Penetapan
Kadar Air Kapasitas Lapang
Keadaan
air pada kapasitas lapang ini adalah jumlah banyaknya kandungan air (% vol)
dalam tanah sesudah air gravitasi turun sama sekali. Tanah yang jenuh air
karena hujan lebat atau irigasi kemudian dibiarkan selama 48 jam sehingga air gravitasi dengan bebas
turun sama sekali. Pada keadaan ini tanah mengandung air yang terbanyak bagi
tanaman, yaitu pori makro terisi oleh udara dan air yang tersedia, sedangkan
pori-pori mikro diisi seluruhnya oleh air. Kandungan air ini ditahan oleh
sesuatu kekuatan sebesar pF 2,54 atau 1/3 atm (Sarief, 1986).
Banyaknya
kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air dalam
tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang
diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Kandungan air pada
kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan air 1/3 bar,
sedang kandungan air pada titik layu permanent adalah pada tegangan 15 bar. Air
yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan 1/3 bar
sampai 15 bar. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih
kecil daripada bertektur halus. Oleh
karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir pada umumnya lebih mudah
kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat (Hardjowigeno,
2007).
Nilai
kapasitas lapang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
- Tekstur
tanah: Kapasitas lapang pada tanah yang bertekstur halus lebih besar
daripada tanah bertekstur kasar.
- Struktur
tanah: Kapasitas lapang pada tanah yang berstruktur dengan pori-pori halus
lebih besar daripada kapasitas lapang tanah yang berstruktur dengan
pori-pori kasar.
- Bahan
organik: Kapasitas lapang pada tanah yang mempunyai kandungan bahan
organik tinggi lebih besar daripada kapasitas lapang tanah yang
mempunyaikandungan bahan organik yang rendah.
- Jenis
koloid: Kapasitas lapang pada koloid humus lebih besar daripada kapasitas
lapang pada koloid liat.
- Macam
kation yang diserap tanah: Kapasitas lapang pada koloid natrium lebih
besar daripada kapasitas lapang koloid Mg dan lebih besar dari koloid Ca.
(Hasibuan, 2006).
Air
bebas menurun terus sampai ke lapisa air tanah sehingga di dalam tanah tinggal
air yang tertahan oleh tanah. Tetapi tidak semua jenis tanah bisa menahan
jumlah air yang sama. Semakin halus partikel-partikel tanah semakin banyak air
yang tertahan, karena permukaan tanah halus lebih luas daripada tanah yang
kasar, humus lebih halus lagi, maka akan menahan jumlah air yang lebih
banyak.Tanaman itu menghisap air dari tanah, hanya air kapilerlah yang dihisap
lebih dahulu, sehingga lapisan air pada permukaan agregat sedikit demi sedikit
akan berkurang. Lama-kelamaan tanah akan mengering atau tinggal sedikit sekali,
semakin kering/ sedikitnya airlapisan pada agregat itu makindipertahankan dan
makin sulit dihisap oleh tanaman. Dan inilah saat tanaman menjadi layu, karena
kekuatan tanah menahan air lebih kuat daripada daya hisap tanaman (Suhardi,1983).
Secara
umum diketahui bahwa tanah berpasir lebih kering daripada tanah berliat. Satu
alasannya adalah bahwa tanah yang bertekstur halus mampu menahan lebih banyak
air yang dapat digunakan. Tanah liat lempung yang dapat mengikat 18 persen air
yang dapat digunakan dibandingkan dengan 8 persen untuk lempung berpasir. Tanah
liat lempung mengandung air pada titik layu lebih banyak daripada kandungan
lempung berpasir pada kapasitas lapangan (Foth, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar