak dalam pikiran” ?

    Pada dasarnya, manusia bersifat subyektif dan tidak obyektif, artinya ia menilai segala sesuatu dengan cara pandang yang tidak adil jika itu berkaitan dengan dirinya sendiri. Narasi “adil sejak dalam pikiran” menganjurkan kepada kita selalu menilai segala sesuatu dengan adil dan tidak subyektif, bahkan sejak ada dalam pikiran kita, sejak ada dalam hati nurani kita. Seperti yang juga ditulis oleh Rasul Paulus, “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia (Kisah Para Rasul 24:16)”

    Yang menjadi pertanyaan adalah, bisakah kita bersifat adil dan obyektif ? Bukankah pada dasarnya kita punya kecenderungan alami untuk berpikir dan bertindak menguntungkan diri sendiri ? Ada pepatah yang terkenal yang dikatakan oleh Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, “Right or Wrong is my Country” (Salah atau benar adalah negaraku), perkataan ini menggambarkan subyektifitas manusia yang bersifat alami dan dianggap sebagai hal yang wajar. Lalu, apakah kemudian “adil sejak dalam pikiran” hanya sekedar retorika indah namun pada dasarnya tidak akan pernah bisa terlaksana ?

    Ayat bacaan diatas menceritakan kisah raja Daud yang pernah mengambil secara licik istri sahabatnya, Uria, yang bernama Betsyeba, tanpa rasa bersalah. Untuk mengingatkan “dosa” besarnya ini, Nabi Natan menanyakan pendapat Daud tentang seorang yang mengambil anak domba temannya yang hanya punya satu-satunya untuk dimasak bagi tamunya, padahal ia sendiri punya banyak ternak. Pendapat obyektif Daud bagi seorang yang berlaku tidak adil ini adalah : orang itu harus dihukum mati dan dengan cerita ini, Nabi Natan secara terus terang membuka selubung hati licik Daud, dan menunjuk hidungnya, “Engkaulah orangnya itu !”

    Melalui kisah raja Daud, kita mendapat gambaran yang jelas bahwa siapapun kita, terutama kita yang mempunyai kewenangan atau kekuasaan, cenderung terbutakan hati, atau cenderung berhati tak murni, atau cenderung “tidak adil sejak dalam pikiran”. Jika berkaitan dengan kepentingan kita sendiri, kecenderungan melakukan tindakan yang tidak adil ini sering diibaratkan sebagai “pisah yang hanya tajam di satu sisi”, yaitu sisi yang mengarah kepada orang lain, bukan sisi yang mengarah pada kita. Bagaimanakah pendapat Anda ? (DD)

 

 

Questions :

1. Apa pendapat Anda tentang narasi “adil sejak dalam pikiran” ? Benarkah manusia cenderung tidak adil ?

2. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak berlaku seperti pisau yang hanya tajam di satu sisi ?

 

 

Values :

Sebagai warga kerajaan, kita harus mengembangkan dignity Sang Raja, yaitu selalu berhati murni dan tidak ingin mengorbankan orang lain.

Sesuatu yang wajar menurut pendapat umum belum tentu benar, bertindaklah berdasarkan hati murni, sehingga Anda berlaku adil bahkan sejak ada dalam pikiran

 

 

“Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan Ia berkata kepada Natan : “Demi TUHAN yang hidup; orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah Natan kepada Daud : “Engkaulah orang itu !” (2 Samuel 12:5-7a)










Prakiraan Cuaca Tanggal 9 Oktober Prov Kepulauan Riau

 

Selamat pagi dan

Selamat beraktivitas


Berikut kami sampaikan prakiraan cuaca terupdate 09 Oktober 2023 yang berlaku mulai pukul 07.00 WIB.


Prakiraan Cuaca Tanjungpinang dan Bintan

🔹Kondisi Cuaca

     Pagi            : Cerah Berawan⛅

     Siang          : Hujan Ringan Sedang🌧 

     Malam        : Cerah Berawan⛅ 

     Dini Hari     : Cerah Berawan⛅ 

     Ket:

     ☀ : Cerah

     ⛅ : Cerah Berawan

     ☁ : Berawan

     🌧 : Hujan Ringan-

             Sedang

     ⛈ : Hujan Ringan-

             Lebat + Petir

     

🔹Arah Angin Permukaan :

     Tenggara - Selatan

     Kecepatan Angin : 

     05 - 20 km/jam


🔹Suhu : 

     📌 25 - 32 °C


🔹Kelembapan Udara :

     📌 65 - 90 %


🔹Titik Panas (Hotspot) terupdate pada tanggal 09-10-2023 jam 06.00 WIB (sumber data BMKG dan LAPAN) dengan tingkat kepercayaan rendah - tinggi  :

       📌 Tanjungpinang             : 0

       📌 Bintan                             : 0

                                     

🔹Ketinggian Gelombang Signifikan

      Perairan Tg. Pinang :

      0.1 s/d 0.5 m      

      Perairan Batam : 

      0.1 s/d 0.5 m   

      Perairan Karimun : 

      0.1 s/d 0.5 m   

      Perairan Bintan : 

      0.5 s/d 1.0 m   

      Perairan Lingga : 

      0.5 s/d 1.0 m  

      Perairan Anambas : 

      0.5 s/d 1.0 m

      Perairan Natuna :

      0.5 s/d 1.0 m


🔺 Peringatan Dini :

Waspada potensi munculnya titik panas (hotspot) yang dapat menyebabkan kebakaran hutan/lahan akibat suhu udara yang relatif panas dan tutupan awan yang relatif sedikit serta kualitas udara yang kurang baik akibat asap. 


::Prakirawan BMKG Tanjungpinang::

  Cp. 0896 6798 8480

(Jam Operasional 07.00-19.00 WIB) 


https://www.bmkg.go.id
















Prakiraan Cuaca Tanggal 9 Oktober 2023