H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Selasa, 05 Juli 2016

4 Tips Bersahabat



4 TIPS BERSAHABAT SEKALIGUS MENGASUH ANAK INTROVERT

“Anakku dibilang drama queen karena dia minta maaf saat bersalah. Tidak ada yang salah jika anak usia dua tahun melakukannya. Dia memang anak berhati lembut.” Curahan hati penuh emosi dari seorang ibu muda terlontar saat berbincang dengan saya. Putranya memang kalem dan cenderung introvert sejak kami berkenalan pertama kali.


Memang seringkali kita mendengar kalimat seperti, “aku bingung, anakku selalu saja susah berteman dengan sebayanya, lebih senang mojok denganku.” Mengasuh anak kecil, terlebih dengan kepribadian introvert, sebenarnya tak begitu sulit, namun memang sering memusingkan.

Berikut beberapa tips yang akan membantu proses pengasuhan anak introvert dengan pendekatan bersahabat. Tentu saja berdasarkan pengalaman saya sebagai anak introvert.
1.            Berikan pelukan, bukan kemarahan
Seringkali orangtua marah karena anak introvert cenderung pasif dalam melakukan sesuatu. Teriakan dan kata-kata negatif sering digunakan untuk memacu anak introvert agar lebih aktif. Namun apakah itu berhasil ?  berhasil pada awalnya tentu saja, namun sebuah ingatan negatif akan tertanam di bawah sadar anak introvert yang memang cenderung menyimpan banyak memori. Hal ini memberi efek yang membekas hingga berkembang menjadi fobia saat dewasa dan hampir tak terdeteksi pada anak introvert.

Apa itu fobia ? fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu benda, tempat atau peristiwa tertentu. Biasanya fobia dialami karena peristiwa pahit lampau yang terjadi saat kecil. Contoh fobia dengan benda antara lain : ketakutan saat melihat wortel, pisang, nasi kotak, kamera, seragam sekolah, dan lain-lain. Contoh fobia dengan tempat : ketakutan saat berada di daerah ketinggian, sungai, ruang sempit, dan lain-lain. Jika anak introvert mempunyai fobia, ia akan merasakan ketakutan berlipat ganda dibandingkan dengan anak lain. Hal ini disebabkan karena anak introvert terbelenggu untuk mengutarakan emosinya, berbeda dengan anak extrovert.

2.            Masuklah dalam dunia mereka
Tak banyak orang tua bisa mengerti, mempunyai waktu dan mau memasuki dunia anak-anak. Apalagi jika anak tersebut berkepribadian introvert yang cenderung mempunyai duanianya sendiri. Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seorang klien, ia berusia dua tahun dan terlahir sebagai bungsu dua bersaudara. Ia duduk di sofa pojok ruangan dan begitu tenggelam dengan streaming video online lagu anak-anak di tabletnya . namun di sela-sela keasyikan menonton, saya tahu dia memperhatikan pembicaraan saya dengan mamanya. Anak introvert memang pengamat yang baik.

Saya memutuskan mendekati dan bertanya tentang bagaimana menjalankan tablet. Tak mudah awalnya, segala pancingan pembicaraan tak diindahkannya, namun beberapa menit kemudian semua mencair. Kami berdua mulai bermain trik sulap sederhana, mengunyah permen bersama  dan menghitung ikan di kolam. Senyum dengan gigi berderet nampak di wajahnya saat kami berbincang.

3.            Alihkan pikiran mereka
Trik sulap sederhana pada poin kedua saya lakukan untuk mengalihkan perhatian dari tablet yang membuatnya menyendiri. Anda bisa mengalihkan perhatian anak introvert dengan bermain atau bernyanyi bersama. Memang tak serta merta teralihkan, namun patut dicoba. Amat baik jika Anda atau suami mempunyai banyak waktu bersama dengan putra-putri Anda, dan akan lebih baik lagi jika tidak ada media sosial, televisi, telepon genggam yang menyita perhatian orangtua saat sedang bersama dengan anak-anak. 

Jika Anda tidak mempunyai waktu untuk ke toko buku untuk membeli buku trik sulap ataupun permainan interaktif lainnya, Anda bisa mendapatkan buku elektronik secara Cuma-Cuma melalui media internet. Yang terpenting bukan sarananya namun waktu yang Anda berikan.

4.            Terima apa adanya
Dalam masyarakat, banyak terjadi orangtua memaksakan anak introvert untuk megikuti les ABCDE sampai X  agar lebih dapat bersosialisasi. Wajar memang orangtua ingin yang terbaik. Namun tentu saja harus ditanyakan dulu keinginan anak. Seringkali les yang dipilihkan tidak sesuai dengan hobi ataupun pribadi anak masing-masing. Bagaimanapun anak tersebut yang akan menjalaninya setiap hari. Beruntung saya dilahirkan di keluarga yang sangat toleran pada masing-masing anak. Kepribadian introvert saya tidak pernah dibanding-bandingkan dengnan anak sebaya yang lain. Saya dibebaskan untuk berekspresi dengan cara yang saya pilih, walaupun kadang sedikit tak biasa.

Sumber : Ributrukun,com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar