4 TIPS BERSAHABAT SEKALIGUS MENGASUH ANAK INTROVERT
“Anakku dibilang drama queen karena
dia minta maaf saat bersalah. Tidak ada yang salah jika anak usia dua tahun
melakukannya. Dia memang anak berhati lembut.” Curahan hati penuh emosi dari
seorang ibu muda terlontar saat berbincang dengan saya. Putranya memang kalem
dan cenderung introvert sejak kami berkenalan pertama kali.
Memang seringkali kita mendengar
kalimat seperti, “aku bingung, anakku selalu saja susah berteman dengan
sebayanya, lebih senang mojok denganku.” Mengasuh anak kecil, terlebih dengan
kepribadian introvert, sebenarnya tak begitu sulit, namun memang sering
memusingkan.
Berikut beberapa tips yang akan
membantu proses pengasuhan anak introvert dengan pendekatan bersahabat. Tentu
saja berdasarkan pengalaman saya sebagai anak introvert.
1.
Berikan pelukan, bukan kemarahan
Seringkali orangtua marah karena anak introvert cenderung
pasif dalam melakukan sesuatu. Teriakan dan kata-kata negatif sering digunakan
untuk memacu anak introvert agar lebih aktif. Namun apakah itu berhasil ? berhasil pada awalnya tentu saja, namun sebuah
ingatan negatif akan tertanam di bawah sadar anak introvert yang memang
cenderung menyimpan banyak memori. Hal ini memberi efek yang membekas hingga
berkembang menjadi fobia saat dewasa dan hampir tak terdeteksi pada anak
introvert.
Apa itu fobia ? fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan
pada sesuatu benda, tempat atau peristiwa tertentu. Biasanya fobia dialami
karena peristiwa pahit lampau yang terjadi saat kecil. Contoh fobia dengan
benda antara lain : ketakutan saat melihat wortel, pisang, nasi kotak, kamera,
seragam sekolah, dan lain-lain. Contoh fobia dengan tempat : ketakutan saat
berada di daerah ketinggian, sungai, ruang sempit, dan lain-lain. Jika anak
introvert mempunyai fobia, ia akan merasakan ketakutan berlipat ganda
dibandingkan dengan anak lain. Hal ini disebabkan karena anak introvert
terbelenggu untuk mengutarakan emosinya, berbeda dengan anak extrovert.
2.
Masuklah dalam dunia mereka
Tak banyak orang tua bisa mengerti, mempunyai waktu dan mau
memasuki dunia anak-anak. Apalagi jika anak tersebut berkepribadian introvert
yang cenderung mempunyai duanianya sendiri. Beberapa waktu yang lalu saya
bertemu dengan seorang klien, ia berusia dua tahun dan terlahir sebagai bungsu
dua bersaudara. Ia duduk di sofa pojok ruangan dan begitu tenggelam dengan
streaming video online lagu anak-anak di tabletnya . namun di sela-sela
keasyikan menonton, saya tahu dia memperhatikan pembicaraan saya dengan
mamanya. Anak introvert memang pengamat yang baik.
Saya memutuskan mendekati dan bertanya tentang bagaimana
menjalankan tablet. Tak mudah awalnya, segala pancingan pembicaraan tak
diindahkannya, namun beberapa menit kemudian semua mencair. Kami berdua mulai
bermain trik sulap sederhana, mengunyah permen bersama dan menghitung ikan di kolam. Senyum dengan
gigi berderet nampak di wajahnya saat kami berbincang.
3.
Alihkan pikiran mereka
Trik sulap sederhana pada poin kedua saya lakukan untuk
mengalihkan perhatian dari tablet yang membuatnya menyendiri. Anda bisa
mengalihkan perhatian anak introvert dengan bermain atau bernyanyi bersama.
Memang tak serta merta teralihkan, namun patut dicoba. Amat baik jika Anda atau
suami mempunyai banyak waktu bersama dengan putra-putri Anda, dan akan lebih
baik lagi jika tidak ada media sosial, televisi, telepon genggam yang menyita
perhatian orangtua saat sedang bersama dengan anak-anak.
Jika Anda tidak mempunyai waktu untuk ke toko buku untuk
membeli buku trik sulap ataupun permainan interaktif lainnya, Anda bisa
mendapatkan buku elektronik secara Cuma-Cuma melalui media internet. Yang
terpenting bukan sarananya namun waktu yang Anda berikan.
4.
Terima apa adanya
Dalam masyarakat, banyak terjadi orangtua memaksakan anak introvert untuk
megikuti les ABCDE sampai X agar lebih
dapat bersosialisasi. Wajar memang orangtua ingin yang terbaik. Namun tentu
saja harus ditanyakan dulu keinginan anak. Seringkali les yang dipilihkan tidak
sesuai dengan hobi ataupun pribadi anak masing-masing. Bagaimanapun anak
tersebut yang akan menjalaninya setiap hari. Beruntung saya dilahirkan di
keluarga yang sangat toleran pada masing-masing anak. Kepribadian introvert
saya tidak pernah dibanding-bandingkan dengnan anak sebaya yang lain. Saya
dibebaskan untuk berekspresi dengan cara yang saya pilih, walaupun kadang
sedikit tak biasa.
Sumber : Ributrukun,com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar