H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 03 April 2013

DOSA..Penghalang


Dampak DOSA bagi pribadi kita sendiri



Terima kasih Tuhan :)

            Tidak hanya merugikan bumi kita saja , namun dosa juga memiliki dampak yang mengerikan bagi pribadi manusia itu sendiri. Apa sajakah dampak dosa bagi pribadi kita masing-masing ?

Dosa menjadi penghalang terbesar bagi jawaban doa kita
            Mungkin kita sendiri sering bertanya-tanya mengapa doa yang sudah kita naikkan dengan tulus dan kesungguhan hati seringkali sepertinya tidak didengar Tuhan. Cobalah teliti diri kita sepenuhnya, sudahkah kita hiduo benar di hadapan Tuhan ? dikatakan dalam Yesaya 59:2 yakni :
Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar ialah segala dosamu”
            Tuhan sendiri yang menyatakan hal ini dan seharusnya kita mempercayainya sebagai dasar yang kokoh untuk kita tidak berbuat dosa lagi. Bukankah merupakan sebuah kerinduan bagi kita untuk mendapatkan jawaban Tuhan atas semua permohonan doa kita ?

Dosa menimbulkan rasa bersalah yang amat dalam bagi si pelaku
            Tidak bisa disangkal bahwa pernyataan ini benar. Lihatlah bagaimana kehidupan dari seorang ibu yang menggugurkan kandungannya. Dia pasti mengalami depresi berat dan rasa bersalah yang sangat besar dalam hidupnya. Lihat juga bagaimana reaksi dari orang yang mencuri atau berbohong, pastilah ia tidak akan tenang di dalam bertindak atau berkata-kata. Sebab jikalau salah bicara, kebohongannya akan ketahuan. Ia tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Lihatlah juga orang yang berselingkuh, pasti banyaknya tekanan di dalam dirinya. 

Dosa menjauhkan berkat dari kita
            Bayangkan seandainya dosa yang selama ini kita perbuat ketahuan oleh orang-orang di sekitar kita ! apa jadinya jika suami berselingkuh ketahuan oleh istrinya ? atau seorang sektretaris yang ketahuan mencuri uang perusahaan ? semua itu akan membuat berkat lari dari hidup kita dan malah hanya mengundang banyak masalah. Kisah Saul dapat menjadi contoh bagi kita akan akibat perbuatan dosa yang terus menerus dipelihara. Pada akhirnya, takhta kerajaan tetap jatuh ke tangan Daud yang selama ini ia incar untuk dibunuh. Semua niat jahatnya pun berakhir dengan sia-sia.

Dosa merusak hubungan kita dengan sesama
            Tidak semua orang dapat menerima kembali dengan baik seseorang yang sudah dikenal berbuat dosa. Apalgi jika seorang tersebut sudah terbiasa mengulang-ulang perbuatan dosanya. Mungkin sekali atau dua kali berbuat dosa, orang lain masih bisa memaklumi. Namun, jika diulang terus menerus, banyak orang yang pasti tidak mau bergaul dengannya. 

Doa membuat hubungan kita dengan Tuhan menjadi renggang
            Inilah akibat terburuk dari perbuatan dosa, yakni merusak hubungan baik kita dengan Sang Pencipta. Mengapa begitu ? sebab Tuhan kita adalah kudus, dan Dia tidak dapat berhubungan dengan dosa. Lihatlah ayat 1 Yoh 2:16 berikut :

“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.”

Bukankah sudah jelas perbedaan yang sangat mencolok dari keduanya ? jika kita menjalani hidup ini berdasarkan pimpinan dari Roh Tuhan sendiri, maka kita akan menuai kehidupan kekal bersama denganNya di dalam kerajaan sorga. Namun, kedagingan yang merupakan dosa akan membuat kita menuai kebinasaan. Roma 6:23 “Sebab upah dosa adalah MAUT..” 

            Jadi perbuatan dosa kita dapat berujung kepada maut. Karena itulah dosa dapat membuat hubungan kita dengan Tuhan menjadi renggang. Ditambah lagi, ketika berbuat dosa, maka iblis sendiri yang akan mendakwa dan mengintimidasi kita. Ia akan mengatakan bahwa kita tidak layak untuk menghadap Tuhan, sehingga kita merasa diri kita begitu kotor dan tidak ada keinginan untuk berdoa dan memuji Tuhan lagi. Efek dari dosa memberikan dampak bagi kedua belah pihak. Di satu sisi, Tuhan tidak dapat bersatu dengan dosa. Di sisi lain kita merasa hina sehingga tidak layak untuk berdoa kepadaNya. Akhirnya hubungan kita dengan Tuhan bukan lagi hanya sekedar renggang, melainkan putus sama sekali. Jika tidak segera diatasi, hal ini membawa kita semakin dekat dengan kebinasaan !

Sumber : Renungan mansor Edisi Maret

Bertobatlah..sebab kerajaan Allah sudah dekat

Cacat Kayu


KAYU MERANTI

Meranti merah tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya (Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³).berkisar antara 0,3 – 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. Berdasarkan BJnya, kayu ini dibedakan lebih lanjut atas meranti merah muda yang lebih ringan dan meranti merah tua yang lebih berat. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan serta untuk membuat perahu. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas.

             Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti merah dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV; sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreoso.

Kayu Meranti yang diamati memiliki panjang empat kaki atau kurang lebih 121,6 cm; lebar 7 cm, dan tebal 3,5 cm. Kayu Meranti memiliki beberapa cacat setelah diamati, yaitu mata kayu (knots), ratak (cheeks), pecah (shake), lubang serangga, dan perubahan warna. 

Pengerjaan kayu

membuat patung kayu

Diskusi mengenai Perdamaian


Forum Tanya Jawab “Yesus Membawa Pedang ?”

Mutiara kita hari ini :

“Perbuatan baik tidak pernah hilang, dia yang menabur kesopanan menuai persahabatan, dan dia yang menanam kebaikan mengumpulkan cinta” By : Saint Basil

            Tanya : dalam mat 10:34 Tuhan Yesus berkata bahwa Ia dating bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Bukankah Tuhan Yesus dikenal sebagai raja damai dan misiNya adalah untuk membawa damai ke dunia ini ? lalu, apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa Ia datang membawa pedang ke dunia ini ?

Jawab : memang benar, tujuan Yesus datang ke dunia ini adalah untuk membawa damai (Luk 2:14). Ia akan membawa pemulihan hubungan antara manusia dengan Tuhan serta antara manusia dengan sesamanya. Bahkan salah satu gelar Yesus adalah “Raja Damai” (Yes 9:5). Namun ada sisi lain kedatangan Yesus ke dunia ini yakni untuk membawa “pedang”. Pedang yang dimaksud disini adalah sebuah “pertentangan” seperti tampak dalam ayat yang sejajar di Luk 12:51. Pertentangan ini muncul karena pribadi Yesus sendiri. Orang-orang akan saling bermusuhan, karena sebagian akan percaya kepadaNya, sedangkan sebagian lagi tidak. Orang-orang yang percaya kepada Yesus akan berusaha untuk “memenangkan” mereka yang menolakNya. Sebaliknya mereka yang menolak Yesus tidak akan suka dengan mereka yang percaya kepadaNya. Selain itu, gaya hidup orang yang percaya kepada Yesus akan menjauhkan diri dari dosa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Sedangkan mereka yang tidak percaya kepadaNya akan mempunyai gaya hidup yang berdosa dan tidak menghiraukan nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan. Hal-hal ini tak pelak lagi akan menimbulkan pertentangan di dalam masyarakat terutama di dalam sebuah keluarga.

            Jadi kehadiran Yesus pada akhirnya akan “membelah” umat manusia ke dalam dua kelompok : mereka yang percaya kepadaNya dan mereka yang menolakNya. Hal itu akan membawa “pemisahan” dalam sebuah hubungan manusia, bahkan yang paling erat sekalipun, seperti keluarga. Keluarga adalah institusi paling kecil sekaligus paling erat kesatuannya di dalam masyarakat. Anggota-anggota keluarga seperti ini pada akhirnya akan mengalami “perpecahan” oleh karena Yesus (Mat 10:35-36). Inilah sebuah paradoks dari kehadiran Yesus di dunia ini. Di satu sisi, Ia datang untuk membawa damai sejahtera, khususnya bagi mereka yang percaya kepadaNya. Namun disisi lain, Ia juga membawa pedang sehingga hubungan yang paling erat sekalipun di antara manusia akan tercerai beraikan.

            Namun kita yang percaya kepada Yesus dituntut agar senantiasa berada di pihakNya, sekalipun kita harus mengalami penolakan dan pertentangan dari anggota keluarga kita sendiri, khususnya mereka yang tidak percaya kepadaNya. Yesus menggambarkan betapa keberpihakan kepadaNya itu sangat penting. Dengan tegas Yesus berkata bahwa barang siapa mengasihi keluarganya atau nyawanya sendiri lebih dari DIA, maka orang itu tidak layak bagiNya (Mat 10:37-39).

            Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa kehadiran Yesus dapat membawa “Krisis” di dalam sebuah keluarga. Manusia akan dipaksa untuk mengambil keputusan, apakah percaya kepada Yesus atau tidak. Dan kita tidak boleh netral (Mat 12:30). Kita harus memilih, percaya kepada Yesus atau menolakNya. Lebih mengasihi Dia dari anggota keluarga kita, bahkan nyawa kita sendiri, atau tidak. Pilihan ada di tangan kita. Tetapi kita memilih untuk percaya kepadaNya dan melayaniNya, maka kita akan mendapat upah dariNya, bukan saja di Sorga nanti, tetapi juga ketika kita masih ada di dunia ini (Mat 19:29).

Sumber : Renungan Mansor edisi Maret 2013

Pendalaman Alkitab “Mazmur 23:1”



Hubungan Pemazmur dengan Tuhannya

            Banyak dari mazmur-mazmur Daud penuh dengan keluhan, namun yang satu ini penuh dengan penghiburan dan ungkapan kegembiraan akan kebaikan yang luar biasa dari Tuhan dan ketergantungan kepadaNya. Tuhan adalah gembalaku (ayat 1a), kata pertama dari mazmur ini adalah TUHAN (Yahweh). Kata ini memberikan gambaran yang kaya akan pemeliharaan dan perlindungan sesuai dengan janji Tuhan. Dia berjanji bahwa Tuhan adalah Tuhan yang memedulikan umatNya, yang berlimpah kasih sayangNya, yang panjang sabar, yang mengampuni kesalahan umatNya (Kel 34:6-7). Daud sendiri pernah menjadi seorang gembala. Dia diambil dari tempat domba-domba yang menyusui (Mazmur 78:70-71), jadi dari pengalamannya itu dia tahu seperti apa kepedulian dan kasih yang lemah lembut dari seorang gembala terhadap kawanan dombanya. 

            Kyle M. Yates, Jr. mengatakan “kata-kata ini dilatarbelakangi oleh pengalaman panjang mempercayai Tuhan. Hubungan yang berharga antara bangsa Israel dengan Tuhan cocok sebagai suatu realisasi individu. Gambaran tentang gembala yang setia merupakan satu contoh pemeliharaan penuh perhatiaan dan penjagaan tak berkesudahan. Secara naluriah, domba percaya bahwa gembala akan menyediakan segala yang diperlukan untuk hari esok.” Disini pemazmur menekankan kata “gembalaku”. Bangsa Israel selalu tergoda untuk mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Tuhan kami (Ul 6:4). Mereka lupa bahwa Tuhan Israel juga Tuhan setia[ individu. Mazmur ini memberikan kepada kita hak untuk mengatakan bahwa Tuhan adalah gembalaku, bukan hanya gembalamu. Dengan menyebut “gembalaku”, daud menggambarkan kepeduliaan Tuhan sehingga takkan kekurangan aku (ayat 1b). atau dapat dikatakan bahwa aku tidak ingin yang lain lagi. Tuhan itu cukup bagi kita, Dia bukan hanya membaringkan, membimbing, menyegarkan, menuntun,…..  , bahkan Tuhan yang menjelma menjadi manusia dalam pribadi Yesus Kristus menyelamatakan manusia. Kalau dalam PL, domba mati untuk gembala, tetapi di dalam perjanjian baru (PB), gembala mati untuk dombanya, Dialah Yesus yang pernah mengatakan, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombaNya.” (Yoh 10:11). Matthew Henry mengatakan,” Janganlah ada yang takut kelaparan jika mereka menemukan dan memiliki Dia sebagai Pemberi mereka makan.”

Aplikasi : Tuhan Yesus mati untuk menyelamatkan dombaNya, Dia hidup untuk memelihara dombaNya, dan Dia itu juga yang akan datang kembali untuk member upah kepada dombaNya yang setia. Kita semua yang percaya adalah dombaNya. Sudahkah anda bergantung kepadaNya dan berkata bahwa Tuhan itu cukup bagi Anda ?

Sumber : Renungan Mansor edisi Maret 2013
 
Kotak

Tempat Pensil