MELEKAT KEPADAKU
Mazmur 91:1-16 , 2 September 2023
Ada kisah tentang pertengkaran antara pohon besar dan pohon kecil. Pohon besar selalu mengolok-olok pohon kecil bahwa dia tidak berguna dan lemah sehingga dengan mudah akan roboh. Berjalannya waktu, suatu saat ada angin kencang menerpa kedua pohon itu. Anehnya pohon yang kecil dapat tetap berdiri kokoh karena memiliki akar yang kuat. Berbeda dengan pohon besar yang ternyata roboh diterpa oleh angin kencang itu.
Memang ini adalah sebuah ilustrasi, tetapi ada makna yang dalam dari pelajaran ini. Marilah kita membaca Mazmur 91:14 yang berkata, “Sungguh hatinya melekat kepadaKu...” Apa artinya melekat ? Menyatu dan tidak bisa dipisahkan. Contoh paling sederhana adalah pohon dan akarnya. Jika keduanya melekat kuat maka akan sulit untuk merobohkannya. Hari ini kita akan membahas tentang kata melekat. Ayat 14 dalam versi bahasa Inggris mengatakan mencintai. Jadi alasan sederhana kita ada bersama Dia adalah karena kita mencintaiNya.
Ada hubungan antara melekat dan cinta. Hal ini tidak bisa dipisahkan. Kenapa ada orang yang tetap bertahan dan terus setia mengiring Tuhan walaupun maut menjadi taruhannya ? Itu karena dia mencintai Tuhan. Pertanyaannya adalah apakah Saudara sudah mengenal Tuhan ? Renungkan dan jawablah dengan baik-baik di dalam hati Saudara. Ingat, orang yang mengenal Tuhan pasti dia akan melekat kepada sumbernya yaitu Yesus.
Pertanyaannya sekarang, apakah kita sudah melekat atau belum ? Hal itu bisa dijawab dari buah hidup orang percaya. Setiap hari membaca firman Tuhan tidak menjamin seseorang melekat. Memberi perpuluhan bukan tolak ukur jika seseorang melekat, bahkan menjadi pelayan Tuhan juga tidak membuktikan seseorang melekat.
Jika begitu apa yang menjadi bukti bahwa seseorang melekat ? Hidupnya sudah berpadanan atau sesuai dengan sumbernya. Jangan berkata bahwa kita melekat jika bohong jalan terus, memaki tidak berhenti, dan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Tanda kita melekat adalah ada buah yang keluar dari hidup kita dimana hal itu menyenangkan banyak orang dan terlebih lagi Tuhan. Teruslah menempel dengan Sumber hidup kita melalui pertobatan dan selalu rindu menyenangkanNya. (LG)
“Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau ! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu (Amsal 3:3)”
Mau melekat dengan Dia ? Belajarlah mencintaiNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar