H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Selasa, 05 Juli 2016

Di Balik Ketegasan Ayah



DI BALIK KETEGASAN AYAHMU, 
ADA 7 HAL YANG TAK PERNAH KAMU TAHU

Sumber : www.hipwee.com
Selama ini ibu memang sosok yang paling dekat denganmu. Buatmu ibu sosok yang bisa lebih mengerti kalian ketimbang ayah. Buatmu ibu juga sosok yang selalu penuh dengan kelembutan dalam mengurus dan menghadapimu. Berbeda dengan ayah yang waktunya untukmu sedikit sekali, kalian bisa bertemu seharian penuh paling di saat akhir pekan saja. Ditambah sosok ayah yang lebih keras dan kaku dari ibu, membuat kamu sering segan bahkan takut dengannya.
1.       Ayah marah bukan tak sayang, ia sebenarnya khawatir jika kamu melakukan hal yang merugikan dirimu sendiri
Ketika kamu membuat kesalahan , reaksi ayah memang marah sekali. Ia menasehatimu dengan nada yang cukup tinggi dan kadang perkataannya cukup nyelekit di hati. Bahkan marahnya ayah bisa berlanjut dengan memberikan sangsi , membuat kamu benar-benar merasa terpojokkan dengan kesalahan.
Rasanya memang tak menyenangkan, malah kamu sempat berpikiran jika ayah jangan-jangan tak sayang denganmu. Padahal di balik marahnya ayah ada rasa khawatir yang besar sekali. Namanya orang tua pasti selalu punya harapan dan tak ingin anaknya melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri. Bukankah hal seperti ini tanda jika sayangnya ke kamu ini besar sekali.

2.       Tanpa pernah kamu tahu, ada rasa bersalah dan penyesalan ketika amarahnya tak bisa dikontrol dan lepas begitu saja di depanmu
Di matamu ayah mudah sekali menumpahkan amarahnya. Seolah-olah marah-marah itu hal biasa yang dikeluarkan tanpa beban. Seakan marah itu bagian dari sikapnya sebagai seorang ayah atau kepala rumah tangga. Padahal, buatnya marah itu hal yang sulit sekali. Jangan kira ayah tak terbebani dengan pilihan sikapnya ini. Ayahmu tetap seorang manusia biasa yang punya perasaan. Hanya saja tanggung jawabnya dalam membentukmu menjadi pribadi yang baik mengharuskannya tegas.

3.       Sikap kerasnya ayah muncul seiring dengan rasa tanggung jawabnya ke kamu. Ia hanya ingin kamu menjadi sebaik-baiknya pribadi kelak
Ayah memang tak pernah mengandungmu, tapi darahnya yang mengalir di tubuhmu tetap membuat ikatan batin kalian kuat. Bahkan saat kamu masih ada dalam kandungan, ayahmu sudah memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhanmu kelak, bagaimana membimbingmu untuk tumbuh dan menjadi dewasa, hingga bagaimana membantumu membangun masa depan.
Semua pikiran itulah yang akhirnya menanamkan tanggung jawab di dirinya, dan setelah kamu lahir, merasakan bagaimana sulitnya menghadapi dan membimbingmu untuk jadi pribadi sebaik-baiknya, sikap kerasnya pun perlahan-lahan muncul dan mengharuskannya untuk tegas.

4.       Ayah memang lebih kaku didepanmu, tapi di belakang ia sebenarnya ingin sekali bisa tahu semua tentangmu
Sosok ibu memang paling dikagumkan olehmu. Sebab ibu selalu menawarkan kelembutan dan bisa lebih fleksibel saat menghadapimu yang melakukan kesalahan. Kebersamaan kamu dengan ibu yang lebih banyak pun membuat kamu lebih sering dan mudah bercerita apapun. Sedangkan ayah, sedikitnya waktu bertemu kalian membuat sosoknya terlihat kaku dan seperti tak peduli dengan dirimu
Ayah juga tak seperti ibu yang dengan mudah mengatakan rasa sayangnya. Ayah tak menangis atau terlihat secemas ibu saat kamu jatuh sakit. Ayah juga tak segera merangkulmu ketika kamu melakukan hal yang membanggakan, paling ia hanya mengusap kepalamu. Tapi dibalik kekakuannya yang membuatnya terlihat tak peduli, justru menyimpan rasa keingintahuan yang besar terhadap dirimu.
Dibelakang kamu ayah selalu menanyakan perkembanganmu ke ibu. Ayah pun sering diam-diam memperhatikan kamu. Lebih penting lagi, ayah seperti ibu yang selalu mendoakan segala kebaikan untuk kamu anak kesayangannya.

5.       Buatmu perkataan “tidak” ayah itu mengesalkan sekali, tapi buatnya itu lebih menyakitkan lagi karena tak bisa menuruti permintaanmu ini
Ada rasa kesal yang timbul saat permintaanmu ini ditolak olehnya. Rasanya kamu ingin marah balik kepada ayah dan menentang keputusannya. Namun dikenyataannya itu hanya kamu pendam saja, sambil terus berprasangka, jika ayah kamu ini kunolah, kakulah, atau terlalu berlebihan menjagamu.
Padahal jika kamu tahu, perkataan “tidak” itu sama saja seperti belati menggores hatinya. Ia merasa bersalah karena tak bisa menuruti permintaanmu, sebab dia punya alasan tersendiri yang berlandaskan rasa khawatir. Sayangnya sejauh ini kamu belum pernah mengetahui ini.

6.       Saat kamu kesal dengannya atau membuat kesalahan yang besar. Ayah tak hanya sedih, ia juga merasa bersalah karena belum bisa menjadi sebaik-baiknya orangtua
Kamu boleh saja berbalik kesal saat ayah melarangmu. Atau kamu boleh menganggapnya jahat karena tega memarahi saat kamu membuat kesalahan. Tapi perlu kamu tahu, jika ayahmu ini sedih sekali setelah memarahi atau melarangmu. Ayah menyalahkan dirinya sendiri karena belum bisa menjadi sebaik-baiknya orangtua. Dalam hatinya ada rasa ingin meminta maaf dan merangkulmu jika perlu, tapi kembali lagi ayah terlalu bingung untuk melakukan hal itu

7.       Di balik diamnya, ayah selalu berharap kamu mengatakan jika ia sosok laki-laki yang membuatmu merasakan cinta tulus pertama kali
Ayah hanya akan berbicara saat harus menasehatimu atau bertanya beberapa pertanyaan jika memang itu penting sekali. Selebihnya selain mengajakmu bercanda, ayah akan lebih banyak diam. Sampai kadang kamu bertanya sendiri apa sih yang sebenarnya ayah pikirkan.
Kalau mau tahu, dibalik pendiamnya itu ayah selalu berharap jika kelak ia mendengar pernyataan langsung dari dirimu, jika ia sosok laki-laki pertama yang membuatmu merasakan cinta tulus pertama kali. Serta sosok yang berusaha menjadi pahlawan, meski sebenarnya masih banyak kekurangan dirinya.
Sekeras apapun ayah, segalak apapun saat mengingatkanmu, ia tetap orangtua yang selalu menyayangimu. Dalam darahmu akan selalu mengalir darahnya, sebab itu ikatan batin kamu dan ayah sebenarnya pun tak kalah kuat dari ibu.



Outbond Trikora 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar