H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 08 Agustus 2016

HUBUNGAN PACARAN



Kekerasan dalam Pacaran

Dalam hubungan pacaran, tentu saja diharapkan bahwa hubungan berjalan dengan baik, mulus, dan lancar. Siapapun tentu ingin hubungannya menjadi hubungan yang manis dan menyenangkan.

Hanya saja ternyata ada sejumlah hubungan pacaran yang tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal yang menyedihkan ketika hubungan yang seharusnya menjadi hubungan yang saling membangun, ternyata menjadi hubungan yang diwarnai dengan kekerasan.

Kekerasan yang dimaksud disini bukan hanya berupa kekerasan fisik. Kekerasan fisik tentu saja sudah sangat jelas cakupannya. Misalnya : memukul, menampar, meninju dan lain-lain yang sifatnya menyakiti secara fisik.

Kekerasan lain yang ada adalah kekerasan emosional. Jadi tidak ada unsur menyakiti secara fisik, tetapi justru menyakiti secara emosi. Pada umumnya dilakukan dengan kata-kata atau perilaku tertentu yang dapat menyakiti pasangannya secara emosi. Seringkali kekerasan emosional berakibat lebih luas dibandingkan kekerasan fisik, karena sifatnya yang merusak ke dalam jiwa.

Bentuk-bentuk kekerasan emosional adalah membuat pasangan merasa kurang berharga, merasa tidak aman, bahkan juga ancaman-ancaman untuk memutuskan hubungan jika pasangan tidak melakukan hal yang diinginkan.

Kekerasan fisik juga berefek kepada kesehatan jiwa pasangannya. Hanya saja, jika hanya mengalami kekerasan fisik saja, tanpa mengalami kekerasan emosional, seseorang bisa memutuskan hubungan dengan lebih mudah.

Sangat disayangkan jika dalam suatu hubungan terdapat kekerasan, baik fisik maupun emosional. Dalam 1 Korintus disebutkan bahwa kasih itu adalah :
“Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri dan Tidak Sombong, Tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”

Orang yang melakukan kekerasan jelas tidak mengasihi. Bagaimana mungkin Anda mengatakan mengasihi seseorang tetapi pada saat yang sama justru melukai dirinya ?
Emosi atau perasaan yang kita miliki, sebenarnya wajar dan normal untuk kita rasakan. Hanya saja reaksi kita terhadap emosi tersebutlah yang kemudian perlu kita perhatikan.
Saat emosi menguasai diri kita, bukan sebaliknya. Biasanya hal-hal yang kurang baik yang terjadi. Karena marah, memukul pasangan (kekerasan fisik). Karena marah, memaki-maki pasangan (kekerasan emosional).

Bahkan jika ada pasangan yang memaksa melakukan hubungan seksual dan mengancam untuk memutuskan hubungan jika memang tidak dituruti, sebenarnya ini sudah termasuk kekerasan dalam berpacaran.
Jika ada pasangan yang setiap kali terjadi konflik dalam hubungan, lalu selalu mengucapkan kata-kata minta putus, ini juga merupakan kekerasan dalam berpacaran. Hal ini dapat menyebabkan pasangan merasa tidak aman dalam hubungan itu.
Pada dasarnya seseorang bisa melakukan kekerasan baik secara fisik maupun emosional kepada seseorang, apalagi kepada pasangannya, itu merupakan suatu bentuk dari hal yang ada di dalam hatinya. Jika seseorang sehat kondisi jiwanya, tentu saja tidak akan melakukan kekerasan terhadap orang yang dikasihinya.

Jika ini yang Anda alami, lebih cepat keluar dari hubungan pacaran tersebut akan lebih baik bagi anda. Semakin lama berada dalam hubungan tersebut, semakin akan menggrogoti diri Anda. Semakin cepat Anda keluar dari hubungan itu, semakin cepat Anda dapat dipulihkan. Tuhan Yesus Memberkati (sumber : Angela)

Sumber : Blessing Juli 2016





Field of volly

Tidak ada komentar:

Posting Komentar