H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 02 Maret 2016

Quater Life Crisis 25



Quater Life Crisis
10 Kegalauan yang biasa dialami di usia 25 Tahun

Apakah usiamu hampir memasuki usia 25 tahun? Sering merasa galau yang tidak diketahui sebabnya? Kalau kamu mengalami salah satu dari kegalauan-kegalauan berikut ini, sepertinya kamu mengalami 'Quater Life Crisis'.

1. Berpikir di usia 25 kamu sudah memiliki pekerjaan impianmu
Saat kamu lulus kuliah di usia 22 tahun, kamu merasa akan mudah mencari pekerjaan yang kamu idam-idamkan. Dalam benaknmu tidak ada perusahaan yang menolak seorang anak muda lulusan universitas ternama dan IPK tinggi. Berbagai bursa kerja rajin kamu sambangi. Dan memang ada satu dua pekerjaan yang tertarik dengan kemampuanmu. Congrats! Akhirnya kamu dapat pekerjaan juga!
Masalah mulai menghampiri saat kamu bertambah dewasa, 3 tahun berlalu cepat. Dan hampir sebagian besar anak muda usia 25 bosan dengan pekerjaannya.

2. Galau melihat dunia tidak seperti yang kamu tahu sebelumnya
Entah mengapa, semakin kita beranjak tua , semuanya menjadi begitu rumit. semakin rumit Menjadi segalanya. Idealisme yang kita anut di usia yang lebih mudah ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di usia 25 tahun. Kamu semakin galau apalagi kamu masih....

3. Jomblo dan satu persatu temanmu mulai menikah
Kamu masih saja 'jomblo',sementara satu persatu sahabatmu mulai menikah atau 'pacaran-nya' mulai serius. Kamu mulai rutin menerima undangan pernikahan dari teman-temanmu. Entah mengapa kamu merasa galau saat harus menghadiri pesta pernikahan mereka.

4. Kamu mulai panik dan mulai mencari atau minta dicariin 'pacar'
Diam - diam kamu mendaftar keanggotaan situs kencan online. Kamu juga memasang status 'single' di sejumlah situs pertemanan. Apakah kamu mulai panik? Apalagi saat ketemu teman lama, kamu minta dicariin pasangan serius.

5. Atau kamu mulai bosan dengan hubungan cintamu yang tidak jelas dan kamu ingin sendiri..
Pacaran selama beberapa tahun membuatmu galau. Entah mengapa kamu merasa hubungan cintamu mulai kabur dan mengambang. Tidak ada kejelasan untuk masa depan yang lebih serius. Kamu memutuskan untuk sendiri. Tapi...

6. Teman-temanmu sedikit sedikit mulai berkurang
Satu demi satu temanmu semakin berkurang karena kesibukan pribadi. Rencana 'hang out' bareng dibatalkan di detik-detik terakhir dengan alasan harus menemani pacar belanja bareng atau lembur akhir pekan di kantor. Kamu mulai menyadari kehidupan sosialmu tidak seseru di usia 20.

7. Pengeluaranmu semakin banyak dibanding penghasilanmu. Itu membuatmu galau
Kehidupan sosialmu yang gila-gilaan membuatmu harus membayar tagihan yang begitu banyak di akhir bulan. Akhirnya kamu mulai menyadari bahwa penghasilanmu tidak mencukupi lagi untuk membeli berbagai macam kebutuhan yang sebenarnya tidak penting. Kamu mulai galau dan merasa takut dengan kesehatan finansialmu. Kamu tidak mau khan harus berakhir 'bangkrut' seperti Lindsay Lohan?

8. Sementara keluarga mulai sering menanyakan pertanyaan ini padamu
Keluarga sering menanyakan kapan kamu akan menikah, kapan kawin, kapan ngenalin pacar, dll. Tekanan-tekanan ini membuatmu bosan dan galau. Kamu merasa ingin menyendiri dan pergi ke tempat-tempat yang tidak ada yang menanyakan pertanyaan itu padamu.

9. Kamu mulai menyukai bepergian ke tempat-tempat yang jauh dan menikmati suasana baru
Travelling ke berbagai tempat yang jauh akan memberimu berbagai suasana baru pada kehidupanmu. Kamu mulai menikmati hidup dan merasa nyaman. Tapi kamu harus ...

10. Kembali menjalani kehidupanmu. Karena kamu mulai menyadari ini hanyalah bagian perjalanan hidup yang harus kamu lewati agar kamu menjadi pribadi yang lebih kuat dari sebelumnya.
Akhirnya kamu menyadari, krisis di usia 25 ini tidak dapat kamu hindari dan kamu harus menjalaninya. Setelah melewati semua ini kamu akan lebih kuat menghadapi fase-fase kehidupan berikutnya Guys!
So, jalani saja semua krisis umur 25 ini karena kamu akan mendapatkan 'pelajaran berharga' dalam kehidupan ini.





Kondisi Tubuh 24 Jam



Penjelasan ilmiah tentang kondisi tubuhmu dalam 24 jam


Tulisan ini menjelaskan bahwa saat bangun tidur tekanan darah dalam tubuh akan meningkat dan hormon pemicu stres dalam tubuh juga akan meningkat.
Pernahkah kamu berpikir bagaimana kondisi tubuh kita dalam 24 jam saat digunakan beraktivitas? Sudah sesuaikah waktu tidur kita? Sudah benarkah jadwal kita selama ini?

Tulisan ini menjelaskan bahwa saat bangun tidur tekanan darah dalam tubuh akan meningkat dan hormon pemicu stres dalam tubuh juga akan meningkat 50% guna membantu tubuh seseorang agar siap menjalani hari. Pagi hari juga merupakan waktu yang baik untuk bercukur karena saat terjadi luka, darah hanya akan keluar dalam jumlah sedikit.

Setelah itu seseorang bisa mulai mengonsumsi kopi pagi mereka sebelum mulai bekerja. Menurut para peneliti aktivitas mental seseorang akan mulai aktif dalam 2,5 jam sampai 4 jam setelah bangun tidur. Dan jika kamu biasa berolahraga, waktu terbaik untuk melakukannya adalah pukul 16.30 karena berdasarkan penelitian otot akan terbentuk 20% lebih kuat di sore hari.

Olahraga sering dipandang sebagai aktivitas wajib, punya pola tertentu, dan terkesan kaku. Namun, seiring perkembangannya, olahraga mulai bisa “bersikap” fleksibel dalam setiap gerakannya. Kita tak harus menghentak dengan kuat dan cepat, tapi juga mengikuti irama yang santai, lenggak-lenggok tubuh yang gemulai, serta kegembiraan dalam melakukannya.

Olahraga pagi sering dianggap lebih efektif. Menurut para pakar kesehatan, olahraga pagi hari bisa meningkatkan metabolisme, sehingga mampu mengatur tubuh untuk membakar lebih banyak kalori sepanjang hari. Bahkan, saat Anda beristirahat pun tubuh masih membakar kalori. Selain itu, udara pagi masih bersih sehingga terasa lebih nyaman saat Anda berolahraga di luar ruangan.

Namun jika Anda bukan termasuk orang yang mudah bangun pagi, olahraga pada sore atau menjelang malam hari pun tak kalah efektif. Bahkan, ada empat keuntungan yang Anda dapatkan:

Anda lebih banyak memikirkan konsekuensi dari tindakan Anda. Sore hingga malam hari umumnya memang kerap diisi aktivitas seperti ngopi-ngopi atau makan bersama teman-teman, atau bersantai di depan TV. Namun ketika Anda merencanakan latihan sepulang kantor, aktivitas yang serba memanjakan diri tersebut akan berkurang. Anda pasti tak akan makan berlebihan sebelum berlatih aerobik atau yoga. Setelah latihan, Anda juga cenderung menjaga apa yang Anda makan, karena tak ingin semua upaya Anda untuk latihan menjadi sia-sia, kan?

Tidur lebih nyenyak. Jika Anda tergolong orang yang baru “hidup” menjelang malam, latihan olahraga akan membantu mengeluarkan energi pada puncak produktivitas Anda sepanjang hari. Setelah latihan, tubuh yang lelah membuat Anda cepat mengantuk. Hasilnya, Anda bisa tidur lebih pulas dan bangun dalam kondisi lebih segar.

Lebih mudah jadi kebiasaan. Banyak orang yang merasa terpaksa ketika harus bangun pagi untuk olahraga. Akibatnya, Anda sulit menjadikan olahraga pagi sebagai kebiasaan. Apalagi jika malam sebelumnya Anda baru begadang. Kalau memang ini yang terjadi, sudahlah, jangan dipaksa. Lebih baik, coba untuk olahraga pada sore hari. Anda tidak harus ke gym untuk olahraga sore. Anda bisa latihan sendiri di rumah, berenang di kolam renang di kompleks perumahan, jogging, bulutangkis, atau apa saja yang Anda sukai untuk membuat tubuh berkeringat.

Memulihkan diri dari stres sepanjang hari. Ini keuntungan yang paling utama. Bila sepanjang hari Anda sudah ditempa beban pekerjaan, stres karena hasil kerja Anda tidak memuaskan atasan, atau merasa pinggang dan punggung pegal karena duduk di depan komputer sepanjang, tak ada yang lebih melegakan ketimbang memulihkan diri melalui olahraga. Cukup latihan satu jam atau bahkan 30 menit, stres akan mereda dan membuat Anda mampu berpikir lebih jernih mengenai apa yang Anda alami sepanjang hari. Atau sebaliknya, Anda jadi mampu melupakan hal-hal yang menimbulkan stres. Tubuh yang lelah usai latihan, lagi-lagi membuat tidur Anda lebih nyenyak!



Usia Muda



Usia Muda Juga Rentan Diabetes

Kalau Anda sedang berada di usia yang produktif, ritme kegiatan Anda sehari-hari pasti sangat padat. Positifnya, Anda memang tertantang untuk bisa menyelesaikan semua target Anda dari waktu ke waktu, dan merasakan kepuasan dengan sukses dan keberhasilan. Hati-hati, bisa jadi kesibukan ini merupakan sinyal agar Anda mulai lebih peduli dengan kesehatan, salah satunya soal diabetes.
Olahraga yukk

Anda pasti pernah mendengar mitos yang menyebutkan kalau diabetes baru bisa terjadi ketika seseorang berusia 50 tahun ke atas. Faktanya, diabetes tidak memandang usia! Anda berpotensi menjadi diabetesi (orang dengan diabetes) bahkan di usia muda sekalipun. Belum lagi, kalau Anda keturunan diabetes, Anda enam kali lebih berisiko terkena diabetes. Kok bisa?

Seiring kesibukan yang semakin padat, gaya hidup dan pola makan Anda pun ikut berubah. Contoh sederhana, saat memilih tempat untuk meeting atau kumpul-kumpul bersama teman-teman. Pilihan tempat Anda tentunya berbeda dibandingkan ketika Anda masih kuliah. Sekarang, tentu Anda lebih memilih tempat lebih nyaman dengan menu serba enak.
Tapi perlu disadari, menu dengan rasa lezat yang disajikan di restoran atau cafe ada yang memiiki kandungan lemak yang tinggi. Kelebihan asupan lemak berpotensi menyebabkan kegemukan. Kegemukan ini yang nantinya menyebabkan gangguan pada kerja pankreas (organ yang berhubungan dengan metabolisme gula). Kalau sudah begini, risiko diabetes akan semakin besar.

Jangan lupakan kudapan dan minuman yang kebanyakan rasanya manis. WHO (World Health Organization) merekomendasikan mengurangi asupan gula sampai hanya 25 gram (atau setara dengan 2 sendok makan) per hari untuk memberikan manfaat kesehatan tambahan pada orang dewasa.

Hati-hati, asupan gula harian datang bukan hanya dari gula yang kita tambahkan di teh atau kopi, melainkan juga dari “gula tersembunyi” pada makanan dan minuman yang kita santap, sebut saja martabak manis, atau minuman di dalam kemasan botol dan kaleng, atau cafe latte kesukaan yang kita pesan waktu nongkrong bareng di coffeshop. Akibatnya, batas asupan gula harian jadi sangat mudah terlampaui.

Kelebihan asupan gula ini pelan-pelan akan memberatkan kinerja insulin (hormon yang berhubungan dengan metabolisme gula), dan perlahan menyebabkan diabetes. Inilah alasannya, pola makan yang tidak dijaga dapat mengundang diabetes di usia muda.

Diabetes bisa dihindari di usia muda jika Anda disiplin menerapkan pola hidup sehat, salah satunya dengan mengatur makanan Anda sehari-hari. Batasi konsumsi makanan siap saji, dan pilih menu makanan yang rendah lemak. Biasakan juga rutin berolahraga, minimal selama total 150 menit setiap minggunya. Anda pun masih tetap bisa merasakan manis dengan mengganti gula ke gula rendah kalori. Berkumpul bersama orang terdekat bisa tetap “manis”. Hidup sehat pun bisa tetap bisa menyenangkan.

Proses Penyebaran Racun



Begini Cara Kerja Racun Sianida dalam Tubuh

Kematian seorang wanita, Mirna Salihin, di sebuah mal besar di Jakarta masih menyimpan tanda tanya besar. Bagaimana dia bisa meninggal hanya karena minum kopi, siapa pelakunya dan bagaimana bila dugaan polisi akan adanya racun sianida itu benar? 
Regional Coordinator di WHO South East Asia Regional Office Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan sianida merupakan zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu.

Zat Beracun
"Efek sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit. Di sisi lain, sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida juga dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, dan ganggang. Sianida juga ada dalam asap rokok, misalnya, juga asap kendaraan bermotor, bahan industri, pertambangan dan lainnya," katanya melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Senin (11/1/2016).

Sedangkan hidrogen sianida, kata Tjandra, merupakan cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih.

"Hidrogen sianida sangat mudah masuk ke dalam saluran pencernaan. Dalam dosis besar, sianida dapat sangat fatal akibatnya. Setelah terpapar, sianida langsung masuk ke dalam pembuluh darah. Jika sianida yang masuk ke dalam tubuh masih dalam jumlah yang kecil, maka sianida akan diubah menjadi tiosianat yang lebih aman dan diekskresikan dari tubuh. Namun bila jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang besar, tubuh tidak akan mampu untuk mengeluarkannya. Bila sianida masuk melalui sistem pencernaan maka kadar tertinggi adalah di hati," ujarnya.

Keracunan sianida bukan hanya berakibat buruk pada sistem kardiovaskuler, tapi juga peningkatan resistensi vaskuler dan tekanan darah di dalam otak, sistem pernapasan dan sistem susunan saraf pusat. Sistem endokrin biasanya terganggu pada keracunan kronik sianida.

Dan yang mengakibatkan timbulnya kematian adalah karena sianida mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase, sehingga akan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobic serta gangguan respirasi seluler. Sebagai akibatnya hanya dalam waktu beberapa menit akan mengganggu transmisi neuronal.

"Tanda awal dari keracunan sianida adalah peningkatan frekuensi pernapasan, nyeri kepala, sesak napas, perubahan perilaku seperti cemas, agitasi dan gelisah serta berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul. Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap susunan saraf pusat dalam bentuk tremor, aritmia, kejang-kejang, koma, dan penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung," katanya.

Di sisi lain, menurut ahli kesehatan, John P. Cunha, DO, FACOEP, sianida bekerja dengan membuat tubuh terhenti dari akses oksigen sehingga manusia akan meninggal lebih cepat. 
"Sumber sianida bisa dari asap kebakaran dari karet, plastik, dan sutera, penelitian kimia, plastik sintetis, pengolahan logam, dan industri elektroplating menggunakan sianida. Aprikot, kentang dan singkong yang dikonsumsi berlebihan juga disebut dapat mengeluarkan sianida," kata Cunha, seperti dikutip Emedicinehealth.

Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah asap rokok. "Sianida secara alami ditemukan dalam tembakau, dan perokok memiliki lebih dari 2,5 kali sianida dalam darah walaupun umumnya tidak cukup menyebabkan keracunan."

Cunha menambahkan keracunan sianida tidak dapat diobati di rumah. Bahkan dokter pun kerap salah menilai dan pasien akan cepat meninggal. "Racun sianida akan menyebar cepat dalam tubuh. Banyak yang tidak dapat tertolong. Untuk itu, ketika muncul gejala pasien harus ditangani tenaga medis secepat mungkin," katanya.**