Perencanaan Trase Jalan
Hutan
Pada perencanan
trase jalan hutan hal yang penting harus diperhatikan adalah persyaratan teknis
jalan hutan, yaitu kemiringan lapangan memanjang jalan tidak boleh melewati
12%, sedapatnya lebih kecil dari 10% (Muhdi, 2002).
Jarak terdekat
antara titik A ke titik B berupa garis lurus. Semakin lurus jalan yang dibuat
maka biaya jalan akan semakin murah. Adanya pembatas-pemtasa atau keadaan di
lapangan (misalnya : keterangan, tanah stabil, tempat migrasi satwa, dll),
menyebabkan pembuatan jalan yang lurus tidak sepenunya dapat dilaskanakan.
Dihutan produksi terrdapat areal yang harus dihindari areal.kawasan tertentu yang
dilindungi peraturan perundang-undangan misalnya kawsan lindung, kanan kri
sungai, mata air dan areal yang sangat curam (Muhdi,2002).
Pada lokasi-lokasi
baru dari lintas jalur dia atas mana grade adalah yang paling penting, peta
kontur yang teliti harus ada. Relokasi dari lintas jalur yang ada. Seperti
jalan raya, kadang-kadang dapat dibuat dengan merevisi survey pendahuluan
langsung di atas tanah. Cara ini yang dinamakan “lokasi lapangan” atau “lokasi
langsung”. Tidak dianjurkan untuk garis baru. Memang beenar bahwa beberapa insyinyur mempunyai kemampuan yang luar biasa
untuk melokasikan garis yang memuaskan, meskipun tidak selalu yang paling baik
untuk melokasikan garis yang memuaskan, meskipun tidak selalu yang paling baik
dengan cara-cara lapangan langsung. Bakat seperti ini tidak dapat diremehkan
tapi pada lahan yang sulit tetap diperlukan. Studi di kantor yang teliti dengan
bentuk atau bantuan peta kontur (Meyer dan David, 1984).
Pada jalan yang
menanjak lereng resiko kecelakaan sangat besar. Kerugian lan dari jalan yang
terlalu menanjak akan memeprsingkat masa pakai/life time alat (misalnya masa
pakai truk 10 tahun menjadi hanya 5 tahun). Jalan yang terlalu menanjak juga
akan meningkatkan biaya operasional (biaya mesin, BEM/Oli, pemeliharaan dan perbaikan
alat) (Muhdi, 2002).
Pada praktikum
Keteknikan Hutan ini pembatasnya adalah lereng (helling). Dimana
helling/kemiringan maksimal trace jalan di daerah daftar maksimal 5%, sedang
6-7% dan berat 8-10%. Adapun alat dan bahan yang dipegunakan pada praktikum
kali ini adalah peta kontur, busur, jangka, kalkulator, dan alat tulis lainnya
yang mendukung dalam pembuatan trace jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar