H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 04 Maret 2013

Inventarisasi Hutan : Alat Bitterlich


Peranan Kegiatan Inventarisasi Hutan

   Inventarisasi hutan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam bidang kehutanan. Hal ini penting karena untuk melakukan pengolahan terhadap hutan dibutuhkan data yang lengkap sehingga metode pengelolaan hutan yang tepat dapat ditentukan. Kebanyakan kegiatan inbventarisasi hutan bertujuan untuk menaksir besarnya volume tegakan karena volume tegakan merupakan variabel yang penting dalam pengelolaan hutan. Dalam suatu inventarisasi hutan selalu dilakukan dengan melakukan pengukuran sejumlah pohon di dalam petak ukur sampel. Parameter yang digunakan sebagai dasar pengukuran di setiap petak ukur tersebut adalah diameter pohon, tinggi pohon serta luas bidang dasar pohon (Simon, 1987).
Dalam kegiatan inventarisasi hutan dilakukan kegiatan pengukuran diameter dan pengukuran luas bidang dasar pohon yang akan bermanfaat dalam hal pemanena hasil hutan berupa kayu. Dalam pengukuran luas bidang dasar pohon yang dilakukan terhadap tegakan hutan, yang dimaksud dengan bidang dasar pohon adalah penampang lintang batang pada tinggi pohon 1.3 meter dari permukaan tanah. Karenapada umumnya bentuk batang pohon tidak persis bulat seperti lingkaran, maka pengukuran biasanya dilakukan sebanyak dua kali yaitu dengan arah pengukuran yang bersudut sembilan puluh derajat (90o). Melalui dua kali penmgukuran tersebut akan dihitung harga rata-rata ukuran diameter pohon yang diinginkan oleh pengukur (Dephut, 1992).
Dalam pengukuran luas bidang dasar pohon, diameter setinggi dada pada pohon yaitu 1.3 meter atau dalam satuan internasional setinggi 4.3 kaki (feet) di atas pangkal batang, dimana untuk pohon yang berdiri pada lereng, titik pengukuran haris ditentukan pad bagian atas lereng. Dalam tiap titik sampling luas bidang dasar diukur dengan alat pengukur sederhana. Alat ini merupakan alat pengukur koreksi secara otomatis seperti alat tongkat bitmore dan relaskop (Avery dan Burkhart, 1983).
Dalam kegiatan inventarisasi hutan denagn menggunakan petak ukur, akan didapati dua macam kesulitan. Ayng pertama adalah kesulitan dalam hal biaya pelakasanaan yang mahal dan yang kedua masalah dengan kecermatan hasil pengukuran yang bersumber pada pohon-pohon yang terletak di tepi batas petak ukur. Adanyan dua macam kesuilitamn tersebut mendorong para ahli inventarisasi hutan untuk selalu mencari metoda yang tepat dengan bentuk serta luas petak ukur yang tepat dan optimal. Hasilnya metoda inventarisasi hutan semakin beragam dan bentuk serta luas petak ukur yang dipakai juga semakin bervariasi (Herwiyono, 2000).

LBDS (Luas Bidang Dasar) Inventarisasi Hutan
Dalam penginventarisasian tegakan yang terdapa di hutan, khususnya dalam pencarian metode yang tepat untuk melakukan pengukuran luas bidang dasar suatu tegakan hutan, maka ditemukan suatu alat yang memiliki harga yang cukup rendah denagn tingkat akurasi yang cukup tinggi yaiotu Bitterlich. Nama alat Bitterlich sendiri merupakan nama penemu alat tersebut. Sehingga sistem pengukuran dengan menggunakan alat ini disebut sistem Bitterlich, atau yang dikenal juga dengan nama sampling titik (point sampling). Karena tidak diperlukan suatu petak ukur dengan batas tertentu maka metode ini dinamakan sebagai metode ”Plotless Sampling” (Simion, 1996).
Jika suatu kegiatan penginventarisasian tegakan di hutan akan dilakukan dengan pembuatan petak ukur, maka akan didapati beberapa kesulitan. Pertama akan ditemukan kesulitan dalam hal biaya pelaksanaan yang relatif mahal, dan masalah kecermtan hasil pengukuran yang bersumber pada pohon-pohon yang terletak pada tepei batas petak ukur. Adanya dua macam kesulitan ini tentu saja mendorong para ahli untuk melakukan pecobaan metode pengukurabn yang paling tepat dan dengan bentuk serta luas petaka ukur yang optimal sehingga saat ini metode yang digunakan dalam pengukuran semakin bervariasi (Dephut, 1992).
Dalam kegiatan pengukuran luas bidang dasar pohon dengan menggunakan alat Bitterlich, maka terlebih dahulu ditentukan arah pengukuran dengan menggunakan alat kompas yaitu alat arah dilakukannya penelitian pada titik-titik tertentu sepanjang garis tersebut, didaftar namanya dan kemudian diukur satu persatu secara berurutan. Akan tetapi pada pohon-pohon yang tampak memiliki diameter yang kecil tidak akan dilakukan pengukuran. Kemudian melalui hasil luas bidang dasar pohon tersebut dapat diukur/ditaksir dua parameter yang penting untuk inventarisasi hutan yaitu kepadatan bidang dasar tegakan, bentuk bidang dasar tegakan serta serta volume pohon maupun tegakan. Bentuk penampang lintang pohon yang tidak persis sama dengan lingkaran tidak dikoreksi di sini melainkan dikoreksi dengan penaksiran volume dengan memasukkan faktor bentuk yang akan diterangkan kemudian (Avery dan Burkhart, 1983).
Yang dimaksud dengan bidang dasar pohon adalah penampang melintang pada batang pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan tanah. Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti yang penting dalam suatu kegiatan penginventarisasian tegakan hutan yang menggunakan metode sampling titik (point sampling). Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling ini tidak sama seperti cara perhitungan lainnya melainkan ditaksir langsung dengan menggunakan tongkat Bitterlich atau alat-alat turunan seperti relaskop dan sebagainya (Husch, 1987).
Pemilihan alat pengukur yang tepat sesuai dengan kondisi tegakan memiliki arti yang penting dalam sampling titik agar diperoleh kecermatan yang bik dan dapat dilaksanakan sexara efisien. Pemilihan nilai ini mirip dengan penentuan luas petakm ukr yang lebih besar atau juga sebaliknya. Dalam luas bidang dasar pohon dapat diukur dua perameter penting untuk inventarisasi hutan yaitu kepadatan bidang dasar dan volume pohon atau tegakan. Bentuk penampang lintang pohon  yang tidak persis sama dengan lingkaran tidak dikoreksi di sini (Spuri, 1960).
Alat Bitterlich merupakan alat pengukur luas bidang dasar pohon yang praktis, memiliki harga yang relatif rendah dan alat ini juga dapat dibuat sendiri secara manual dengan alat-alat sederhana. Karena alat Bitterlich dapat dibuat sendiri secara manual, maka bisa saja terjadi kesalahan dalam pembuatan alat ini. Kasalahan yang mungkin terjadi adalah pada panjang tongka Bitterlich yang kurang tepat, atau celah pandang yang tidakm tepat lebarnya, sehingga dapat mempengaruhi hasil kecermatan dan ketelitian pengukuran alat ini. Masalah kelemahan kedua yang terdapat pada alat ini adalah kelemahan dalam hal menghadapi faktor kelerenagn dan topografis. Sering kali ini alat ini menghasilkan pengukuran yang tidak tepat jika dilakukan pada daerah yang memiliki kelereengan yang tinggi (Devries, 1986).
Penentuan volume secara langsung hanya bisa dilakukan untuk kayu dalam bentuk sertimen (lock), dengan menggunakan alat yang namanya xilometer, yaitu berupa bak perseguí yang diisi air. Sortimen yang akan diukur volumenya dimasukkan kedalam bak berisi air, volume kayu adalah pertambahan tinggi air dalam bak dikalikan luas penampang bak (Sutanto,1986).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar