H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 03 April 2013

Diskusi mengenai Perdamaian


Forum Tanya Jawab “Yesus Membawa Pedang ?”

Mutiara kita hari ini :

“Perbuatan baik tidak pernah hilang, dia yang menabur kesopanan menuai persahabatan, dan dia yang menanam kebaikan mengumpulkan cinta” By : Saint Basil

            Tanya : dalam mat 10:34 Tuhan Yesus berkata bahwa Ia dating bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Bukankah Tuhan Yesus dikenal sebagai raja damai dan misiNya adalah untuk membawa damai ke dunia ini ? lalu, apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa Ia datang membawa pedang ke dunia ini ?

Jawab : memang benar, tujuan Yesus datang ke dunia ini adalah untuk membawa damai (Luk 2:14). Ia akan membawa pemulihan hubungan antara manusia dengan Tuhan serta antara manusia dengan sesamanya. Bahkan salah satu gelar Yesus adalah “Raja Damai” (Yes 9:5). Namun ada sisi lain kedatangan Yesus ke dunia ini yakni untuk membawa “pedang”. Pedang yang dimaksud disini adalah sebuah “pertentangan” seperti tampak dalam ayat yang sejajar di Luk 12:51. Pertentangan ini muncul karena pribadi Yesus sendiri. Orang-orang akan saling bermusuhan, karena sebagian akan percaya kepadaNya, sedangkan sebagian lagi tidak. Orang-orang yang percaya kepada Yesus akan berusaha untuk “memenangkan” mereka yang menolakNya. Sebaliknya mereka yang menolak Yesus tidak akan suka dengan mereka yang percaya kepadaNya. Selain itu, gaya hidup orang yang percaya kepada Yesus akan menjauhkan diri dari dosa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Sedangkan mereka yang tidak percaya kepadaNya akan mempunyai gaya hidup yang berdosa dan tidak menghiraukan nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan. Hal-hal ini tak pelak lagi akan menimbulkan pertentangan di dalam masyarakat terutama di dalam sebuah keluarga.

            Jadi kehadiran Yesus pada akhirnya akan “membelah” umat manusia ke dalam dua kelompok : mereka yang percaya kepadaNya dan mereka yang menolakNya. Hal itu akan membawa “pemisahan” dalam sebuah hubungan manusia, bahkan yang paling erat sekalipun, seperti keluarga. Keluarga adalah institusi paling kecil sekaligus paling erat kesatuannya di dalam masyarakat. Anggota-anggota keluarga seperti ini pada akhirnya akan mengalami “perpecahan” oleh karena Yesus (Mat 10:35-36). Inilah sebuah paradoks dari kehadiran Yesus di dunia ini. Di satu sisi, Ia datang untuk membawa damai sejahtera, khususnya bagi mereka yang percaya kepadaNya. Namun disisi lain, Ia juga membawa pedang sehingga hubungan yang paling erat sekalipun di antara manusia akan tercerai beraikan.

            Namun kita yang percaya kepada Yesus dituntut agar senantiasa berada di pihakNya, sekalipun kita harus mengalami penolakan dan pertentangan dari anggota keluarga kita sendiri, khususnya mereka yang tidak percaya kepadaNya. Yesus menggambarkan betapa keberpihakan kepadaNya itu sangat penting. Dengan tegas Yesus berkata bahwa barang siapa mengasihi keluarganya atau nyawanya sendiri lebih dari DIA, maka orang itu tidak layak bagiNya (Mat 10:37-39).

            Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa kehadiran Yesus dapat membawa “Krisis” di dalam sebuah keluarga. Manusia akan dipaksa untuk mengambil keputusan, apakah percaya kepada Yesus atau tidak. Dan kita tidak boleh netral (Mat 12:30). Kita harus memilih, percaya kepada Yesus atau menolakNya. Lebih mengasihi Dia dari anggota keluarga kita, bahkan nyawa kita sendiri, atau tidak. Pilihan ada di tangan kita. Tetapi kita memilih untuk percaya kepadaNya dan melayaniNya, maka kita akan mendapat upah dariNya, bukan saja di Sorga nanti, tetapi juga ketika kita masih ada di dunia ini (Mat 19:29).

Sumber : Renungan Mansor edisi Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar