HARAPAN
DAN SEMANGAT
Tidak
bisa dipungkiri bahwa ada hubungan yang erat antara harapan dan semangat.
Banyak orang berkata bahwa harapan adalah bahan bakar untuk semangat hidup.
Para motivator handal sering menyatakan bahwa hope can be helping oppressed
people everywhere atau “harapan dapat membantu orang yang merasa tertekan di
mana saja”. Orang yang mempunyai harapan dan semangat, pasti dia akan berbuat
lebih untuk mencapai apa yang dia rindukan. Dalam hal ini, sekali lagi Yakub
adalah contohnya. Mari kita perhatikan Kej 29:20,30b :
Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun
lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya
seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada rahel. Demikianlah ia
bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi.
Tujuh tahun bukanlah waktu yang
singkat, tetapi Yakub tidak memandangnya sebagai waktu yang lama. Padahal, saat
dia harus bekerja sebagai penggembala kambing domba milik Laban, suatu
pekerjaan yang menuntut kerja keras dan tanggung jawab. Dia dengan penuh
semangat bekerja untuk laban. Bahkan, dia mau menjalani tujuh tahun yang kedua
untuk bekerja bagi Laban sekalipun Laban telah menipunya beberapa kali. Mengapa
? karena dia punya harapan untuk mendapatkan rahel, sebuah harapan yang
diberikan sendiri oleh Laban, ayah Rahel.
Kalau
kita tidak mempunyai harapan dan semangat, itu bagai orang mati selagi masih
hidup atau hidup enggan mati tak mai. Sudah pasti kita akan “Pasrah bongkokan”,
menyerah pada situasi dan tidak mau berbuat lebih, untuk berbuat yang seperti
biasanya pun kita akan sangat enggan. Tentu ini sangat disayangkan, sebab
sebagai orang percaya seharusnya kita hidup berdasarkan harapan dan semangat,
sehingga kita bisa terus maju dan berkembang. Harapan dan semangat mendorong
kita untuk melakukan lebih banyak dari yang sebelumnya. Semua perkerjaan berat
pun terasa lebih ringan, dan waktu yang lama pun terasa lebih singkat. Hasilnya
pun akan jauh lebih memuaskan.
Sumber : Mansor edisi januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar