KECOCOKAN
Kecocokan
merupakan suatu tolak ukur yang sering disebutkan dalam hal mencari pasangan
hidup. Seperti apakah kecocokan itu ? apakah kecocokan itu berarti 100% sama ?
apakah kecocokan itu berarti 90% sama ?
Sayangnya
karena kecocokan bukan merupakan cabang ilmu pasti yang dapat diukur dalam
bentuk persentase, tidak dapat dibuat dalam hitungan dan rumusan untuk itu.
Dalam Alkitab tidak disebutkan mengenai kata “kecocokan”, yang ada adalah kata
“kesepadanan”.
Hal itu
dicatat dalam Kitab Kejadian, yaitu Tuhan Allah berfirman : “tidak baik, kalau
manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang
sepadan dengan dia.”
Permasalahannya
seperti apakah seseorang yang cocok dan sesuai dengan kita ? apakah seseorang
yang memiliki sifat sama persis dengan kita ? apakah seseorang yang memiliki
kemampuan yang sama persis dengan kita ? kecocokan jika dilihat dalam hal
kesepadanan itu sifatnya sangat penting.
Di luar
konsep kesepadanan, kecocokan yang umum dipikirkan adalah bukan harus selalu
memiliki karakter atau kemampuan yang sama. Seorang penolong adalah seorang
yang dapat membantu kita, sehingga bersamanya kita dapat mencapai tujuan yang
Tuhan berikan dalam hidup kita dengan lebih mudah.
Tuhan
menjanjikan kuk (beban) yang ringan kepada kita, sehingga ia katakan bahwa
tidak baik seorang itu sendiri saja. Mengapa demikian ? karena dengan seorang
diri saja, seseorang harus menopang kuknya itu sendirian.
Jika
beban 10 kg ditopang sendiri maka yang ditopang adalah 10 kg. Sementara jika
memiliki pasangan, maka yang ditopang tentu saja kurang dari 10 Kg itu. Dengan
demikian beban yang diangkat akan lebih ringan daripada harus mengangkatnya
seorang diri.
Tidak ada
pasangan yang benar-benar cocok dari awal. Untuk dapat sesuai, persis, cocok
100% satu dengan lainnya itu diperlukan suatu usaha dan kerja sama yang terus
menerus.
Bagaimana
mungkin suatu pasangan benar-benar cocok ? mereka berasal dari dua keluarga
yang berbeda, merupakan dua orang dari gender yang berbeda, memiliki karakter,
kebiasaan, kesukaan yang berbeda. Jadi bagaimana mungkin suatu pasangan
benar-benar cocok ?
Hanya ada
kecocokan karena hasil usaha. Kesepadanan itu sifatnya mutlak. Jika tidak
dicapai maka yang ada adalah hubungan yang timpang. Sementara kecocokan,
sifatnya adalah diusahakan.
Semakin
banyak kesamaan latar belakang, karakter, kebiasaan, kesukaan, memang akan
semakin mudah dua orang merasa cocok. Hanya saja semakin banyak kesamaan saja
tidak menjamin dua orang akan benar-benar merasa cocok.
Untuk
benar-benar menjadi cocok, diperlukan unsur komunikasi dan juga mengerti
pasangannya. Untuk benar-benar menjadi cocok, kedua belah pihak perlu untuk
menempatkan kebutuhan pasangan di atas kepentingan sendiri.
Bayangkan
dua orang kekasih yang kedua-duanya sangat senang berbicara. Jika keduanya
berbicara pada saat yang sama, siapakah yang mendengarkan ? jadi perlu untuk
mengerti pasangannya dan membiarkan pasangannya untuk berbicara terlebih dahulu
dan ia mendengarkan. Lalu pasangannya membiarkan dirinya untuk berbicara dan
ganti mendengarkan.
Untuk
menjadi cocok, juga diperlukan untuk menghasilkan buah roh secara terus
menerus. Siapakah yang tidak senang bersama orang yang penuh kasih, selalu
sukacita, memiliki damai sejahtera, penuh kesabaran, kemurahan hati, kebaikan
dan kesetiaan ?
Tentu
saja karena dalam suatu hubungan terlibat dua orang di dalamnya diperlukan dua
pihak tersebut untuk berusaha dalam hubungan tersebut, bukan hanya salah
satunya. Dan terlebih lagi karena dalam hubungan ada Tuhan sebagai inisiator
dari hubungan itu, jelas kedua belah pihak perlu menjaga hubungan dengan Tuhan
senantiasa.
Kecocokan
bukanlah sesuatu yang dapat dimunculkan sehari atau dua hari. Kecocokan
merupakan suatu proses belajar dan bertumbuh bersama-sama. Tuhan Yesus
Memberkati
Sumber :
Angela Blessing 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar