H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Jumat, 18 Oktober 2013

Artikel Kecerdasan Anak


MEMBANGUN KECERDASAN, SEMANGAT DAN PROSPEK ANAK
Penulis : Ir. Rakhman Naibaho, MM


        Kemajuan satu bangsa tergantung pada kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola, memanfaatkan segala potensi disekitarnya menjadi berdaya guna dan bermanfaat terhadap nilai kehidupan. Lebih objektif kemajuan suatu bangsa dinilai dari kecerdasan masyaakatnya, itulah sebabnya seorang pemimpin yang bijak umumnya memprioritaskan peningkatan pengetahuan masyarakat agar tidak pasif tetapi partisipatif dan proaktif.
        Pendidikan, satu kota yang sederhana tetapi apakah pendidikan itu telah berhasil mencerdaskan, pertanyaan ini harus kita jawab bersama tidak hanya kepada pelaku pendidikan, kita sebagai orangtua dan sebagai masyarakat wajib dan bertanggung jawab agar pendidikan berhasil. “Membangun Kecerdasan, Semangat dan Prospek Anak Didik” adalah topik yang layak kita ketahui dan sadari sehingga ada keselarasan Pemerintah dan masyarakat melangkah lebih maju.
        Peranan orang tua, mencerdaskan anak didik. Cerdas diartikan sempurna perkembangan akal budinya (berpikir dan mengerti), tajam pikiran dan sebagainya, tentunya tidak mudah membuat anak menjadi cerdasatau merubah IQ (Intelligence Quotation) dibawah 100 menjadi diatas 100 dalam waktu singkat, perlu proses bahkan sejak menjadi janin di dalam rahim ibu adalah awal yang tepat membangun kecerdasan anak dengan memperhatikan kelayakan giji untuk janin dan ibu. Kita lewatkan kondisi tersebut dan focus kepada anak didik agar lebih cerdas.
        Semua manusia pada hakikatnya terlahir dengan segala citra yang lengkap, perubahan citra tersebut adalah proses yang dipengaruhi berbagai factor, paling dominan adalah lingkungan. Lingkungan dalam arti luas semua orang yang dalam kehidupan sehari-hari ada interaksi social, orangtua adalah yang paling besar diikuti dengan pendidikan dan budaya sekitar. Pembentukan kepribadian anak adalah awal dari didik anak, keberhasilan membangun pribadi anak adalah satu proses yang sudah selesai sebelum melakukan.
        Uraian ini merupakan pengalaman yang sederhana mudah-mudahan bermanfaat bagi kita. Kita sebagai orangtua tidak salah kalau kita bertanya kepada anak setelah terbangun dari tidurnya “enak tidurnya”, si anak akan bertanya dalam hatinya “Apa maksud orangtua?” atau langsung manjwab enak. Jawaban itu membuktikan bahwa anak tersebut tidak mau susah berpikir. Yang mulai berpikir adalah kita sebagai orangtua yaitu mengajak anak agar mampu mereview apa yang ada dalam mimpi dengan mencoba bertanya apa mimpinya. Kemampuan review alam bawah sadar (mimpi) akan mendorong lebih memampukan diri review alam sadar. Oleh karena itu mengajak anak mampu menjelaskan mimpinya, kita telah mengembangkan daya ingat anak. Aplikasi berikutnya pada kehidupan keseharian anak didik yang sudah sekolah, membiasakan komunikasi dengan mengingatkan anak didik agar memperhatikan dan merekam semua yang dilihat dan didengar dari guru sejak duduk di ruang kelas dan waktu jedah agar dimanfaatkan untuk review apa yang disampaikan guru sebelumnya. Pengendapan pengetahuan / ilmu, sepulang dari sekolah berikan waktu dirumah 10-15 menit sebelum makan untuk mereview apa yang dilihat dan didengar dan dipelajari selama di sekolah. Kenapa sebelum makan, karena otak masih bekerja dan sesudah makan otak akan lemah daya pikir akan rendah. Kebiasaan ini akan meningkatkan daya ingat anak didik dengan demikian akan terbangun kecerdasan anak didik.
        Peranan unsur pendidik, membangun semangat anak didik. Kegagalam anak didik kebanyakan karena bersekolah itu hanya sebagai harga diri semata, sehingga semangat belajar hanya sekedar, karena tidak didasari tujuan yang fundamental. Banyak cara untuk mengembangkan semangat anak didik, salah satu diantaranya menciptakan alam pikiran anak didik untuk perubahan dari tanpa semangat atau dorongan menjadi penuh semangat dengan menghidupkan EQ (Emotional quotation). Contoh  dengan membawa anak didik ke tempat tertentu (bukan tempat wisata) seperti daerah kumuh dengan penduduk serba kekurangan, memberikan kesempatan berdialog. Secara spontan anak didik akan merenungkan tidak mau bodoh, saya harus belajar agar saya cerdas karena semua orang pasti tidak mau miskin dengan demikian akan muncul semangat baru untuk belajar.
        Semua yang diuraikan diatas , penuis mencoba dengan bahasa yang sederhana agar dapat dipahami semua lapisan masyarakat dan bisa di terapkan dalam mendidik anak menjadi lebih baik.

Kesimpulan : Dalam pendidikan tidak ada kata terlambat dan dibatasi ruang lingkup sekolah. Mungkin sudah saatnya orang-orang yang memiliki pengalaman dilibatkan untuk pencerahan kepada anak didik., dalam bentuk pengabdian (Penulis adalah Kadis Kehutanan dan Perkebunan Kab. Samosir tahun 2009-2011).