Kekerasan dalam Pacaran
Dalam
hubungan pacaran, tentu saja diharapkan bahwa hubungan berjalan dengan baik,
mulus, dan lancar. Siapapun tentu ingin hubungannya menjadi hubungan yang manis
dan menyenangkan.
Hanya
saja ternyata ada sejumlah hubungan pacaran yang tidak berjalan sebagaimana
yang diharapkan. Hal yang menyedihkan ketika hubungan yang seharusnya menjadi
hubungan yang saling membangun, ternyata menjadi hubungan yang diwarnai dengan
kekerasan.
Kekerasan
yang dimaksud disini bukan hanya berupa kekerasan fisik. Kekerasan fisik tentu
saja sudah sangat jelas cakupannya. Misalnya : memukul, menampar, meninju dan
lain-lain yang sifatnya menyakiti secara fisik.
Kekerasan
lain yang ada adalah kekerasan emosional. Jadi tidak ada unsur menyakiti secara
fisik, tetapi justru menyakiti secara emosi. Pada umumnya dilakukan dengan
kata-kata atau perilaku tertentu yang dapat menyakiti pasangannya secara emosi.
Seringkali kekerasan emosional berakibat lebih luas dibandingkan kekerasan
fisik, karena sifatnya yang merusak ke dalam jiwa.
Bentuk-bentuk
kekerasan emosional adalah membuat pasangan merasa kurang berharga, merasa
tidak aman, bahkan juga ancaman-ancaman untuk memutuskan hubungan jika pasangan
tidak melakukan hal yang diinginkan.
Kekerasan
fisik juga berefek kepada kesehatan jiwa pasangannya. Hanya saja, jika hanya
mengalami kekerasan fisik saja, tanpa mengalami kekerasan emosional, seseorang
bisa memutuskan hubungan dengan lebih mudah.
Sangat
disayangkan jika dalam suatu hubungan terdapat kekerasan, baik fisik maupun
emosional. Dalam 1 Korintus disebutkan bahwa kasih itu adalah :
“Sabar,
Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri dan Tidak Sombong, Tidak
melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak
pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersuka cita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, menutupi segala sesuatu, percaya segala
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”
Orang
yang melakukan kekerasan jelas tidak mengasihi. Bagaimana mungkin Anda
mengatakan mengasihi seseorang tetapi pada saat yang sama justru melukai
dirinya ?
Emosi
atau perasaan yang kita miliki, sebenarnya wajar dan normal untuk kita rasakan.
Hanya saja reaksi kita terhadap emosi tersebutlah yang kemudian perlu kita
perhatikan.
Saat
emosi menguasai diri kita, bukan sebaliknya. Biasanya hal-hal yang kurang baik
yang terjadi. Karena marah, memukul pasangan (kekerasan fisik). Karena marah,
memaki-maki pasangan (kekerasan emosional).
Bahkan
jika ada pasangan yang memaksa melakukan hubungan seksual dan mengancam untuk
memutuskan hubungan jika memang tidak dituruti, sebenarnya ini sudah termasuk
kekerasan dalam berpacaran.
Jika
ada pasangan yang setiap kali terjadi konflik dalam hubungan, lalu selalu
mengucapkan kata-kata minta putus, ini juga merupakan kekerasan dalam
berpacaran. Hal ini dapat menyebabkan pasangan merasa tidak aman dalam hubungan
itu.
Pada
dasarnya seseorang bisa melakukan kekerasan baik secara fisik maupun emosional
kepada seseorang, apalagi kepada pasangannya, itu merupakan suatu bentuk dari
hal yang ada di dalam hatinya. Jika seseorang sehat kondisi jiwanya, tentu saja
tidak akan melakukan kekerasan terhadap orang yang dikasihinya.
Jika
ini yang Anda alami, lebih cepat keluar dari hubungan pacaran tersebut akan
lebih baik bagi anda. Semakin lama berada dalam hubungan tersebut, semakin akan
menggrogoti diri Anda. Semakin cepat Anda keluar dari hubungan itu, semakin
cepat Anda dapat dipulihkan. Tuhan Yesus Memberkati (sumber : Angela)
Sumber
: Blessing Juli 2016
Field of volly |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar