PANGGUNG VS MEZBAH
Di dalam
pelayanan kita selalu akan ada 2 sisi kecenderungan yang akan muncul, apakah
sebagai panggung atau sebagai mezbah.
Panggung
membuat kita menuntut, tetapi mezbah membuat kita rela meletakkan
Panggung
seringkali membuat diri kita menghirup pujian dan menikmati suara tepuk tangan,
tapi mezbah sunyi dari gempita penghargaan
Panggung
mengerjakan sesuatu yang sesaat dan lalu hilang, tetapi mezbah mengerjakan
suatu kekekalan
Panggung
adalah suatu kebanggaan, tapi mezbah adalah suatu ekspresi tahu diri
Panggung
selalu mendorong kita untuk rebutan yang paling depan, tapi mezbah membuat kita
bersedia berada di paling bawah untuk diinjak supaya saudara kita bisa naik
Panggung
selalu menyediakan lampu sorot yang sangat terang, menyilaukan lalu kemudian hilang
lenyap tak berbekas, tapi mezbah adalah
suatu titik sinar kecil yang kian lama kian terang namun akhirnya menjadi suluh
yang sangat cemerlang
Panggung
adalah ekspresi bahwa “aku bisa”.... “aku mampu”... tapi mezbah adalah ekspresi
“aku hanya hamba yang dimampukan”
Panggung
seringkali membuat kita merasa aku adalah yang terutama dan terpenting tapi
mezbah membuat kita tersungkur dengan gemetar dan sadar bahwa kita ini bukan
siapa-siapa.
Panggung
adalah bau kedagingan yang menyengat dan akan tetap tercium walau terbungkus
parfum termahal di dunia sekalipun, namun mezbah adalah bau harum yang menetes
keluar dari kedagingan yang dipotong dan diletakkan dengan air mata.
Panggung
adalah rumah bagi para bintang untuk beraksi tapi mezbah adalah tempat para hamba
memberi diri
*ya
Tuhan, anugerahi kami untuk mengerti pentingnya membangun mezbah dan
menyingkirkan panggung dalam setiap pelayanan kami. Amin. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar