DI BALIK KETEGASAN AYAHMU,
ADA 7 HAL YANG TAK PERNAH KAMU TAHU
Sumber : www.hipwee.com
Selama ini ibu memang sosok yang
paling dekat denganmu. Buatmu ibu sosok yang bisa lebih mengerti kalian
ketimbang ayah. Buatmu ibu juga sosok yang selalu penuh dengan kelembutan dalam
mengurus dan menghadapimu. Berbeda dengan ayah yang waktunya untukmu sedikit
sekali, kalian bisa bertemu seharian penuh paling di saat akhir pekan saja.
Ditambah sosok ayah yang lebih keras dan kaku dari ibu, membuat kamu sering
segan bahkan takut dengannya.
1.
Ayah marah bukan tak sayang, ia
sebenarnya khawatir jika kamu melakukan hal yang merugikan dirimu sendiri
Ketika kamu membuat kesalahan , reaksi ayah memang marah
sekali. Ia menasehatimu dengan nada yang cukup tinggi dan kadang perkataannya
cukup nyelekit di hati. Bahkan marahnya ayah bisa berlanjut dengan memberikan
sangsi , membuat kamu benar-benar merasa terpojokkan dengan kesalahan.
Rasanya memang tak menyenangkan, malah kamu sempat berpikiran
jika ayah jangan-jangan tak sayang denganmu. Padahal di balik marahnya ayah ada
rasa khawatir yang besar sekali. Namanya orang tua pasti selalu punya harapan
dan tak ingin anaknya melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri. Bukankah
hal seperti ini tanda jika sayangnya ke kamu ini besar sekali.
2.
Tanpa pernah kamu tahu, ada rasa
bersalah dan penyesalan ketika amarahnya tak bisa dikontrol dan lepas begitu
saja di depanmu
Di matamu ayah mudah sekali menumpahkan amarahnya.
Seolah-olah marah-marah itu hal biasa yang dikeluarkan tanpa beban. Seakan
marah itu bagian dari sikapnya sebagai seorang ayah atau kepala rumah tangga.
Padahal, buatnya marah itu hal yang sulit sekali. Jangan kira ayah tak
terbebani dengan pilihan sikapnya ini. Ayahmu tetap seorang manusia biasa yang
punya perasaan. Hanya saja tanggung jawabnya dalam membentukmu menjadi pribadi
yang baik mengharuskannya tegas.
3.
Sikap kerasnya ayah muncul seiring
dengan rasa tanggung jawabnya ke kamu. Ia hanya ingin kamu menjadi
sebaik-baiknya pribadi kelak
Ayah memang tak pernah mengandungmu, tapi darahnya yang
mengalir di tubuhmu tetap membuat ikatan batin kalian kuat. Bahkan saat kamu
masih ada dalam kandungan, ayahmu sudah memikirkan bagaimana memenuhi
kebutuhanmu kelak, bagaimana membimbingmu untuk tumbuh dan menjadi dewasa,
hingga bagaimana membantumu membangun masa depan.
Semua pikiran itulah yang akhirnya menanamkan tanggung jawab
di dirinya, dan setelah kamu lahir, merasakan bagaimana sulitnya menghadapi dan
membimbingmu untuk jadi pribadi sebaik-baiknya, sikap kerasnya pun
perlahan-lahan muncul dan mengharuskannya untuk tegas.
4.
Ayah memang lebih kaku didepanmu,
tapi di belakang ia sebenarnya ingin sekali bisa tahu semua tentangmu
Sosok ibu memang paling dikagumkan olehmu. Sebab ibu selalu
menawarkan kelembutan dan bisa lebih fleksibel saat menghadapimu yang melakukan
kesalahan. Kebersamaan kamu dengan ibu yang lebih banyak pun membuat kamu lebih
sering dan mudah bercerita apapun. Sedangkan ayah, sedikitnya waktu bertemu
kalian membuat sosoknya terlihat kaku dan seperti tak peduli dengan dirimu
Ayah juga tak seperti ibu yang dengan mudah mengatakan rasa
sayangnya. Ayah tak menangis atau terlihat secemas ibu saat kamu jatuh sakit.
Ayah juga tak segera merangkulmu ketika kamu melakukan hal yang membanggakan,
paling ia hanya mengusap kepalamu. Tapi dibalik kekakuannya yang membuatnya
terlihat tak peduli, justru menyimpan rasa keingintahuan yang besar terhadap
dirimu.
Dibelakang kamu ayah selalu menanyakan perkembanganmu ke ibu.
Ayah pun sering diam-diam memperhatikan kamu. Lebih penting lagi, ayah seperti
ibu yang selalu mendoakan segala kebaikan untuk kamu anak kesayangannya.
5.
Buatmu perkataan “tidak” ayah itu mengesalkan
sekali, tapi buatnya itu lebih menyakitkan lagi karena tak bisa menuruti
permintaanmu ini
Ada rasa kesal yang timbul saat permintaanmu ini ditolak
olehnya. Rasanya kamu ingin marah balik kepada ayah dan menentang keputusannya.
Namun dikenyataannya itu hanya kamu pendam saja, sambil terus berprasangka,
jika ayah kamu ini kunolah, kakulah, atau terlalu berlebihan menjagamu.
Padahal jika kamu tahu, perkataan “tidak” itu sama saja
seperti belati menggores hatinya. Ia merasa bersalah karena tak bisa menuruti
permintaanmu, sebab dia punya alasan tersendiri yang berlandaskan rasa
khawatir. Sayangnya sejauh ini kamu belum pernah mengetahui ini.
6.
Saat kamu kesal dengannya atau
membuat kesalahan yang besar. Ayah tak hanya sedih, ia juga merasa bersalah karena
belum bisa menjadi sebaik-baiknya orangtua
Kamu boleh saja berbalik kesal saat ayah melarangmu. Atau
kamu boleh menganggapnya jahat karena tega memarahi saat kamu membuat
kesalahan. Tapi perlu kamu tahu, jika ayahmu ini sedih sekali setelah memarahi
atau melarangmu. Ayah menyalahkan dirinya sendiri karena belum bisa menjadi
sebaik-baiknya orangtua. Dalam hatinya ada rasa ingin meminta maaf dan
merangkulmu jika perlu, tapi kembali lagi ayah terlalu bingung untuk melakukan
hal itu
7.
Di balik diamnya, ayah selalu
berharap kamu mengatakan jika ia sosok laki-laki yang membuatmu merasakan cinta
tulus pertama kali
Ayah hanya akan berbicara saat harus menasehatimu atau
bertanya beberapa pertanyaan jika memang itu penting sekali. Selebihnya selain
mengajakmu bercanda, ayah akan lebih banyak diam. Sampai kadang kamu bertanya
sendiri apa sih yang sebenarnya ayah pikirkan.
Kalau mau tahu, dibalik pendiamnya itu ayah selalu berharap
jika kelak ia mendengar pernyataan langsung dari dirimu, jika ia sosok
laki-laki pertama yang membuatmu merasakan cinta tulus pertama kali. Serta
sosok yang berusaha menjadi pahlawan, meski sebenarnya masih banyak kekurangan
dirinya.
Sekeras apapun ayah, segalak apapun saat mengingatkanmu, ia tetap
orangtua yang selalu menyayangimu. Dalam darahmu akan selalu mengalir darahnya,
sebab itu ikatan batin kamu dan ayah sebenarnya pun tak kalah kuat dari ibu.
Outbond Trikora 2015 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar