H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 08 Agustus 2016

PIDATO LENGKAP SRI MULYANI DI KAMPUS UI



PIDATO LENGKAP SRI MULYANI DI KAMPUS UI
BY : SRI MULYANI  INDRAWATI (Direktur Pelaksana Bank Dunia)

Selamat pagi, selamat datang semuanya
Terima kasih kepada Universitas Indonesia, yang telah menjadi tuan rumah untuk acara yang menarik ini. Saya senang dapat kembali ke kampus, ke almamater saya.
Disinilah saya mulai belajar ilmu ekonomi, sebuah disiplin ilmu yang telah membekali saya dengan pengetahuan teknis tentang berbagai masalah pembangunan dan ekonomi. Di Universitas Indonesia jugalah idealisme dan pemikiran saya mengenai hal-hal politik mulai tumbuh dan berkembang.

Selama belajar, mengajar, dan melakukan penelitian di UI, saya melihat dan terlibat dengan proses transisi Indonesia menuju demokrasi dan menerapkan desentralisasi dan otonomi daerah. Saya juga melihat bagaimana Indonesia menangani krisis ekonomi 1997/1998.

Pengetahuan teknis yang saya pelajari sangat membantu memahami masalah dengan objektif dan akurat, yang menghasilkan pemikiran, solusi kebijakan yang kredibel yang sangat bermanfaat pada saat saya mengemban tugas sebagai pejabat negara. Kini, saya menjambat sebagai Managing Direktor dan Chief Operating Officer Bank Dunia.
Di Bank Dunia, kami memiliki 2 tujuan, pertama , mengentaskan kemiskinan ekstrem di negara-negara berkembang. Kedua, memastikan meratanya kesejahteraan masyarakat. 

Pengetahuan dan pengalaman saya di Universitas Indonesia, maupun sebagai mantan Menteri Keuangan, sangat relevan dalam memahami masalah pembangunan negara-negara berkembang.

Setiap saya bertemu dan membahas masalah pembangunan di negara-negara klien World Bank dan mengevaluasi opsi-opsi kebijakan dalam konteks politik yang mereka miliki, saya selalu teringat kembali akan berbagai hal yang telah saya pelajari disini.
Di Washington DC, saya sering menerima kunjungan kelompok pelajar dan mahasiswa Indonesia yang memiliki keingintahuan yang begitu tinggi.

Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah apa yang dapat dilakukan kaum Muda Indonesia agar bisa meraih kesuksesan di dalam negeri maupun arena global ?
Pertanyaan ini sangat penting. Kini, anak muda merupakan sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia, jumlah mereka melebihi 65 juta warga. Di tangan generasi muda inilah terletak kunci keberhasilan negeri ini.

Pada saat yang sama tantangan lingkungan semakin sulit. Contohnya, saat ini di Bank Dunia, kami mengkhawatirkan mengenai rapuhnya pertumbuhan ekonomi dunia yang sering disertai gejolak. Pada bulan juni, kami merevisi proyeksi pertumbuhan dunia ke 2,4% turun dari proyeksi kami pada bulan januari yang sebesar 2,9%.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan perubahan struktural ekonomi di Tiongkok sangat berpengaruh di seluruh dunia. Saya baru kembali dari Argentina minggu lalu. Melemahnya ekspor ke Tiongkok telah melemahkan ekonomi di Argentina, yang memiliki 35% ekspor ke Tiongkok.

Kondisi yang sama dialami negara-negara di Amerika Latin, Afrika, Asia Tengah serta Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tiongkok menerima 11% barang ekspor Indonesia.

Negara-negara berkembang yang selama dua dekade terakhir menjadi mesin pertumbuhan dunia, saat ini menghadapi tantangan berat, ibarat badai yang datang bersamaan secara sempurna atau perfect storm.
Perfect storm ini berupa melemahnya ekonomi dan perdagangan dunia, perlambatan dan perubahan struktural ekonomi Tiongkok, rendahnya harga-harga komoditas, menurunnya aliran modal ke negara berkembang, meluasnya konflik dan serangan terorisme, serta perubahan iklim global.

Negara-negara pengekspor komoditas, dengan jutaan penduduk miskin, mengalami pukulan paling keras. Sebanyak 40% revisi penurunan ekonomi dunia berasal dari kelompok negara-negara ini.
Kondisi seperti ini memerlukan kerjasama yang semakin erat dan kuat dan koordinasi kebijakan antarnegara. Kerja sama ini dapat membangun kembali kepercayaan dan menghilangkan halangan perdagangan dan investasi untuk menunjang produktivitas dan memulihkan pertumbuhan ekonomi.

Namun yang terjadi di dunia adalah sebaliknya. Di berbagai belahan dunia, populisme tengah bangkit dan bahkan meluas. Kesediaan untuk bekerjasama antarnegara berada pada titik terendah sepanjang sejarah. Apa yang terjadi di Inggris dengan keputusan untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) adalah salah satu contoh.
Bagaimana Indonesia harus menyikapi lingkungan dan kecenderungan global tersebut ? tuntutlah ilmu dan kuasai kemampuan teknis yang terbaik. Jangan pernah berhenti belajar.

Hadirin yang terhormat,
Indonesia memiliki potensi besar dan dapat menjadi pelaku global yang disegani. Namun potensi ini harus diwujudkan menjadi kinerja dan prestasi.
Untuk itu diperlukan generasi muda yang percaya diri, dengan visi luas dan ambisi dan kreativitas yang kuat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan guna menciptakan kemakmuran, kemajuan peradaban, dan keadilan sosial.
Berbagai data memberikan optimisme, namun juga mengingatkan kita akan besarnya tantangan untuk memajukan Indonesia. Bagaimana kita bisa melangkah maju bersama untuk masa depan lebih baik ?

Pertama , jadilah bagian dunia yang berperan aktif
Dengan globalisasi , dunia menjadi “lebih kecil”. Ibaratnya seperti sebuah kampung atau “global village” yang menyatukan umat manusia, bisnis, modal, teknologi, informasi dan pengetahuan yang terus tersebar tanpa mengenal zona waktu ataupun perbatasan negara.

Globalisasi memberikan peluang untuk menciptakan peluang untuk menciptakan kemajuan perekonomian semua negara di dunia.
Negara-negara yang sukses mengentaskan kemiskinan dan mencapai kemakmuran adalah mereka yang  mampu memanfaatkan globalisasi, serta membangun ketahanan dan menjaga diri dari gejolak globalisasi.

Indonesia tidak terkecuali dalam konteks ini. Bagi bangsa Indonesia, visi global, dan cita-cita untuk mendunia sudah lama ditanamkan oleh pendiri bangsa ini.
Dalam kurun waktu lebih dari 50 tahun terakhir, Indonesia telah memanfaatkan perdagangan dan investasi global untuk mengatasi kemiskinan dan memajukan pembangunan.

Meningkatnya integrasi ASEAN merupakan peluang besar bagi Indonesia. Perdagangan intra-ASEAN mencapai lebih dari US$ 600 miliar per tahun dan perdagangan dengan negara di luar ASEAN mencapai di atas US$ 1,9 triliun per tahun.
Integrasi ASEAN yang lebih mendalam dapat menjadi katalis dalam mentransformasi produktivitas tenaga kerja Indonesia. Indonesia memiliki rata-rata upah di bidang manufaktur terendah. Namun biaya per unit tenaga kerjanya relatif tinggi, mencerminkan produktivitas tenaga kerja yang belum baik. Ini tantangan besar.

Integrasi pasar global juga menghendaki dukungan infastruktur untuk konektivitas yang efisien dan kompetitif. Biaya perdagangan di Indonesia saat ini relatif tinggi, sekitar 130% dibandingkan 90-110% bagi Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Baru-baru ini, Indonesia melakukan paket kebijakan perdagangan yang cukup signifikan, untuk mengurangi hambatan perdagangan dan investasi. Ini perkembangan yang baik, karena sebelumnya, menurut laporan Global Alert, Indonesia termasuk salah satu negara yang paling sering menerapkan hambatan perdagangan.
“Ini perkembangan yang baik, karena sebelumnya, menurut laporan Global Alert, Indonesia termasuk salah satu negara yang paling sering menerapkan hambatan perdagangan”

Fokus pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di seluruh Kepulauan Indonesia merupakan langkah yang tepat. Saya berharap ke depan, Indonesia akan terus memelihara dan memiliki kebijakan keterbukaan, yang harus disertai upaya memperkuat kualitas sumber daya manusia dan kualitas kelembagaan. Ini penting untuk menopang peran dan kepemimpinan Indonesia di Kawasan Asia maupun di Arena global.

Kepemimpinan Indonesia tidak saja baik untuk bangsa Indonesia, tetapi juga baik dan diperlukan di kawasan dan di dunia. 

Dan ini membawa saya pada rekomendasi kedua : jangan melupakan mereka yang tertinggal, salah satu kekhawatiran terbesar saya adalah meningkatnya ketimpangan di antara masyarakat. Indikator kesenjangan (koefisien gini) Indonesia meningkat tajam dari 30 pada tahun 2003, ke-41 pada tahun 2014. Ketimpangan yang sangat tajam bisa menghambat potensi pertumbuhan jangka panjang Indonesia.

Masalahnya, ketimpangan di Indonesia banyak ditentukan oleh hal-hal yang luar kendali penderita. Sepertiga dari ketimpangan di Indonesia  disebabkan oleh empat faktor pada saat seseorang lahir : provinsi tempat mereka lahir, apakah tempat lahir itu desa atau kota, apakah kepala rumah tangga perempuan dan tingkat pendidikan orang tua.

Dengan kata lain, kesenjangan pendapatan bukan sekedar dampak dari ketimpangan semata, tetapi akibat adanya ketimpangan peluang. Anak-anak Indonesia yang lahir dengan ketimpangan tersebut akan sulit mengatasi ketimpangan di masa depannya. Ketidak adilan ini harus diatasi segera. 



Show Time

Tidak ada komentar:

Posting Komentar