Forum
Tanya Jawab “Yesus Membawa Pedang ?”
Mutiara
kita hari ini :
“Perbuatan
baik tidak pernah hilang, dia yang menabur kesopanan menuai persahabatan, dan
dia yang menanam kebaikan mengumpulkan cinta” By : Saint Basil
Tanya : dalam mat 10:34 Tuhan Yesus berkata bahwa Ia
dating bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Bukankah Tuhan Yesus
dikenal sebagai raja damai dan misiNya adalah untuk membawa damai ke dunia ini ?
lalu, apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa Ia datang membawa pedang ke
dunia ini ?
Jawab
: memang benar, tujuan Yesus datang ke dunia ini adalah untuk membawa damai
(Luk 2:14). Ia akan membawa pemulihan hubungan antara manusia dengan Tuhan
serta antara manusia dengan sesamanya. Bahkan salah satu gelar Yesus adalah
“Raja Damai” (Yes 9:5). Namun ada sisi lain kedatangan Yesus ke dunia ini yakni
untuk membawa “pedang”. Pedang yang dimaksud disini adalah sebuah
“pertentangan” seperti tampak dalam ayat yang sejajar di Luk 12:51.
Pertentangan ini muncul karena pribadi Yesus sendiri. Orang-orang akan saling
bermusuhan, karena sebagian akan percaya kepadaNya, sedangkan sebagian lagi
tidak. Orang-orang yang percaya kepada Yesus akan berusaha untuk “memenangkan”
mereka yang menolakNya. Sebaliknya mereka yang menolak Yesus tidak akan suka
dengan mereka yang percaya kepadaNya. Selain itu, gaya hidup orang yang percaya
kepada Yesus akan menjauhkan diri dari dosa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Sedangkan mereka yang tidak percaya kepadaNya akan mempunyai gaya hidup yang
berdosa dan tidak menghiraukan nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan. Hal-hal ini
tak pelak lagi akan menimbulkan pertentangan di dalam masyarakat terutama di
dalam sebuah keluarga.
Jadi kehadiran Yesus pada akhirnya akan “membelah” umat
manusia ke dalam dua kelompok : mereka yang percaya kepadaNya dan mereka yang
menolakNya. Hal itu akan membawa “pemisahan” dalam sebuah hubungan manusia,
bahkan yang paling erat sekalipun, seperti keluarga. Keluarga adalah institusi
paling kecil sekaligus paling erat kesatuannya di dalam masyarakat.
Anggota-anggota keluarga seperti ini pada akhirnya akan mengalami “perpecahan”
oleh karena Yesus (Mat 10:35-36). Inilah sebuah paradoks dari kehadiran Yesus
di dunia ini. Di satu sisi, Ia datang untuk membawa damai sejahtera, khususnya
bagi mereka yang percaya kepadaNya. Namun disisi lain, Ia juga membawa pedang
sehingga hubungan yang paling erat sekalipun di antara manusia akan tercerai
beraikan.
Namun kita yang percaya kepada Yesus dituntut agar
senantiasa berada di pihakNya, sekalipun kita harus mengalami penolakan dan
pertentangan dari anggota keluarga kita sendiri, khususnya mereka yang tidak
percaya kepadaNya. Yesus menggambarkan betapa keberpihakan kepadaNya itu sangat
penting. Dengan tegas Yesus berkata bahwa barang siapa mengasihi keluarganya
atau nyawanya sendiri lebih dari DIA, maka orang itu tidak layak bagiNya (Mat
10:37-39).
Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa kehadiran Yesus
dapat membawa “Krisis” di dalam sebuah keluarga. Manusia akan dipaksa untuk
mengambil keputusan, apakah percaya kepada Yesus atau tidak. Dan kita tidak
boleh netral (Mat 12:30). Kita harus memilih, percaya kepada Yesus atau
menolakNya. Lebih mengasihi Dia dari anggota keluarga kita, bahkan nyawa kita
sendiri, atau tidak. Pilihan ada di tangan kita. Tetapi kita memilih untuk
percaya kepadaNya dan melayaniNya, maka kita akan mendapat upah dariNya, bukan
saja di Sorga nanti, tetapi juga ketika kita masih ada di dunia ini (Mat
19:29).
Sumber : Renungan
Mansor edisi Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar